Bab 4 {REVISI}

8K 501 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

......


"Kenapa sih dari tadi pagi gue liat muka lo di tekuk mulu?" tanya heran Cici.

"Gue kesel sama kak Ello, semalem gue gak dibolehin makan ramen sama es krim!" gerutunya mencoba menjelaskan kejadian menyebalkan semalam.

"Yaelah dikira kenapa. Menurut gue wajar aja kak Ello gak bolehin makan ramen sama es krim, 'kan lo lagi sakit. Kak Ello larang lo pasti demi kesehatan lo sendiri." tuturnya.

"Tapi gue juga sekali-kali pengen makan itu Ci ..."

"Udahlah ... jangan di permasalahin lagi. Lo harus nurut sama kak Ello, karna dia itu gak mau lo sakit."

Mendengar penjelasan Cici, seketika Viola berpikir, lalu senyumnya merekah. "Apa kak Ello udah mulai suka ya sama gue?"

"Emm mungkin aja sih. Gue perhatiin dari awal gue kenal lo sama kak Ello, dia itu kayaknya ngejaga lo banget. Sampe-sampe pas awal, gue kira lo pacarnya kak Ello."

"Masa sih?" pipi Viola bersemu merah.

"Iya, tapi sayangnya ternyata lo sama kak Ello cuman sepupu-an."

Mendengar kalimat Cici diakhir, Viola memanyunkan bibirnya, "apa gue sama kak Ello gak mungkin bersama ya? Tapi kak Ello pernah bilang mau nikahin gue." lirih Viola.

"Hah? Lo bilang apa?" tanya Cici yang tidak mendengar lirihannya.

"Nggak kok, gue gak bilang apa-apa. Hehe ..." Viola menampilkan deretan giginya.

"Ci, gue ke kelas kak Ello dulu ya ... Mumpung masih ada waktu jam istirahat." tanpa menunggu jawaban dari Cici, Viola pun pergi menuju kelas Rasello.

Setibanya di sana, pandangannya melihat Rasello sedang berkumpul bersama teman-temannya. Tapi ada yang aneh, kenapa Liana terus merangkul lengan Rasello? Begitu pun Rasello yang sesekali tersenyum pada Liana.

Pikiran aneh mulai merasuki otak Viola. Berbagai spekulasi mulai berputar-putar dibenaknya. Ketika memikirkan spekulasinya tentang Liana dan Rasello, ia dikejutkan oleh panggilan dari Ben. Seketika saja ia tersentak. Bisa ia lihat Liana langsung melepas rangkulannya.

'Jangan berpikir aneh-aneh Ola!' batin Viola menggelengkan kepalanya.

"Hai kak Ben." Viola membalas sapaannya.

"Ada apa?" tanya Rasello, melihat Viola menghampirinya.

"Ola mau ngomong sesuatu sama kak Ello. Tapi ..." Viola melirik kearah sekitarnya.

Rasello yang tahu kode itupun langsung menarik lengan Viola, membawanya menjauh dari semua orang agar Viola lebih leluasa berbicara padanya.

Sedangkan Liana hanya menatap punggung mereka yang mulai menjauh dengan perasaan yang tidak rela.

"Ada apa?" tanya Rasello kembali setelah ia membawa Viola ke taman belakang.

"Happy valentine kak Ello ..." ucap Viola tersenyum.

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang