36. SWITCH!

9.5K 861 27
                                    

“Jaemin, aku kembali.”

“Selamat datang kembali! Semuanya sudah pulang?” tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh Jeno. Ia bawa tungkainya berjalan menuju sofa lalu mendudukkan dirinya disana.

Jaemin tersenyum senang, ia turun dari ranjangnya — berniat menghampiri Jeno yang duduk disofa.

“Jangan kesini, Jaemin.” seru Jeno menghentikan Jaemin yang hendak menghampirinya.

Jaemin mengerjapkan matanya bingung, “kenapa aku tidak boleh menghampiri kamu?!” rajuk Jaemin.

Jeno menggeleng. “Diamlah disana, Na.”

Jaemin merengut sebal, ia kembali mendudukkan dirinya di ranjangnya sambil memajukan bibirnya.

Jeno tersenyum tipis, ia menatap Jaemin dengan tatapan hangatnya.

"Kenapa aku tidak boleh menghampirimu!?" Omel Jaemin. Jeno menggeleng, "diamlah disana."

Jaemin merengut kesal, meski begitu pada akhirnya ia tetap duduk di ranjangnya.

Jeno tersenyum tipis, ia menatap pacarnya itu dari kejauhan. Jaemin ikut menoleh, ia balas menatap Jeno dengan tatapan hangat miliknya.

“Kamu mengantar semuanya sampai lobby?” tanya Jaemin yang dibalas anggukan oleh Jeno. Pemuda bermarga Lee itu meraih pisau yang tak jauh darinya lalu mulai mengupas buah apel yang berada diatas meja.

Jaemin memajukan bibirnya sambil berfikir sejenak, “kalau gitu.. kenapa kamu lama sekali?” tanyanya lagi.

“Ooh itu, aku mengobrol sedikit dengan Renjun sambil menunggu taksi pesanannya datang,” jawab Jeno sambil masih fokus pada buah apel ditangannya.

Jaemin menautkan alisnya. “Renjun tidak menumpang dengan Haechan dan Mark?”

Jeno menggidikkan bahunya, “entahlah.”

Pemuda bermarga Lee itu beranjak dari sofa dengan sepirring apel yang sudah ia kupas dan potong ditangannya. Ia berjalan menghampiri ranjang Jaemin laku menarik kursi untuk ia dudukki.

Jeno meletakkan piring apelnya diatas kasur lalu mulai menusuk sepotong apel dengan garpu dan menyuapinya pada Jaemin.

“Buka mulutmu,” titahnya yang langsung dipatuhi oleh Jaemin — pemuda bersurai biru itu langsung membuka mulutnya membiarkan pacarnya itu menyuapi apel padanya.

“Kau jadi pulang sore ini?” tanya Jeno. Jaemin mengangguk, “kamu akan mengantarku pulangkan?” sahut Jaemin balas bertanya.

Jeno mengangguk. “Jika bunda dan ayah tidak menjemputmu, maka aku akan mengantarmu, tapi jika bunda dan ayah datang menjemput, maka pulanglah dengan mereka,” jawab Jeno sambil kembali menyuapi Jaemin dengan potongan apel.

“Meski nanti mereka datang, aku tetap mau pulang denganmu~!” ucap Jaemin sambil mempoutkan bibirnya gemas.

Jeno menggelengkan kepalanya, “jangan seperti itu, Na. Jika bunda dan ayah datang, maka kamu harus pulang dengan mereka.”

“Ayah dan bunda pasti sibuk, tapi jika mereka sampai datang menjemputmu maka kamu harus menghargainya,” imbuh Jeno yang dibalas dengusan kecil oleh Jaemin.

“Mereka tidak sesibuk yang kamu kira kok~! Lagipula kami kan akan bertemu dirumah jika aku sudah pulang~” gerutu Jaemin sambil terus merajuk pada pacarnya itu.

Lagi-lagi Jeno kembali menggelengkan kepalanya, ia menatap Jaemin dengan tatapan hangatnya. “Still you have to prioritize your parents, Na.”

Jeno berujar sambil mengulum seulas senyum hangat dibibir, sedangkan Jaemin membeku ditempatkan karena pacarnya berujar dengan tangan yang bergerak mengusak rambut birunya.

SWITCH! | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang