DUA EMPAT

3.8K 352 5
                                    

Yuki pov

"Jangan pernah sekalipun mencoba untuk menyentuh gadiskuu.....

Setelah mengatakan itu Al menarik tanganku kasar. Ada kemarahan disana. Aku sendiri kesulitan mengimbangi langkahnya.

"Pulanglah!!!", kata Al yang sudah menghentikan langkahnya.

"Maksudnya?", tanyaku tidak mengerti.

"Aku tidak ingin pulang bersamamu, jadi silahkan pulang sendiri, anggap ini hukuman untukmu....

Setelah mengatakan itu Al tidak menoleh sedikitpun padaku. Dia masuk ke mobil dan tanpa ragu menjalankan mobil itu. Aku terlalu syok menyadari keadaan yang sekarang sangat buruk. Bagaimana tidak, aku tidak membawa uang lebih, tadi sudah kubelanjakan, hp juga tidak ada. Selalu seperti ini, dia terlalu tega meninggalkan ku, ini sudah malam bukan. Aku memutuskan untuk berjalan kaki, dalam ketakutan yang mencekam aku berusaha menahan perasaan yang begitu terasa sakit. Inikah rasanya tidak diperdulikan orang yang kita sayang?.....
Lagi lagi aku menangis, tidak ada hal lain yang aku pikirkan selain menumpahkannya dalam tangisanku.

Tiba tiba hujan turun dengan derasnya, seakan akan mewakili perasaanku yang menangisi Al. Bukannya berteduh aku tetap menyusuri jalanan malam, mungkin berada ditengah hujan seperti ini akan membuatku lebih baik.
Aku tidak tau sudah berapa lama berjalan dibawah hujan, tetapi kurasakan kepalaku mulai terasa sakit. Tidak perduli aku tetap berusaha memantapkan langkah, ya aku harus sampai kerumah agar bisa istirahat lebih leluasa.
Brukkk.... aku terjatuh, tidak lagi kurasakan sakitnya tubuh terhantam jalanan, aku berusaha berdiri tapi nihil, seakan semua tenagaku sudah terkuras habis. Aku tidak berhenti menangis, kupejamkan mata untuk mengabaikan rasa sakitku. Seseorang menyentuh pundakku, menghalangi hujan membasahi wajahku. Aku membuka mata.....

"Al kenapa kau tega meninggalkanku malam malam begini....

Kepalaku semakin terasa sakit, hingga aku tidak melihat apapun lagi, semuanya gelap tanpa cahaya sedikitpun.

*************
Al pov

Aku melirik lagi jam tanganku, aku rasa sudah lebih dari puluhan kali melakukan ini. Kenapa Yuki tidak kunjung tiba juga dirumah, seharusnya sudah dari tadi dia sampai. Diluar hujan deras, aku merutuki diriku sendiri, bodohnya aku mengabaikan hati nurani dan lebih mengikuti egoku untuk meninggalkannya tadi. Akhirnya apa?, aku yang membuat kepanikan pada diriku sendiri.
Aku meremas kuat rambutku, semua pikiran negatif terlintas dikepalaku. Apa dia diculik atau dia sengaja tidak pulang kesini untuk kabur dariku. Kulirik lagi jam, aku menarik nafas panjang. Aku harus mencarinya kalau sudah begini. Pintu rumahku terbuka, ternyata tante Rosalia yang datang.

"Hei anak bodoh, apa kau sudah gila hah", kata tante Rosalia, yang langsung menghujaniku dengan pukulannya.
"Aw aw sakit tante, kenapa memukuliku seperti ini", teriakku. Bagaimana tidak teriak, tante Rosalia memukuliku dengan tas tangannya tanpa ampun.
"Kau ini dasar lelaki tidak bertanggung jawab", omel tante Rosalia yang tanpa henti tetap memukuliku.
"Tante aku tidak mengerti maksud tante..., aku harus keluar tante.... aku mau mencari....
Aku terpaku menatap sosok Tirta yang baru masuk dengan menggendong Yuki yang tidak sadarkan diri. Aku lemas seketika, apa yang sudah aku lakukan, pada akhirnya penyesalan lah yang aku terima. SIAL.
Aku melangkah cepat, mengambil Yuki dari Tirta tanpa mendengarkan tante Rosalia yang masih marah marah karena tindakan bodohku. Aku membawanya masuk kekamarku, melihatnya seperti ini, sama saja menyakitiku arghhhh.

************
Aku duduk diam di sofa, sedangkan tante Rosalia berdiri mondar mandir dihadapanku. Aku tidak tau apa yang akan tante Rosalia lakukan setelah aku menceritakan apa yang terjadi antara aku dan Yuki.

"Kau ini ternyata bodoh son, sama sekali tidak tau bagaimana cara menghadapi wanita, kau tidak boleh melihatnya malam ini....

Seketika aku segera berdiri menyusul tante Rosalia yang beranjak pergi meninggalkanku. Tante Rosalia berbalik dan menatapku tajam.

"Al untuk malam ini aku benar benar tidak mengizinkanmu menemuinya.

Selesai sudah, tante Rosalia tidak akan menarik ucapannya kalau sudah seperti ini. Shit apa dia mau membunuhku, tidak perduli jika dia akan marah, aku harus tetap melihat Yuki, aku harus tau keadaannya sekarang ini.

Aku meraih gagang pintu kamarku tapi pintu tetap tidak bisa dibuka. Astaga pintu ini dikunci ternyata.

"Kau tidak akan bisa masuk Al, aku sudah mengunci pintunya, coba saja membuka pintu itu, siap siap kau tidak akan melihat Yuki lagi", kata tante Rosalia dari dalam kamarku.

Bukankah ini kamarku, kenapa aku yang terlantar disini. Untung saja dia tanteku, kalau bukan maka dia akan aku hajar sampai tidak bisa berbicara lagi padaku huh.

**************
Yuki pov

Aku terbangun, kepalaku masih sedikit terasa sakit. Rasanya untuk bangkit pun sulit. Ternyata aku sudah tidak lagi terguyur hujan. Aku mencoba mengingat siapa orang yang sudah menolongku tadi malam. Disebelahku ada tante Rosalia yang masih tertidur nyenyak. Ini kan kamar Al, ternyata aku dan tante Rosalia tidur disini. Aku beranjak menuju cermin, ntah dorongan apa aku ingin melihat penampilanku sekarang.
Astaga keadaanku benar benar berantakan, rambut yang awut awutan, wajah kusam bahkan terlihat bengkak. Tidak masalah asal tidak sakit, bajuku sedikit rapi, tidak menggunakan baju kemarin. Aku rasa tante Rosalia yang menggantikannya. Aku mengambil sisir untuk merapikan rambutku. Ya ampun apa itu dileherku, aku mendekatkan lagi tubuhku kedepan cermin, memastikan jika pandangaku tidak salah. Leherku merah merah, hampir seluruhnya. satu, dua, tiga......... semuanya 32. Kenapa ini, semua kejadian kemarin terputar dikepalaku, mbok sum dan beberapa orang yang tersenyum melihatku, bahkan perkataan mbak penjaga kasir itu. Aku menutup mulutku dengan ke dua tanganku.
"Al........ ini semua pasti ulahmu kan......... uhhh
Aku membuka pintu kamar sangat pelan, tidak mau tante Rosalia terbangun karena ulahku. Hampir saja aku terjatuh, untung aku bisa jaga keseimbangan tubuhku, ternyata kaki Al menghalangi jalanku. Al langsung terbangun karena aku yang tersandung kakinya. Astaga dia kenapa tidur disini sih.

"Kau sudah tidak apa apa, masih sakit, mana yang sakit, lemas tidak?

Pertanyaan pertanyan dikeluarkan Al, tangannya sibuk memegang tubuhku, mulai dari rambut, dahi, pipi, dan berakhir pada kedua lenganku. Seharusnya aku marah padanya, tapi melihatnya seperti ini membuatku lebih bahagia. Aku rasa aku ini sudah gila, disaat wanita seharusnya marah karena perlakuan seenaknya dari pria, nah aku malah langsung luluh dengan sikapnya yang seolah olah mencemaskanku. Al sepertinya tidak tidur, terlihat dari raut wajahnya, biar begitu dia tetap tampan hehe.
Tanganku bergerak memegang dan mengelus pipinya. Tubuh Al menegang aku bisa merasakan itu, apa karena sentuhanku. Al menepis tanganku kasar, meninggalkanku tanpa menoleh sedikitpun. Ya tuhan selalu saja dia menerbangkanku setinggi langit, namun segera saja dia menjatuhkanku ke dasar jurang bahkan tanpa ada pemberian sedikit saja waktu untukku merasakan kebahagian itu.

"Kamu jahat Al..........






STAY ON MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang