YUKI POV
Aku terbangun sudah jam sepuluh lewat, ya ampun aku harus kerja, bisa bisa Al marah lagi padaku. Cukup sudah dia menghukumku, aku sangat takut melihatnya.
Sejenak teringat percakapan kami, Al bilang aku bebas atas dirinya, boleh meminta apapun, maksudnya apa, ketika dia bertanya apakah aku mencintai Steff, tanpa ragu aku memberikan jawaban tidak, tapi kenapa saat dia bertanya apa aku menyukainya aku malah tidak tau, uuuuuu aku bingung. Ya ampun mungkinkah selama ini aku menahan perasaanku, akh biar saja dia tahu aku menyukainya, aku menyerah.
"Hai kau sudah bangun ?
Al masuk membawa nampan ditangannya.
"Kau lihat aku sudah bangun apa tidak", jawabku kesal.
"Baiklah nona ini masih pagi, tidak perlu marah-marah.
"Pak Al kita tidak kerja ?
Mendengar pertanyaanku Al bukannya menjawab malah terkekeh. Sebelum aku menghindar Al mengecup pipiku sekilas.
"Kau ini masih saja yang diingat kerja, kau begitu takut padaku ya?, dengar Yuki aku bos nya, lagi pula kau bersamaku sekarang, jadi jika tidak masuk pun, tidak ada masalah.
"Uh bapak emang selalu buat aku takut.
"Baiklah habiskan sarapanmu, nanti akan kutunjukkan bagaimana sebenarnya orang yang kau takuti ini.
Al mengatakannya seperti misteri saja. Mau apa lagi dia, apa mau marah marah lagi.
"Yuki jangan pernah memanggilku bapak.
Al pergi meninggalkanku dengan nampan yang sudah berpindah ke tangan ku.
Tidak butuh waktu lama aku menghabiskan sarapan ku, karena perutku juga sudah minta diisi.
Aku melihat tasku sudah berada dimeja depan tv, ternyata Al sudah memindahkannya. Aku mengambil hp, benar saja sudah banyak pesan yang masuk. Dari Steff, kak Alan dan Risa."Risa hari ini aku tidak kerja ya, aku dan Al tidak masuk kantor, ini juga dia yang minta".
Aku menekan tombol send. Huh aku pasti diledekin Risa, well aku menceritakan apa pun yang terjadi antara aku dan Al. Dan Risa seenaknya mengambil kesimpulan Al menyukaiku. Tapi ketika aku menceritakan sisi kasarnya, keegoisannya Risa malah menjawab tidak tau, dasar buat harapab saja. Aku keluar mencari cari sosok Al. Pintu kamar nya tertutup, apa dia didalam.
"Al........
Aku membuka pintu itu, Ak duduk diujung king bed nya, wajahnya kelihatan kesal.
"Al aku boleh masuk ?
Al yang baru menyadari keadaanku, menganggukan kepalanya. Sebenaranya aku takut sekali. Aku menutup pintu dan duduk disampingnya.
"Kenapa wajahmu pucat sekali ?",tanyaku.
"Aku frustasi......
"Jawabnya singkat sekali, frustasi kenapa ?", tanyaku polos.
Al memandang wajahku gemas, menarikku dan sekarang aku berada dihadapannya, dia mundur kebelakang menyisakan ruang dan menarikku duduk didepannya. Aku mengikuti permintaan Al. Dia memeluk erat pinggangku dan memnggenggam kedua tanganku. Kepala Al menempek di bahu kiriku, membuatku bisa mencium wangi rambutnya. Ya tuhan dadaku bedebar keras, aku gugup dengan posisi ini, "Dasar kau Al jangan bersikap seolah-olah kita pasangan kekasih". Ingin sekali aku mengatakan itu tapi aku tidak punya cukup keberanian untuk mengatakannya. Lagi pula ada rasa bahagia yang terselip dihati ini.
"Kau lihat keadaan kamar ini sudah tidak berbentuk.
Nafas Al menyapu leherku, aku tambah deg deg ini.
"Hei kau gugup, kenapa kau tidak pernah dipeluk lelaku tampan sepertiku?", Al terkekeh.
Tuh kan ketahuan aku gugup, buat malu saja. Sekarang pasti wajahku sudah merona merah, untunglah dia dibelakang ku, jadi tidak melihatnya.
"Biar aku yang membersihkannya", kataku.
Bukankah dia tidak memperbolehkan siapa pun masuk kekamarnya.
"Kau yakin ?
Aku mengangguk. Aku segera berdiri, aku tidak boleh lama lama berada didekatnya. Tapi Al menarik cepat pinggangku.
"Kau tidak bisa sabar sedikit ya?
"Bukan gitu Al, aku juga sudah tidak betah melihat keadaan kamar ini.
"Jangan bangkitkan gairah ku dengan melihatmu melenggang dihadapanku sweet heart.
Al membisik ditelingaku. Aku menegang, kata-kata Al seperti ancaman buatku. Aku baru menyadari aku memakai kemeja kelonggaran ini.
"Jadi.... jadii gimana aku... membereskannya?", tanyaku gugup.
"Aku akan keluar sebentar, membeli pakaian untukmu.
Aku menoleh kebelakang melihatnya. Dia membeli pakaian untukku.
"Kau tenang saja, aku tau kok apa saja yang kau perlukan, aku tidak mau menyuruh orang yang membelinya, aku mau kau memakai pilihanku.
Seakan tau apa yang aku pikirkan. Al melanjutkan ucapannya itu. Uh ingin menolak tapi takut dia marah, dia kan hobby meledak mendadak hanya karena aku salah bicara.
"Aku pergi.......
Al mengecup lembut puncak kepalaku. Bisa tidak sih dia tidak bersikap seperti ini, membuat jantungku berdetak tidak karuan jadinya.
"Jangan keluar dengan pakaian itu Yuki, tunggu aku dikamar ini...