Jeno menatap Jaemin dengan tatapan nyalangnya, keduanya terbangun dalam keadaan yang benar-benar canggung dimana sama-sama tidak menggunakan busana.
Belum lagi, dirinya juga terkejut saat mengetahui bahwa dirinya sama sekali tidak menggunakan busana, di tambah dengan Jaemin yang memeluknya begitu erat saat ia baru bangun tidur.
Dan jangan lupakan, perutnya sakit dan mual-mual, di tambah bagian belakangnya yang terasa sakit.
Very annoying morning!
Helaan napas panjang terdengar dari belah bibir Jeno, obsidian hitamnya menatap sosok Na Jaemin dengan tatapan tajam.
"Oke, aku mengerti situasinya."
Senyum manis Jaemin terpancar dari wajah manisnya itu, ia menatap Jeno dengan tatapan hangatnya.
"Kalau begitu, bagaimana? Kamu mau menjadi submisive-ku?" Tanya Jaemin dengan senyum tanpa dosanya. Jeno tertohok saat mendengar ucapan Jaemin, ia menatap pemuda Na itu dengan tatapan nyalangnya.
"In your dream. Kejadian semalam terjadi tanpa kesadaranku, jadi jangan harap hal itu akan terjadi, terulang kembali." Tekan Jeno dengan wajah memerahnya-antara marah dan malu.
Jaemin mengerucutkan bibirnya, ia memainkan jari-jari lentiknya di atas selimut, bergerak dengan gerakan memutar.
"Ah, sayang sekali, padahal aku sangat senang saat mendengar suara desahanmu tadi malam, bahkan suaramu masih terus menggema di telingaku sampai pagi ini," ujar Jaemin frontal. Jeno mendengus, ia menolehkan kepalanya ke arah berlawanan dengan Jaemin.
"Berhenti mengatakan hal-hal seperti itu! Aku sudah bilang, kejadian tadi malam adalah hal yang tidak di sengaja!" Sanggah Jeno, ia buru-buru bangun dari ranjangnya. Bibirnya kembali meringis kala ia merasa bagian belakangnya terasa sangat sakit saat ia buat berdiri.
"Shit! Apa yang kamu lakukan padaku semalam?!" Pekiknya kesal.
Jaemin menggidikkan bahunya, "hanya sedikit hentakan pada prostatmu dengan sedikit kasar," jawab Jaemin dengan santai yang tentunya di hadiahi tatapan maut oleh calon kucingnya itu. Jaemin buru-buru menggelengkan kepalanya ia menggerakkan tangannya membuat gerakan 'X'.
"Tidak-tidak, aku benar-benar hanya sedikit kasar, tidak benar-benar kasar!" Sanggah Jaemin di sertai senyumannya isengnya. Jeno menghela napas kasar, meski terasa sakit ia harus segera pergi dari sini.
"Aku harap kamu menutup mulut soal kejadian ini, Na Jaemin."
Setelah mengucapkan itu Jeno keluar dari kamar itu, menyisakan Jaemin yang masih menatap kepergian Jeno dengan tidak rela.
"Huft, kenapa dia sangat sulit di dekati sih? Padahal dia hanya perlu bilang 'yes' lalu aku jamin dia akan bahagia, daripada terus-menerus menjadi badboy dengan label dominan tapi tidak puas, lebih baik menjadi pacarku." Cibir Jaemin sambil mencebikkan bibirnya, huft ia harus melakukan sesuatu agar calon kucingnya benar-benar menjadi kucingnya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.