seven; take it

1K 134 15
                                    


-

Livia mendongak ke arah Athar yang berdiri menjulang disamping mejanya. Cewek itu menaikkan sebelah alis heran. "Kenapa, Thar?"

Bukannya langsung menjawab, cowok itu malah membungkuk dan mengisyaratkan Livia untuk mendekat. Setelah itu ia mulai membisikkan maksud tujuannya yang membuat Liv sedikit melotot.

"Ada pergerakan juga, Lo," kelakar cewek itu.

"Iyalah, gue mah gentle kali. Makanya lo harus bantuin gue."

"Bantuin? Gimana?"

Athar berdecak gemas, "KAN TADI GUE BISIKINNN."

"Hah? Hah ya iya gue dukung, tapi?" Livia agak termenung sambil melihat mata penuh harap cowok di depannya kemudian beralih menatap kursi sebelahnya yang kosong karena sang empunya sempat pamit ke koperasi tadi. "Ck, Thar gamau ah. Masa gue harus pindah tempat duduk," Livia menolak ajakan Athar untuk tukar tempat duduk yang alasannya agar mempermudah PEDEKATE.

"Yahh, Liv. Ayo dong."

"Gak mauuuu."

"Katanya mau bantuin gue," rajuk Athar yang tadinya hampir putus asa, tetapi matanya tidak sengaja menemukan sebuah sampul buku yang sangat ia kenali. "LO BACA BUKU INI JUGA?"

"IH IYA! Kok lo tau sih?" kaget Liv sekaligus bingung.

"Ya gue baca juga kaleeee," timpal Athar membolak-balik lembar novel fantasi tersebut.

"Hah? Cowok kayak lo suka baca novel?"

"Omongan lo yang 'hah? cowok kayak lo' tuh maksudnya gue cowok yang kayak gimana ya, Mbak? Gue dah khatam kali seri yang ini mah."

"HEHEHE, gak nyangka aja sih gue lo suka baca novel. Tapi serius lo udah beres baca semua?"

Athar menganggukkan kepalanya angkuh, kemudian sebuah ide terlintas di kepalanya. "Lo baru punya seri berapa aja?" tanyanya antusias.

"Ya ini aja satu. Orang baru mulai baca kemaren."

"Gue pinjemin deh seri yang kedua asal kita tukeran tempat duduk. Gimana?" tawar Athar.

"Dih, gak mau. Lo pikir gue gampang kena sogok apa," tolak cewek itu tanpa pikir panjang.

"Ah lo mah. Gue pinjemin semua serinya deh."

"Ck, gak mau."

"Gue beliin yang baru gimana?"

"Satu seri doang?" Duh, Livia mulai tergiur, gimana nih.

"SAMPE SERI TERAKHIR, LIV! Gue jabanin elah."

"DEAL!" Livia menjabat tangan Athar dengan wajah sumringah. "Mau tukeran sekarang?"

Athar yang wajahnya masih melongo hanya mengangguk.

"Okedeh," jawab gadis itu kemudian memasukkan barang-barangnya ke dalam tas dan beranjak berdiri. "Semangat!" pesannya diiringi tepukan penyemangat ke bahu Athari yang masih mematung.

Haduh, keluar modalnya gede juga ya mau pdkt-in si Diandra doang. Waktunya say goodbye pada uang jajan.

Btw, yang tadi ngomong gak gampang kena sogok siapa, ya?








Livia ragu-ragu menghampiri bangku nomor empat yang tepat disamping dinding sambil memeluk tasnya. Beberapa sekon cewek itu hanya berdiri di sisi meja sambil memperhatikan seorang cowok yang menelungkup kan kepalanya diatas tumpukan tangan sambil menghadap tembok.

BE WITH ME | wolfiebear [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang