DUA BELAS

4K 395 5
                                    

YUKI POV

Aku sibuk mencari cari. Keadaan masih gelap disini, tapi orang-orang mulai berdatangan, apalagi kalau bukan untuk berolahraga. Aku mengenakan celana jeans ponggol hitam dengan baju kaos biru muda, kupadukan memakai sepatu sport biru muda kesayanganku. Sejujurnya aku begitu kesal padanya, bayangkan saja setiap hari aku harus bangun pagi supaya tidak telat kekantor, tidak bisa melanjutkan tidur dan mimpi indah. Sekarang dihari libur pun aku tidak bisa melakukannya. Tapi mau gimana lagi, sepertinya ini takdir seorang bawahan. Mataku menangkap sosok Al. Dia duduk di kursi taman yang tidak jauh dari tempatku berdiri, mengenakan kaos tipis berwarna putih dan celana olahraga pendek diatas lutut, ih dia mengikutiku dasar. Aku hampir mendekatinya, uh dadaku kenapa, deg deg an sekali. Dia sibuk dengan hp nya, ntah apa yang dia lihat aku pun tidak tahu. Melihat Al seperti ini jadi membuat nya terlihat tampan. Harus ku akui dia adalah lelaki idaman wanita. Bagaimana tidak, tubuhnya yang atletis, tinggi, berkulit cerah, bahkan lebih cerah dariku, ditambah lagi dengan predikatnya sebagai pengusaha muda yang kaya raya membuat semua wanita sangat menginginkannya mungkin saja menggilai nya.
"Kesini Yuki!, jangan berdiri disitu untuk mengagumiku", ucapan Al membuatku tersentak dari lamunanku. Kalau begini aku tarik lagi kata-kata ku, dia terlalu sombong.
"Aku tidak menyuruhmu duduk nona Yuki.
Aku yang belum sempat duduk menarik tubuhku berdiri. Duduk saja tidak boleh dan dia menatapku dengan tatapan itu lagi.....
"Berlarilah keliling bundaran ini selama 20 kali putaran. Jangan behenti, tetap lah berlari.
"Apa?, 20 kali.
"Sudah cepat lakukan!!!
"Untuk apa aku melakukannya tuan Al ?", tanyaku mencoba memberanikan diri. Dia kira ini dikantor, seenaknya saja mengaturku.
"Ini hukumanmu karena kau sudah berani melanggar perintahku. Kau tau aku tidak suka lelaki itu, tapi kau bertemu dengannya dibelakang ku, jadi nikmati hukumanmu.
"Tapi aku tidak bertemu dengannya.
"Lakukan sekarang Yuki!, sebelum aku berubah pikiran dan memberikan hukuman yang lebih menyiksa dari ini.
Aku tidak mau berdebat dengannya, sama saja aku pasti kalah. Aku berlari mengelilingi bundaran ini. Semoga saja aku tidak pingsan. Sebenarnya kenapa Al bisa tau apa pun yang aku lakukan, apa dia mengikutiku,tapi buat apa?, ternyata ketakutan ku kemarin kejadian. Benar saja dia tahu aku diantar Steff. Ya Tuhan aku harus berlari 20 kali putaran. Aku kan wanita, tenagaku tidak cukup banyak untuk melakukan ini. Lelaki itu malah sibuk bermain hp, jadi buat apa dia kesini kalau hanya untuk duduk, jangan katakan hanya untuk menghukumku dasar Al gila. Ini adalah putaranku yang ke-7, rasanya aku tidak sanggup lagi. Sedangkan dia sibuk dengan hp ny, sesekali melirikku. Aku melihat beberapa wanita tersenyum kearahnya, bahkan ada yang berani menyapanya. Lihat saja sekarang sudah ada dua wanita didekatnya. Pantas saja dia betah bersantai seperti itu, habis dia bisa mencuci mata melihat wanita-wanita seksi. Dan aku tidak diperdulikan sama sekali. Tau kah dia aku capek.
Dughh....
"Awwww....
Aku memekik pelan saat tulang kering ku menyentuh jalan. Kedua lutut ku berdarah, walaupun tidak banyak tapi terasa perih juga. Aku meniupnya pelan, untuk meredakan rasa perih dikedua lututku. Tiba-tiba aku merasakan tubuhku melayang. Ya sekarang aku berada ditangan Al, dia menggendongku.
"Lingkarkan kedua tanganmu dileherku!!", katanya tegas.
Aku pun mengikutinya. Lebih baik begitu dari pada dia akan marah-marah lagi jika aku menolak. Ternyata jatuh itu membawa hikmah juga, kan hukumanku sudah selesai jadinya. Tuh kan jantungku berdebar lagi, kenapa sih ini, apa aku sakit. Hihihi aku terkekeh dalam hati, liat aja tuh semua mata wanita memandang iri kepadaku, kapan lagi kan ada lelaki keren yang gendong aku ditempat umum seperti ini. Aku memukul dahiku pelan, uhh apa-apaan aku, kok malah jadi ngelindur gini.
"Cepat buka pintu mobil, kau berat sekali, jangan sampai aku menjatuhkanmu.
Dengan cepat aku menuruti perintahnya. Gak lucu juga kan nanti kalau habis digendong eh dijatuhin lagi, semua orang bisa puas menertwakanku. Al meletakkan ku duduk dikursi mobil dengan mengarahkan aku menghadap kearah luar. Dia membuka pintu belakang dan kembali membawa kotak p3k ditangannya. Berlutut dihadapanku membersihkan luka dikedua lututku. Aku tidak menyangka lelaki seperti dia ternyata mempunyai sisi baik hehe.
"Kau ini kenapa memakai celana ponggol, harusnya pakai celana panjang, kenapa juga tadi tidak hati-hati, jatuh kan jadi nya", kata Al masih fokus pada kedua lututku.
"Suka-suka dong, masih mending pakek celana ponggol, tadi nya aku malah berniat memakai celana pendek. Lagian kalau jatuh kan aku, bukan kamu, kaki ku juga kok yang terluka bukan kaki kamu ", kataku entengg. Al menatapku intens, aku tidak sadar tangannya sudah tidak lagi membersihkan luka dilututku. Ops apa aku salah bicara, kan memang yang aku katakan itu benar. Al berdiri dengan kasar dia mencampakkan kotak p3k dari atas kepalaku ke kursi belakang, alhasil isinya semua berserakan ntah kemana. Ntah apa yang merasuki pikiranku, karena sekarang kedua tanganku sudah erat memegang pergelangan tangan kanan Al. Al berbalik kearahku mengentikan langkahnya. Dia hanya menatapku, sepertinya enggan membuka suara. Ugh ditatap seperti itu membuatku tidak berkutik. Aku tidak tau harus mengatakan apa, kenapa juga tadi tanganku menahannya. Aku menunduk mencoba berfikir sekarang, aku tau dia masih menatapku, jadi aku coba menghindari itu.
"Maafkan aku, ku mohon jangan marah-marah lagi", kataku dengan suara parau. Aku tidak tau harus berkata apa, itu yang keluar dari mulutku. Aku menahan tangisku, ntah kenapa sekarang aku lebih cengeng dari biasanya, apa lagi setiap dihadapan laki-laki ini. Oh ayolah jangan menangis aku berkata pada diriku sendiri. Tangan Al mengangkat dagu ku agar bisa melihatnya.
"Jangan menangis tetaplah melihatku seperti ini, untuk apa kau melihat kebawah, apakah ada hal indah disana ?", katanya tersnyum.
Dia tersenyum. Benarkah dia tersenyum, tidak ada kemarahan, itu senyuman yang begitu tulus. Sepertinya aku ingin teriak keras, aku senang dia tersenyum seperti ini, uhh jangan marah-marah lagi. Dia melepaskan genggaman ku, menarik tanganku melingkari pinggangnya. Ughh apa-apaan Al, dia mau orang-orang berpikir aku wanita agresif yang memeluk kekasihnya didepan umum seperti ini. Eh kekasih, pikiranku juga sudah mulai salah. Tapi ya sudah lah dari pada dia marah. Al mengelus kepalaku dan meninggalkan kecupan disana.
"Aku tidak akan marah tapi cobalah untuk tidak melanggar perintahku. Apa pun yang aku katakan", katanya melepaskan tanganku dan mengecup sayang keningku. Dan aku hanya bisa mengaggukkan kepalaku.


STAY ON MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang