Yuki pov
Mataku membulat sempurna dengan mulut yang menganga lebar. Mungkin jika ekspresi ini dapat dipertontonkan semua orang akan tertawa keras. Aku tidak tau harus berkata apa, orang dihadapanku hanya menatapku sayu, bukan seperti yang biasa aku lihat, tidak ada tatapan marah, angkuh seperti biasanya, apa seminggu tidak bertemu banyak yang terjadi hingga dia seperti ini. Dengan setelan kaos putih tipis dan celana putih selutut menambah kadar ketampanannya. Astaga apa yang terjadi dengannya....
"Al kau kenapa?, kenapa bisa jadi basah-basahan seperti ini?
Bukannya menjawab pertanyaanku, Al melangkah maju lalu memelukku erat. Mungkinkah ini pelukan kerinduan?, Apa dia merindukanku seperti aku yang sangat merindukannya. Segera saja aku menepiskan pikiran itu, aku tidak mau berharap lebih karena itu pasti tidak mungkin.
"Al kau kenapa?, kau basah kuyup Al, lepaskan pelukanmu Al, cepat masuk kedalam", omelku.
Sepertinya perkataanku tidak berpengaruh baginya. Bukannya melepas Al semakin mengeratkan pelukannya. Uh kalau seperti ini kami bisa jadi tontonan orang. Akhirnya dengan susah payah aku melangkah mundur, dengan memeluk erat punggung Al yang sama sekali tidak berniat melepaskanku.
"Al kita bisa jatuh kalau seperti ini, kau ini kenapa sih jadi seperti ini, basah-basahan seperti anak kecil saja. Lihat!! Bajuku basah jadinya. Kau bisa sakit.
Akhirnya kami sampai di sofa ruang tamu. Tentu saja dengan perjuangan yang sangat-sangat besar. Bayangkan!, aku membawa Al yang menumpukan tubuhnya padaku, yang notebene nya dia lebih besar dariku, mana aku harus berjalan mundut lagi. Dasar Al.....
"Al duduklah!, jangan memelukku terus, biarkan aku membuat air hangat untukmu agar kau bisa segera mandi. Nanti kau bisa sakit jika seperti ini.
Aku menghembuskan nafas tanda menyerah. Dari tadi Al sama sekali tidak membalas ucapanku, padahal aku sudah seperti trompet yang sudah banyak mengeluarkan suara tanpa jeda. Kami berpelukan dalam diam. Ada rasa hangat mengalir ditubuhku. Padahal bajuku sudah ikut basah karena Al yang menempel padaku. Kenapa rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan diperutku, jika waktu bisa berhenti detik ini juga, maka aku sangatlah siap. Perlahan tapi pasti aku membalas pelukan Al. Semoga dengan begini rasa dihati ini bisa tersalurkan walau hanya sebentar saja.
*****************
Rosalia pov"Jadi kau tidak kecelakaan?", tanyaku kaget.
Tadi aku menerima sms dari nomor yang tidak kukenal. Ia mengatakan kalau Joe kecelakaan. Membuatku lemas seketika hingga harus meninggalkan Yuki sendirian di New York.
"Kenapa kau mudah sekali terperdaya?", tanya Joe tertawa.
"Jangan salahkan aku Joe, dia mengirim itu ke nonor pribadiku, yang hanya kau dan..... astaga...., aku tidak melanjutkan kata-kataku. Segera saja aku mengambil hp dan memanggik salah satu nomor yang ada dikontakku.
"Hai Fried.... Al lagi apa disana?", tanyaku setelah ada suara diseberang. Dia Fried penjaga vila kami di Malaysia sekaligus supir jika sewaktu-waktu kami berkunjung disana.
"Maaf nyonya tuan Al sudah pergi dari tadi pagi meninggalkan Malaysia.
"Baiklah Fried terima kasih", kataku mengakhiri telepon kami.
"Hahahahaha hahahaha
"Kenapa kau tertawa Joe?, ini sama sekali tidak lucu", kataku manja dan memeluknya. Joe yang tanpa persiapan karena aku yang memeluknya tiba-tiba terhuyung kebelakang. Dan jadilah kami jatuh di king bed ini.
"Kenapa aku bisa ditipu anak bodoh itu", gumamku tertawa.
"Biar saja!, kita harus memberinya akses untuk memantapkan hatinya, dia terlalu keras kepala ternyata", kata Joe.