33. SWITCH!

9.1K 977 36
                                    

"Jaem, aku kembali."
Jeno kembali dengan membawa dua bungkus makanan berbeda.

Pemuda bersurai hitam itu membeli seporsi naengmyon untuknya dan juga taco untuk pacarnya—sesuai rekomendasi sang pacar sendiri.

Ia bawa tungkai masuk menuju sofa diruang tersebut dengan matanya yang terus mengedar mencari keberadaan sosok kapita yang seharusnya ada disana.

Jeno letakkan kedua bungkus makanannya dimeja dan bersamaan dengan itu, netra hitamnya menangkap selembar kertas yang dilpat dan diletakkan tepat dibawah ponsel miliknya.

"Ah.. benar, aku tidak membawa ponselku tadi," ucapnya disertai kekehan kecil. Tangannya terulur meraih ponsel dan juga kertas yang berada disana.

Jemarinya bergerak membuka lembaran kertas dengan tulisan tangan Jaemin yang tertera disana. Ia memutar bola matanya lalu mulai membaca satu persatu tulisan yang ditulis pemuda bermarga Na itu.

Cattie, wait a minute ya sayang..
Dokter Dong tiba-tiba datang dan mengajakku ke ruangannya untuk mengobrol, aku akan segera kembali saat sudah selesai

Ah iya! Kalau kamu lapar, kamu bisa makan duluan tanpa menunggu aku, okay!

Dan satu lagi, tadi mamamu menelepon dan menyuruhmu menghubunginya lagi kalau kau sudah pulang, aku juga sempat mengobrol dengan mamamu, dia sangat baikk! Kapan kapan pertemukan aku dengannya ya!

"Mama menelepon?"
Jeno memincingkan matanya bingung saat membaca paragraf terakhir tulisan Jaemin, ia kembali meletakkan kertas tersebut dimeja lalu beralih menggulir layar ponselnya.

Jemarinya bergerak lincah mencari daftar riwayat panggilan dan betapa terkejutnya ia saat menyadari 'mama' yang mana yang baru saja mengobrol dengan Jaemin.

"Astaga.. kenapa mama menelpon diwaktu yang tidak tepat?" Jengah Jeno. Ia buru-buru menekan tombol panggilan disana lalu menempelkan ponselnya ditelinganya sambil menunggu sambungan teleponnya diangkat.

Tak butuh waktu lama akhirnya sambungan teleponnya itu terhubung disusul dengan suara seorang wanita yang terdengar dari sana.

"Halo, ada apa nak?"

"Halo ma, ini aku, Jeno."

"Aah.. Jeno-yyaa! Mama kira masih temanmu yang memegang ponselmu," kekeh sang mama. "Kau sudah pulang sayang?" Imbuhnya yang dibalas dehaman singkat oleh Jeno.

Ia dudukkan tubuhnya pada sofa disana. "Mama sudah mengobrol dengan Jaemin?" Tanyanya.

"Jaemin? Ah, iya! Anak yang tadi mengangkat telepon ya? Sudah-sudah, dia sangat ramah dan baik, mama loves that kid!" Jawab sang mama dengan nada senang.

Jeno tersenyum tipis, mungkin khawatirnya terlalu berlebihan(?)

"Apa saja yang mama bicarakan dengannya?" Jeno bertanya lagi, ia hanya ingin memastikan bahwa sang mama tidak mengatakan hal-hal aneh pada Jaeminnya.

"Nothing much. We only talked about small things and.. oh iya! Dia juga bilang dia sedang sakit dan kamu merawatnya dirumah sakit, mama tidak tau kamu sepeduli itu pada temanmu, mama terkejut loh!"

Jeno berdecak, dipikir-pikir aneh juga karena tiba-tiba ia jadi sangat peduli pada Jaemin..

Tapi yasudah lah, biarkan saja.

"Hm, dia more than friends ma." Gumam Jeno pelan yang tanpa sadar ternyata terdengar oleh sang mama.

Sang mama terkekeh, "wow wow wow, apa dia pacarmu?"

"Ah, bukan ma," sergah Jeno yang tentu mengundang tawa sang mama. "Eihh, jangan bohong pada mama, meski kita tak pernah bersama tapi mama tau apakah anak mama bohong atau tidak,"

SWITCH! | JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang