Dan pada akhrinya semuanya harus berakhir disini terlebih dahulu—diruang kepala sekolah.
Yup, benar sekali. Alih-alih membawa Jaemin ke ruang uks untuk di obati, Jeno malah harus membawa pacarnya itu masuk ke ruang kepala sekolah terlebih dahulu.
Ceklek. Jeno menoleh saat pintu tiba-tiba saja terbuka dan langsung menampilkan Renjun yang datang dengan ekspresi panik.
Renjun menoleh, atensinya langsung terarah pada Jeno yang duduk di kursi yang disediakan. Ia berlari kecil menghampiri laki-laki itu lalu duduk disampingnya, "Jen! Bagaimana Jaemin?! Dimana dia?!" Tanyanya dengan nada panik.
Jeno menoleh ke arah pintu lain yang ada disana, seolah menyuruh sosok yang baru tiba itu untuk ikut melihat ke arah pintu.
Renjun mengikuti arah pandang Jeno, setelahnya ia menghela napas kasar sambil mengusap wajahnya frustasi.
"Apa Jaemin sudah sempat diobati?" Tanyanya lagi. Jeno menggeleng, "belum. Kami baru akan ke uks saat tiba-tiba saja kepala sekolah memanggilnya," sahut Jeno jujur.
Lagi-lagi helaan napas keluar dari bibir tipis miliknya, Renjun menautkan tangannya lalu menggenggam tangannya dengan erat.
"Semoga Jaemin baik-baik saja dan segera keluar dari sana.. lukanya akan berbahaya jika tidak segera di obati.." lirihnya sambil matanya yang terus melihat ke arah pintu yang masih tertutup rapat itu.
Jeno ikut menghela napasnya, ia mengangguk kecil dengan kedua tangannya yang bertaut didepan wajahnya.
"Semoga dia baik-baik saja."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Na Jaemin, Hwang Hyunjin."
Panggilan itu berhasil membuat kedua tersangka pembuat kegaduhan disekolah itu sontak menoleh pada laki-laki bersetelan jas didepannya.
Jaemin tampak sangat tenang seolah sudah biasa dihadapkan dengan situasi seperti ini—seperti kata Jeno, Jaemin sangat ahli dalam merubah ekspresinya.
Tuan Hwang Minhyun alias kepala sekolah NEO hanya bisa menghela napasnya saat melihat kedua siswanya itu duduk didepannya.
Jika ini tentang Hyunjin, maka ia sudah biasa.
Tapi ini tentang Na Jaemin, bagaimana anak seperti Jaemin bisa melakukan kegaduhan seperti ini?
Minhyun menghela napasnya sambil menatap kedua siswanya bergantian. Ia melipat kedua tangannya diatas meja, "jadi apa alasan kalian berkelahi?" Tanyanya to the point.
"Na Jaemin yang memulai perkelahian lebih dahulu dengan memukul saya!" Jawab Hyunjin dengan berapi-api.
Jawaban dari Hyunjin tentunya membuat laki-laki disampingnya sontak menoleh dan melayangkan tatapan tergelak.
Jaemin berdecih lalu beralih menatap Hyunjin dengan tatapan remeh. "Are you sure? Aku? Yang memulai perkelahian?" Ucapnya dengan sebuah seringaian diakhirnya.