32. SWITCH!

12.7K 1K 60
                                        

"Jaem. I'm going to look for breakfast outside, kamu ingin ku belikan sesuatu?"

Jaemin menoleh, alisnya bertaut bingung. "Memangnya kamu mau beli makanan dimana?" Jawab Jaemin balik bertanya.

Jeno menggidikkan bahunya, "aku juga belum tau, aku akan coba berkeliling siapa tau ada penjual makanan disekitar sini, kau ingin dibelikan sesuatu atau tidak?"

"Eum.." Jaemin bergumam sambil menjentikkan jari pada dagunya. "How about taco?"

"Taco?" Jaemin mengangguk dengan senyum dibibirnya, "bagaimana?"

"Baiklah, akan aku carikan."

"Sungguh?" Jeno mengangguk, membuat binaran bahagia seketika muncul di mata pacarnya itu. Jeno menyambar jaket miliknya sebelum kemudian kembali mendekati ranjang pacarnya.

"Aku akan carikan taco untukmu, selama aku pergi jangan keluar kamar atau melakukan hal-hal aneh, paham?" Jaemin mengangguk patuh, ia angkat tangannya lalu membuat gesture hormat pada sang pacar.

"Ayyay! Cattie!" Ucapnya dengan tawa kecil dibibirnya.

Jeno berdecak lalu melempar senyum tipis sebelum kemudian beranjak dari sana menuju pintu, sejenak ia menoleh kembali ke arah Jaemin sebelum kemudian benar-benar membuka pintu dan hilang dibaliknya.

Menyisakan Jaemin yang kini tengah terduduk sendiri diatas ranjangnya. Manik rusanya masih menatap ke arah pintu dengan seulas senyuman dibibirnya.

"Aku yakin kita pernah bertemu sebelumnya, tapi dimana ya.. aku lupa.." gumamnya sambil masih menatap pintu ruangannya.

Jaemin menghela napasnya, enggan memikirkan lebih jauh lagi tentang tebakan ingatannya. Ia alihkan pandangannya pada televisi yang masih menyala didepannya, tangannya terulur meraih remote tv lalu menekan tombol merah untuk mematikan televisi tersebut.

"I don't like drama movies."

"Why? Because, hidupku sudah lebih dramatis daripada film drama."

Jaemin tertawa kecil setelah mengatakan itu. Ia letakkan remote tv nya kembali di nakas lalu mengangkat tangannya ke udara seraya meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Ia sibakkan selimut yang sejak tadi menutupi tubuhnya disusul dengan dirinya yang beranjak turun dari ranjang dan memakai sandal yang sudah disediakan pihak rumah sakit.

Tangannya bergerak mengambil sebuah remote kecil yang berada dinakas, ia juga mengambil ponselnya yang sempat di charger sejak malam tadi.

Ia bawa tungkainya menuju jendela besar dibalik sofa, tangannya terulur mengarahkan remotenya pada jendela yang masih tertutup hordeng, ia menekan salah satu tombol yang berada disana dan didetik kemudian, hordeng jendela itu langsung terbuka bersamaan dengan tombol yang ditekan Jaemin.

Alis Jaemin bertaut dengan sudut bibirnya yang melengkung kebawah, "ruangan ini boleh juga," celetuknya sambil melempar remote control nya disofa.

Jaemin berjalan mengitari sofa lalu berhenti tepat dibalik jendela besar tersebut, ia menatap lurus jalan dan gedung-gedung tinggi yang kebetulan berada didepannya.

Ia mendudukkan tubuhnya tepat disandaran sofa disusul dengan sebuah dering telepon yang berasal dari ponselnya.

Jaemin mengangkat benda pipih itu, menemukan nama Renjun yang kini terpantri jelas dilayar lookscreennya. Jemarinya bergerak lihai menggulir layar ponselnya lalu kembali mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.

"Hal—"

"YAKK! NA JAEMIN!" Sentak Renjun dari sebrang sana. Jaemin tentu langsung memejamkan matanya saat suara memekik milik sahabatnya terdengar begitu menggelegar ditelinganya, "ada apa, Ren?" Tanyanya pelan.

SWITCH! | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang