benift! 36. SWITCH! [jealous]

11.2K 933 42
                                    

“Hyung, aku pamit pulang. Terimakasih karena sudah mengobati dan juga merawatku dengan sangat baik selama aku disini.”

Jaemin memeluk tubuh ramping dokter didepannya. Sang dokter tentu dengan senang hati membalas pelukan yang Jaemin berikan padanya.

“My pleasure, Jaeminie.” balasnya.

Jaemin melepas pelukannya lalu beralih menggenggam kedua tangan sang dokter sambil tersenyum hangat ke arahnya. “I'm really happy karena Yuta hyung memiliki pacar sesempurna hyung! Semoga hubungan kalian berjalan dengan baik kedepannya dan bisa segera ke jenjang yang lebih serius ya!” ucap Jaemin yang tentunya berhasil membuat dokter manis itu tersipu malu.

Jika Jaemin dan dokternya saling bercanda dan tertawa, maka situasinya berbeda 180 derajat dengan Jeno. Pemuda bersurai gelap itu sejak tadi hanya duduk di dalam mobil sambil terus memperhatikan interaksi Jaemin dan sang dokter, sesekali dirinya meneguk salivanya setiap kali pacarnya itu tertawa atau menyentuh sang dokter.

Wajahnya sedikit memerah dengan dadanya yang bergemuruh hebat, tunggu mungkinkah dia cemburu pada Jaemin?

“Shit! Sampai kapan dia mau bermesraan disana?!” umpat Jeno kesal, bahkan tanpa sadar tangannya sudah mengepal seolah siap meninju siapapun.

Bahkan supir yang duduk dikursi depan sedikit tertawa saat melihat tingkah cemburu Jeno spionnya. Ia tertawa kecil sambil berkata, “tenang saja tuan, sebentar lagi tuan Na pasti masuk, anda tidak perlu marah-marah,” ucapnya dengan kekehan kecil dibibirnya yang tentu berhasil membuat Jeno bergeming kaget.

Sontak, ia langsung memalingkan wajahnya — merasa malu karena tingkahnya anehnya tak lepas dari penglihatan sang supir.

Tak berselang lama setelahnya, Jaemin benar-benar menyusul masuk ke mobil. Pemuda bersurai biru itu langsung saja mendudukkan dirinya tepat disebelah Jeno.

Sang supir yang sudah memastikan anak bosnya masuk ke mobil tentu langsung melajukan mobilnya keluar dari area lobby rumah sakit.

“Tuan, kita langsung pulang atau tuan ingin diantar ke tempat lain terlebih dahulu?” tanya sang supir dengan sopan.

“Langsung pulang—”

“Aku mau pulang.” Jeno memotong ucapan Jaemin dengan ketus — membuat pemuda bermarga Na itu sontak melihat kearahnya.

“Pulang? Ke rumahmu?” tanyanya bingung. Jeno tampak berdecak lalu balas menatapnya, “iya.”

“Why? Tidak mau ke rumahku dulu?” tanya Jaemin menawari. Jeno tampak kesal lalu dengan ketus pemuda itu menjawab ucapan Jaemin, “tidak.”

“Memangnya kenapa, hah? Aku tidak boleh pulang ke rumahku? Kau ingin aku selalu menemanimu terus?! Aku masih punya rumah,Na Jaemin.” imbuhnya sarkas.

Jaemin tentu kebingungan dengan sikap Jeno yang tiba-tiba menjadi dingin padanya.. tunggu, apa dia habis melakukan kesalahan hingga kucingnya ini marah?

Jaemin menghela napasnya, enggan mendebati ucapan Jeno lagi. Ia beralih pada sang supir, “pak, kita kerumah Jeno dulu, aku sudah memasukkan alamat rumahnya di maps, anda tinggal ikuti rutenya saja.” titah Jaemin yang langsung dibalas anggukan patuh oleh sang supir, “baik, tuan.”

Setelahnya, Jaemin beralih mengambil remote kecil di saku jok mobil, ia menekan salah satu tombol disana lalu kemudian sebuah pembatas muncul didepannya — memisah antara ruang pengemudi dan penumpang.

Supir didepan hanya bisa menggelengkan kepalanya saat menyadari bahwa tuannya sudah mengaktifkan pembatasnya.

“Tuan muda-tuan muda.” ucapnya.

SWITCH! | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang