38

824 85 13
                                    


-


"Dadah bunda!"

Bunda Sera tersenyum manis, gemas dengan bocah laki-laki yang saat ini tengah melambaikan tangannya. Dirinya bahkan sampai tergugah untuk mengecup pipi gembul bocah itu karena tak tahan dengan tingkah lakunya. "Dadah, Cakra. Bilangin ke Aga, bawa mobilnya hati-hati ya."

Jemari kecil itu langsung membetuk tanda bulat sambil mengangguk. "Okay!" Dirinya kemudian berdiri dan melongok ke jok depan dimana Agarish duduk. "Aga kata bunda nyetirnya ati-ati. Kalo nggak kamu di tangkap pak polisi loh."

"Siap laksanakan!" seru pemuda yang duduk di bangku setir itu sambil menunjukkan gestur hormat.

Bunda Sera terkekeh melihat interaksi manis keduanya. Ia kemudian sedikit membungkukkan badannya guna melihat putranya lewat jendela mobil. "Ga, Hati-hati ya. Kalo mau makan jangan lupa angetin dulu lauknya. Sama kalo Cakra rewel coba kamu ajak main aja, Tante Fey kayaknya pulang agak maleman deh."

Mendengar semua celotehan tulus itu Agarish tersenyum simpul. Mungkin wanita itu bukan ibu kandungnya, bahkan mereka tidak memiliki ikatan darah apapun, tapi kasih sayangnya benar-benar tak tertandingi.

Benar, Bunda Sera memiliki kasih sayang yang tulus. Bahkan Cakra, anak tetangganya itu sampai ikutan menyebutnya Bunda saking dekatnya.

"Iya, Bun."

"Yaudah, Bunda masuk dulu."

Agarish mengangguk. "Kalo mau pulang telpon aja. Biar Aga jemput,"

"Iya. Dahh," sahut Bunda Sera yang mulai beranjak dari sana.

"BUNDA!! Sama Cakra belum dadah!"

Sontak langkah kaki wanita dewasa itu terhenti. Dirinya membalikkan badan guna melihat pemandangan bocah yang saat ini protes sambil menyembulkan kepalanya di jendela mobil.

Senyumnya kembali terbit. Ia kemudian melambaikan tangannya pada Cakra yang masih cemberut. "Yah, Bunda lupa. Bye-bye Cakra!!"

Merasa puas, bocah itu nyengir. "Bye, Bunda!"


"Heh bocil!"

Cakra menoleh.

"Lu pindah ke depan, sini. Dikira Aga tuh supir pribadi apa," gerutu Agarish yang berniat kembali pulang setelah Ibunya sampai tujuan alias rumah temannya. Wanita itu memang memiliki agenda arisan bersama teman-temannya yang dilaksanakan setiap minggu.

"Emang supir." Cakra menyilang kan tangannya di depan dada sambil memasang wajah sombong.

"Cih, dasar bocil nyebelin," sebalnya. "Bodo deh, yang duduk di belakang gak bakal di kasih kentang goreng."

Dalam sekejap, eksistensi anak laki-laki itu menghilang di jok belakang. Buru-buru beralih ke bagian depan dan duduk manis dengan raut wajah antusiasnya. "Yang duduk di belakang gak di kasih kentang goreng. Tapi Cakra duduk di depan, wle."

Agarish terbahak dengan tingkah laku anak itu. Tanpa membuang waktu ia langsung melakukan kendaraannya setelah memastikan seatbelt bocah itu sudah terpasang dengan aman.

Dirinya membelokkan mobil ke arah drive thru Mcd untuk memenuhi ucapan impulsif nya pada si bocah, membeli kentang goreng. Disela-sela waktu antre, tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di otaknya. Ia mengambil ponselnya yang teronggok di dashboard.

Sebuah nama yang berada di kontaknya menjadi tujuan. Livia.

"Cak, mau main sama Livia gak?"

Mendengar nama itu Cakra langsung menoleh. "MAU!" serunya antusias.

BE WITH ME | wolfiebear [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang