-
Tiga hari sudah berlalu sejak Livia menemani Agarish mencari hadiah ulangtahun untuk Bunda cowok itu. Dan itu berarti hari ini hari rabu dimana tepatnya hari Tante Tessa berulang tahun.
Iya, nama ibu Agarish Tessa. Liv sempat berkenalan dengannya beberapa waktu lalu saat mereka mengadakan kerja kelompok di rumah pemuda itu.
Sebenarnya tidak ada acara khusus sih, tapi kebetulan ada tugas Fisika yang harus dikerjakan secara kelompok, jadilah Livia yang tahu kalo hari rabu ini bertepatan dengan hari ulangtahun Tante Tessa berinisiatif mengajak Regu Lima buat kerkom di rumah Aga aja.
Livia si pembuat ide datang terakhir sambil cengar-cengir saat teman-temannya yang lain menatap ia yang baru masuk ke rumah Agarish.
"Liat neh siapa yang baru dateng!!" seperti biasa si Athar menyambut dengan kata-kata kompornya.
"Yang ngajak siape yang telat siape, huuuy!!" Si Ezra menyahuti. Di samping cowok itu ada Rai yang sedang senderan pada pundak Ezra melambaikan tangan ke arah Liv sambil tersenyum lebar.
"Hahaha sorry sorry, gue lupa naro hp dimana tadi, jadi nyariin dulu deh," aku Livia sambil tersenyum memperhatikan deretan gigi rapinya. Livia sepertinya sudah terbiasa dengan sindiran yang aslinya cuma becandaan mereka.
Emang syarat nomer satu bergaul sama mereka tuh gak baperan kayaknya.
"Eh Liv udah dateng?" tanya Agarish yang baru keluar dari dapur.
Cewek yang menjinjing paper bag itu mengangguk, "hm, baru aja. Tante Tessa mana?"
"Bunda di dapur nyiapin makanan sama si Radhea," sahut Aga yang mulai mendudukkan dirinya di atas sofa. "Duduk sini, kek patung aja berdiri di situ."
Ngomong-ngomong Radhea ini dulunya tetangga Agarish. Rumahnya tepat di depan rumah cowok itu yang sekarang diisi oleh Wanita muda dan seorang anak kecil yang bernama Cakra, anak yang sempat diceritakan Agarish. Jadi maklum aja Radhea nempel banget sama Tante Tessa dan berani banget sama Agarish karena memang mereka menghabiskan masa kecil bersama.
Livia menghampiri, kemudian duduk di sebelah Agarish. Emang tempat itu doang yang kosong, si Athar dengan gak tau malunya duduk sambil selonjoran di sofa panjang. Ngabisin tempat aja.
"Punya korek gak?" tanya Livia sambil mengeluarkan cake dari dalam paper bag yang daritadi ia jinjing.
"OMG bagus banget kuenya," Rai bersuara dan mendapat balasan senyum kecil Livia
"Ya ampun repot amat bawa kue segala," Agarish geleng-geleng kepala.
"Nih tangkep," celetuk Athar sambil melempar korek api tanpa aba-aba.
Livia yang kaget mana sempet nangkap, akhirnya tuh korek malah kena kepalanya. "Ih tolol banget sih main lempar-lempar gak bilang dulu!!" kesal Livia. Soalnya lumayan sakit juga, tapi cowok itu malah terbahak melihat ekspresi Livia yang meringis sambil memegangi kepalanya.
"Bocah gendeng," ujar Agarish sambil sedikit terkekeh melihat kelakuan sobat karibnya.
"Sorry sorry," ampun Athar yang kena pelototan cewek itu. "Lo sekarang jago juga ngomong kasar."
"Ajaran lo ya bangsat," ungkap Agarish.
Dipikir dia gak tau apa pas si Athar dengan otak seblengnya ngajarin Livia ngomong beberapa kata umpatan. Inget banget Aga pas temannya itu berucap gini, "ah lo masih kurang bakat Liv, udah mulai dari level rendah dulu aja kayak 'TOLOL LO!' suaranya lebih dikuatkin lagi. Buru coba!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BE WITH ME | wolfiebear [END]
FanfictionDua orang yang tiba-tiba dekat, padahal gak akrab dan gak pernah ngobrol selama sekelas. ft. 04L & 05L