benift! 12. SWITCH! [library]

14.8K 1K 21
                                    

WARN!
PERHATIKAN JUDUL DAN URUTAN CHAPTER YA!


"Hello, cattie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hello, cattie."

Chup!

Jaemin berhasil mencuri ciuman dari bibir tebal Jeno. Ia mengulas senyum kala Jeno mendengus lalu memalingkan wajahnya dengan pipi yang memerah.

Jaemin menarik kursi yang ada didekat Jeno lalu duduk disana sembari menatap pacarnya itu dari samping.

"Sedang baca apa, cat—"

"Stop calling me cattie! Na Jaemin!" Potong Jeno dengan nada kesal yang disahuti kekehan kecil oleh Jaemin.

Jaemin terkekeh lalu mengangguk, "baik-baik, aku tidak akan memanggilmu cattie lagi kalau kita disekolah," ujar Jaemin. Ia menumpu wajahnya dengan sebelah tangannya, "jadi.. sedang baca apa sayangku?"

Jeno tersedak saat mendengar kata 'sayangku' keluar dari mulut Jaemin. Ia melayangkan tatapan tajam ke arah pemuda Na itu, "panggil yang wajar-wajar saja Jaemin!"

Jaemin mengerenyitkan dahinya, "itukan wajar bagi orang yang pacaran." Jeno memutar bola matanya malas, "kau lupa?

backstreet."

"Huft." Jaemin menghela napasnya, "ya, baiklah."

Pemuda Na itu membenarkan posisi duduknya menjadi tegak. "Sedang membaca buku apa, Lee Jeno?" Tanyanya lagi dengan nada yang terdengar terpaksa.

Sudut bibir Jeno terangkat membuat garis senyum tipis, ia menutup bukunya lalu meletakkan buku itu didepan Jaemin.

Jaemin melirik buku itu, "Demian? You like this book?" Tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh si pemilik buku.

Jeno kembali mengambil bukunya. "Aku melihat buku ini di toko buku lalu membelinya," ujar Jeno. Ia melipat sudut lembaran dibukunya guna menandakan sampai mana ia sudah membacanya.

Jaemin mengangguk paham, "jadi ini bukan buku perpustakaan?" Jeno menggeleng sebagai jawaban.

"Kalau kau membelinya, kenapa kau membacanya disini?" Jeno merotasikan matanya, ia beralih menjadi duduk sembari menatap Jaemin. "Karena aku mau."

"Sudahlah. Aku harus pergi, selamat tinggal."

Jeno bangun dari duduknya, berniat meninggalkan Jaemin disana sebelum tangannya dicengkeram oleh dominannya itu.

Jaemin menarik tangan Jeno hingga membuat sang empu oleng dan jatuh duduk diatas pangkuan Jaemin.

"Akhh! Na Jaemin!" Pekiknya. Jaemin tersenyum, ia menyelipkan tangannya guna memeluk tubuh pacarnya itu.

Jeno bersungut, ia mencoba melepaskan tangan Jaemin dirinya. "Jaemin! Lepas! Bagaimana kalau ada yang lihat?!" Sungut Jeno yang dibalas gelengan oleh pacarnya itu.

Jaemin makin mengeratkan pelukannya, bahkan ia menumpu wajahnya dibahu tegap sang kekasih. Deruan napas Jaemin langsung bertabrakan dengan leher jenjang milik Jeno membuat sang empu mendesis pelan kala merasa terpaan napas Jaemin dilehernya.

Jaemin mendekatkan wajahnya ke leher Jeno, mengecupnya pelan lalu menjilatnya. Meninggalkan sedikit gigitan kecil pada leher mulus sang kekasih.

"Shh.. Jaemhh.. stop!" Desis Jeno. Ia mencengkram lengan Jaemin diperutnya, matanya terpejam saat dengan lancangnya Jaemin mengusap kejantanannya dari luar seragam.

Jaemin menyeringai, satu tangannya naik guna memegang wajah Jeno. Ia membawa wajah Jeno agar sedikit menoleh lalu memanggut bibir tebal milik Jeno.

Jeno yang tadinya hendak menolak, mana bisa berkata tidak saat bibir ranum pacarnya itu bertemu dengan bibirnya. Entahlah, tapi sepertinya Jeno tidak sadar bahwa dirinya sudah kecanduan bibir ranum Jaemin.

Cumbuan keduanya makin dalam kala Jaemin berhasil memasukkan tangannya kedalam seragam Jeno—mengusap perut berotot dan dada bidang sang kekasih.

"Eumphh, shh.." leguh Jeno disela ciumannya. Lehernya terasa keram karena dirinya yang bercumbu dengan kepala yang menoleh ke samping.

Libidonya naik kala tangan nakal Jaemin memilin nipplenya. Memutar dan sesekali mencubitnya gemas membuat Jeno terus mengeluarkan leguhan tertahan.

"Eughh, Jaehh.."

Tangan nakal Jaemin turun ke gundukan yang ada di selangkangan Jeno, mengusapnya pelan dari luar celana membuat sang empu mendesis.

"Jaemhh.." Jeno memejamkan matanya saat tangan Jaemin mengusap dan mengurut kejantanannya dari luar celana.

Jaemin menyeringai saat merasa gundukan itu makin keras, siapa bilang dia mau memberikan Jeno pelepasan?

Chup.
Jaemin melepas ciuman keduanya. Membuat Jeno langsung meraup udara sebanyak-banyaknya.

Jaemin berdeham singkat. "Bangunlah Jen, aku harus kembali ke kelas."

Jeno membulatkan matanya, ia berbalik menatap Jaemin. "Maksudmu?!"

Jaemin memincingkan matanya, "bangun, sudah mau bel. Kau taukan, aku tidak mungkin membolos." Jawab Jaemin enteng yang tentunya membuat Jeno memerah.

"Kau serius?! Tapi kau—"

"Apa?" Potong Jaemin. Ia menaik turunkan alisnya—menggoda pacarnya itu.

Jeno menghela napas, sialan Na Jaemin!

Jeno bangun dari pangkuan Jaemin, ia merapikan pakaiannya lalu langsung beranjak dari sana meninggalkan Jaemin yang mengulas senyum puas.

Ia melipat kedua tangannya didepan dada.

"Kucing kecilku yang menggemaskan~ kasihan sekali harus menahan pelepasan, padahal kalau kamu memohon pasti akan aku kabulkan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SWITCH! | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang