TIGA LAPAN

4.2K 359 7
                                    

Yuki pov

"Untuk apa kau datang lagi setelah apa yang sudah kau lakukan?, bukankah kau bahagia jauh dariku, kau mau aku tidak mengkhwatirkanmu bukan?".

Jedar.....

Aku seperti tersambar petir mendengar ungkapan Al. Bukan... bukan ini yang aku harapkan, bukankah dia mencintaiku, tapi mengapa kehadiranku seperti tidak diinginkan.

"Al... aku...aku...

Aku tidak menyelesaikan perkataanku, melihatnya pada posisi tadi, dengan respon yang benar benar menjatuhkanku sudah tidak bisa aku tolelir, aku terlalu bodoh percaya omongan Al.

"Aku.... benci kamu Al.....

Setelah mengatakan itu aku bergegas pergi meninggalkannya, aku tidak perduli semua pandangan orang orang kantor, untuk kali ini biarlah semua orang tau betapa hancurnya aku saat ini.

Aku yang masih berlari hampir saja terjatuh saat sebuah tangan menarikku kasar kebelakang.

Hikzz hikzz...

Tangan itu bergerak memelukku, memeluk erat bahuku. Tangan ini... tangan....

"Jangan pergi lagi sayang... maafin aku, udah cukup kamu nyiksa aku dengan ninggalin aku selama ini. Aku kehilangan arah, tidak tau harus gimana tanpa kamu...", Al membenamkan kepalanya dipundakku.

Rasa bahagia memuncak dikepalaku, ini yang aku inginkan, hal ini yang aku tunggu, semua mata tertuju padaku termasuk Risa. Mungkin sekarang pipiku sudah seperti kepiting rebus, untung saja ini wilayah Al, jadi staf disini sedikit. Tapi tetap saja aku sangat malu sekarang. Tanpa sadar aku menunduk menutup wajahku ditangan kokoh milik Al.

"Al kita jadi objek pandangan orang", kataku pelan.

Tiba tiba tubuhku melayang diudara, astaga Al mengangkatku, apa dia lupa kalau dia direktur disini, dengan cepat aku mendekatkan wajahku kedada bidang Al, kami bisa jadi pembicaraan orang satu kantor kalau begini.

Aku mendorong pintu ruangan Al, hingga kami bisa masuk kedalam, jika pada posisi saat ini sudah pasti aku jadi tangan kanan Al.

Aku melihat wanita tadi masih berada diruangan ini, baru saja ingin turun tapi Al menahanku.

"Tidak jelaskah penolakan saya tadi nona, kenapa anda masih berada disini?

Dengan kikuk wanita itu berdiri, dan meninggalkan kami, wajahnya memerah salah tingkah.

Al berjalan mendekati sofa dan duduk dengan aku dipangkuannya. Ia menatapku lekat seakan memastikan jika ia tidak sedang berhalusinasi.

"Al jangan menatapku seperti itu, aku malu", kataku jujur.

Al diam tidak bergeming.

Cup...", ia mengecup lembut keningku.

Cup....", Al kembali mengecup pipi kiri dan kananku.

"Al.....", rengekku.

Cup cup cup cup... Al berulang kali memberi kecupan kecupan kecil diwajahku.

"Kau tau aku sangat merindukanmu, kau tidak boleh lagi pergi dariku.

"Kalau aku pergi?", tanyaku menantang.

"Jika kau berasumsi begini, jangan salahkan aku kalau aku akan mengunci ketat kau, sehingga kau tidak bisa kemanapun", katanya dengan nada mengancam.

"Al apa benar kau...kau..

"Aku mencintaimu, aku tidak berbohong, semua itu benar.

***************
Al pov

STAY ON MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang