benift! 30. SWITCH! [Na Jaemin]

8.5K 775 10
                                    

WARN!
PERHATIKAN JUDUL DAN URUTAN CHAPTER YA!

WARN!PERHATIKAN JUDUL DAN URUTAN CHAPTER YA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik, nyonya. Kami akan segera memindahkan pasien Na Jaemin ke ruangan VVIP."

Resepsionis itu tampak mengangguk kecil dengan senyum dibibirnya. Yoona balas tersenyum, "baiklah, terimakasih."

Sang resepsionis mengangguk, "terimakasih kembali, nyonya."

Yoona kembali mengangguk lalu berbalik dan segera beranjak dari sana, ia membawa kaki jenjangnya menghampiri Jeno yang tengah terduduk di kursi tunggu yang tak jauh dari tempat resepsionis.

"Jeno."

Panggilan dari Yoona tentu saja dapat menyadarkan Jeno dari lamunannya. Ia mendongak lalu buru-buru beranjak bangun dari duduknya. "Bunda, sudah selesai?" Yoona mengangguk dengan seulas senyum hangat andalannya.

Yoona menatap bingung pacar putranya itu. "Ada apa, Jen? Ada yang tengah kamu pikirkan?" Tanya Yoona yang langsung dibalas gelengan kepala oleh sang empu.

"Tidak ada bun." Sanggah Jeno. Ia melempar senyuman simpul pada bunda Jaemin. "Aku hanya sedang memperhatikan beberapa orang disini saja kok," imbuhnya dengan kekehan kecil dibibirnya.

Yoona menautkan alisnya lalu melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap pacar sang anak dengan raut wajah penuh selidik.

"Really? Don't lie to bunda, Jen. Pasti ada yang tengah kamu sembunyikan, iyakan?" Tanya Yoona dengan penuh selidik, yang tentunya saat membuat Jeno langsung meneguk salivanya.

Ia tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuknya. "Itu bun.. apa tidak apa-apa kita meninggalkan Jaemin dengan ayah sendiri?" Tanyanya ragu—takut-takut Yoona mengartikan pertanyaan dengan berbeda.

Alis Yoona bertaut bingung, ia menurunkan tangannya. "Maksudnya?"

Jeno meneguk salivanya, memberanikan dirinya menatap wajah wanita cantik didepannya.

"Ayah Na tampak sangat marah tadi, apa tidak masalah jika kita meninggalkan mereka berduaan dikamar?" Tanya Jeno lagi.

Yoona terdiam, matanya menatap lucu ke arah Jeno sebelum didetik kemudian dia tertawa sambil memukul pelan lengan pemuda didepannya.

Mata Jeno menyipit saat mendengar tawa Yoona, kini giliran pemuda Lee itu yang melempar tatapan bingung dengan wajah bingungnya juga.

'Kenapa disaat seperti ini bunda malah tertawa?' Itu isi pikiran Jeno saat ini.

Setelah puas tertawa, Yoona langsung menghela napasnya lalu kembali menatap sosok tampan didepannya. Ia menggelengkan kepalanya dengan kekehan kecil yang masih muncul dibibirnya.

Yoona melempar senyum pada Jeno. "Ayo kita ke kantin dulu sambil membicarakan jawaban untuk pertanyaanmu," ajaknya yang dibalas anggukan oleh Jeno.

Setelahnya, kedua orang itu benar-benar beranjak dari sana menuju kantin dengan melewati beberapa lorong rumah sakit.

Jeno juga tak banyak bicara. Ia hanya patuh dan terus mengikuti kemanapun Yoona berjalan—bak seekor anak ayam yang mengikuti induknya.

Sesekali Yoona masih tertawa kecil saat mengingat pertanyaan yang baru saja diberikan Jeno padanya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jas kerjanya—memberikan kesan elegan bagi orang-orang yang melihatnya.

"Apa menurutmu suamiku akan memarahi Jaemin?" Celetuk Yoona sambil terus berjalan.

"Mungkin.." jawab Jeno ragu-ragu.

"Apa yang membuat kamu berfikir begitu?" Tanya Yoona lagi. Jeno bergeming dengan masih melanjutkan jalannya ia menjawab, "karena Jaemin bertengkar disekolah bahkan hingga masuk rumah sakit.. ditambah aku sekilas melihat tatapan ayah Na yang tampak tajam pada Jaemin.." sahutnya yang masih terdengar ragu-ragu.

Yoona terkekeh dengan senyuman kecil dibibirnya sebelum kemudian kembali menimpali ucapan Jeno.

"As you know, Jen. Jaemin itu anak yang sangat baik, dia sama sekali tidak pernah membuat kesalahan ataupun keributan entah disekolah ataupun diluar sekolah,"

Yoona menjeda ucapannya lalu tersenyum hangat saat mengingat sikap dan perilaku putranya yang terbilang sangat tenang.

"Di manapun anak itu berada, dia selalu diperlakukan dengan baik bahkan tak jarang anak itu dianggap sebagai berlian karena kecerdasan dan ketenangan yang ia miliki," imbuhnya sambil terus tersenyum hangat.

Didetik kemudian Yoona tampak terkikik geli sebelum melanjutkan ucapannya. "Dia itu sangat sulit bergaul, Jen. Oleh sebab itu, anak itu hanya punya teman 2 orang, Haechan dan Renjun!" Yoona tergelak. Ia menghentikan langkahnya membuat Jeno yang dibelakangnya ikut berhenti.

Yoona berbalik. Menatap dengan ekspresi tergelak pada pacar anaknya itu. Ia melempar senyum hangat pada pemuda didepannya disusul dengan tangannya yang naik—menepuk bahu tegap Jeno.

"Nah oleh karena itu juga bunda dan ayah cukup terkejut saat Jaemin memperkenalkan kamu sebagai temannya, ditambah saat itu kamu juga habis menginap dirumah kami."

Yoona terkekeh geli lalu kembali menatap sosok didepannya. "Dan harusnya saat itu aku cepat sadar ya, bahwa kamu pasti bukan teman biasa Jaemin," Yoona kembali tergelak disusul dengan Jeno yang tampak bersemu kemerahan karena malu.

Jeno memalingkan wajahnya, "bunda jangan bicara begitu.." cicitnya pelan yang tentu saja lagi-lagi mengundang tawa dari belah bibir wanita dewasa itu.

Yoona menggelengkan kepalanya dengan bibirnya yang masih terkekeh gemas. Ia kembali memasukkan tangannya ke dalam saku jas miliknya.

"Dan kamu juga pasti tau kan, kalau ini kali pertama anak itu membuat keributan? Jujur saja, awalnya aku dan Siwon cukup terkejut, apalagi anak itu sampai masuk rumah sakit," ucap Yoona yang berhasil membuat sosok didepannya itu sontak merasa bersalah.

Melihat ekspresi Jeno yang tampak berubah tentunya membuat Yoona melempar senyum tipis. Ia kembali menepuk bahu tegap Jeno, membuat sang empu menoleh ke arahnya.

"But you take it easy. Suamiku itu tidak akan pernah marah pada putranya," kekehnya pelan yang dibalas tatapan bingung Jeno.

Mata Jeno menyipit, alisnya bertaut bingung. "Maksudnya tidak akan pernah marah itu?.."

Yoona mengangguk dengan kekehan kecil dibibirnya. "Apalagi? Sudah pasti karena pria itu sangat teramat mencintai putranya, jadi mau Jaemin melakukan apapun, Siwon tidak akan pernah marah selagi itu tidak membahayakan putranya."

kayanya ini benift terakhirr, nextnyaa bakal up chapt 36 yuhuuuuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


kayanya ini benift terakhirr, nextnyaa bakal up chapt 36 yuhuuuuuu

SWITCH! | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang