32

737 109 17
                                        

-

"Barangnya udah lengkap semua kan?"

"Udah kok."

"Oke. Mau aku bawain aja koper kamu ke dalem?"

Rai menggeleng cepat. "Gak usah gak usah. Biar aku aja, Han."

"Yaudah deh," setuju Arhan. Ia maju satu langkah untuk mendekat pada Raia. Tangannya dengan segera menarik pelan kepala gadisnya untuk ia kecup sekilas. "Hati-hati. Selalu kabarin aku kalo ada apapun."

Pesan tersebut diangguki Rai. "Oke." Gadis itu tersenyum senang. Ini yang selalu ia syukuri dengan adanya pemuda yang dua tahun lebih tua itu, setidaknya Rai mendapat perhatian yang selama ini tidak ia dapat dari sosok orang tuanya.

"Masuk gih," suruh Arhan.

"Kamu dulu sana."

"Aku tungguin disini, mastiin kamu masuk dulu."

Rai berdecak. "Kamu ada kelas kan pagi ini, udah deh kamu dulu yang cabut."

Tak mau memperpanjang, pemuda itu akhirnya mengalah. "Oke," setujunya.

Arhan masuk ke dalam mobilnya setelah mengusak rambut Rai sekilas. Tangannya bergegas untuk menurunkan kaca mobilnya hingga habis dan melambaikan tangan sebelum melaju menjauhi gadisnya.

"Byeee!!" seru Raia balas melambaikan tangan.

Setelah kendaraan putih itu menghilang di belokan, Rai menurunkan tangannya dengan ekspresi kosong.

Lagi-lagi ia melanggar niatnya sendiri. Jalan hubungan mereka yang beracun akhirnya tetap berlanjut lagi.

Alurnya tetap sama, Arhan yang mengaku menyesal dan berjanji akan bersikap lebih baik, kemudian Rai yang memaafkan dan menerima semuanya karena sadar, ia juga masih membutuhkan eksistensi pria itu sebagai sandarannya meski terkadang menyakiti perasaannya.

Menyadari terlalu banyak melamun, Rai segera menggeret kopernya untuk masuk ke dalam. Dan yap, ia membawa koper ke sekolah karena mereka sekarang akan berangkat study tour seperti rencana.

Keadaan ramai di dalam lobi, karena memang itu adalah titik kumpul mereka sebelum berangkat menaiki bis untuk pergi ke bandara.

Mata Rai memperhatikan sekitar untuk mencari teman-temannya yang lain dan HA! Kakinya langsung melangkah riang menghampiri mereka yang sedang berkumpul.

"Heh!" Dengan iseng Rai menepuk belakang kepala Athar.

"Anjing," kaget cowok itu.

Agarish, Radhea dan Ezra terkekeh karena memang hanya ada mereka, plus Athar saja di sini.

"Si Liv sama Diandra belom dateng?"

"Hooh, mereka janjian mau barengan sih katanya," jawab Athari.

Anggukan menjadi jawaban Rai. Beberapa menit ke depan semua murid disuruh berkumpul dan di beri briefing terlebih dahulu untuk kemudian diperintahkan segera menuju ke parkiran dan memasuki bus masing-masing.

Bersama dengan yang lainnya, mereka pun meninggalkan area lobi dan bergegas pergi ke parkiran sesuai perintah.

"Si Liv sama Diandra kok masih belum dateng juga sih?" heran Rai. Tidak biasanya juga gadis-gadis itu terlambat seperti ini.

"Gak tau, nih anak dua mau ketinggalan bus apa gimana," sahut Radhea. Rautnya terlihat sedikit gelisah. Apalagi sekarang keramaian sudah mulai surut karena sebagian anak-anak mulai memasuki bisnya masing-masing.

"Telpon lagi coba, Thar," titah Agarish. Mereka memilih untuk tinggal sebentar lagi disaat yang lain sudah bergegas memasuki bus.

Athar mengangguk dan langsung menghubungi kedua nomor temannya itu. "Gak ada yang ngangkat." Cowok itu tampak gelisah. Gak mungkin kan Diandra gak ikut?

BE WITH ME | wolfiebear [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang