28. SWITCH!

11.6K 1K 57
                                    

Jaemin memutar-mutar pulpen ditangannya, sesekali dirinya akan mencoret bagian kosong di bukunya lalu kembali bergeming lagi sambil memainkan pulpennya tanpa minat.

Ekor matanya sesekali melirik ke arah lorong, menanti sang pacar yang tak kunjung muncul batang hidungnya meski jam pelajaran pertama sudah dimulai.

Helaan napas lelah terdengar dari belah bibir Jaemin, membuat Renjun yang duduk disampingnya sontak menoleh ke arahnya.

"Na, kau sudah selesai dengan tugas itu?" Tanya Renjun yang dibalas anggukan oleh sang empu. Ia mengulurkan bukunya pada Renjun tanpa minat dan sepatah katapun, membuat sahabatnya itu sedikit kesal.

Renjun mengambil buku milik Jaemin, menumpuk buku dengan sampul hitam itu pada buku miliknya sendiri lalu beranjak membawa kedua buku itu untuk diberikan pada guru cantik yang tengah duduk dimeja guru dikelas mereka.

Menyisakan Na Jaemin yang masih sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Ia mengusak surainya kasar, "aishh! Bagaimana cara untuk memberitahu semua orang tentang hubunganku dan Jeno?!" Gerutu Jaemin sambil mengusak surai frustasi.

Ia menumpu kedua tangannya dimeja lalu meletakkan kepalanya diatasnya, dirinya benar-benar memutar otak untuk mencari cara agar hubungannya dengan pemilik bad reputation itu bisa segera terbongkar, ditambah fakta bahwa pujaan hatinya itu tak kunjung datang ke sekolah ataupun membalas pesannya membuat dirinya yang biasa tampak tenang hari ini tampak 10000% uring-uringan!

Huft, memang benar ya, pacaran dengan Lee Jeno benar-benar membuatnya gila!

"Kau ini kenapa sih?" Tanya Renjun sambil mendudukkan tubuhnya dikursi miliknya. Jaemin menolehkan kepalanya, menatap malas sahabatnya yang juga menatapnya dengan tatapan jengah.

Jaemin mengerucutkan bibirnya, "pacarku kemana ya.."

Uhuk!
Renjun terbatuk saat mendengar kalimat itu keluar dari bibir sahabatnya, ia sontak menatap Jaemin dengan tatapan jengahnya.

"Jadi kau uring-uringan karena itu?!" Jaemin mengangguk lalu kembali menundukkan kepalanya. Ah, mana mungkin ia mengaku pada Renjun kalau ia tengah bingung memikirkan cara untuk mempublikasi hubungannya dengan Jeno.

Renjun menghela napasnya lalu memijat pelipisnya lelah, ia melirik ke arah sahabatnya yang tampak begitu frustasi.

"Have you sent him a message?"

Jaemin mengangguk, "sudah, tapi belum dibalas."

"Mungkinkah dia bolos lagi?" Jaemin menggidikkan bahunya, ia kembali menegakkan tubuhnya lalu beralih menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi dengan kepalanya yang masih menoleh ke arah Renjun.

Renjun menghela napasnya, kalau tau Jaemin akan semenyebalkan ini jika memiliki pacar, mungkin ia tidak akan pernah berdoa agar temannya itu punya pacar.

Laki-laki berdarah China itu merogoh tas miliknya, mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam sana lalu diam-diam memasukkannya kedalam laci meja milik Jaemin. Jaemin yang melihat itu sontak menatap bingung Renjun, "kenapa kau meletakkan rokok disini?"

"Pergilah ke rooftop dan merokok disana," titah Renjun yang berhasil membuat laki-laki Na itu mengerenyitkan dahinya seraya menunggu sahabatnya itu melanjutkan bicaranya.

Renjun mendengus sebal lalu menatap malas sahabatnya itu, "jujur saja ya, wajah menyedihkanmu itu membuatku kesal!"

Jaemin mengerejapkan matanya lalu mengusap tengkuknya kepalanya sendiri, "hehehe, maafkan aku.."

SWITCH! | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang