Bab 10 {REVISI}

7.7K 449 14
                                    

'Tolong, cintai aku kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Tolong, cintai aku kak.'

-Viola-

.....

Kedatangan Rasello begitu tiba-tiba, menghentikan langkah mereka. Rasello bahkan menyentak tangan Liam dari Viola, setelahnya menarik Viola kesampingnya.

Liam menepuk-nepuk tangan yang sempat Rasello sentuh. "Lo pacarnya?" kejadian ini diluar dugaan Liam.

"Bukan. Dia cuman sepupunya."

Bukan Rasello ataupun Viola yang menjawab pertanyaan Liam, melainkan Liana. Mendengar itu otomatis saja Viola menolehkan kepalanya pada Liana yang berada di sisi Rasello yang lain.

Bukan karena jawabannya yang aneh, tapi karena ia tidak menyangka saja Liana begitu cepat menjawab pertanyaan Liam.

"Cuma sepupu? Kenapa segitunya sama Viola?" Liam menaikan sebelah alisnya dengan kedua tangan yang ia taruh di kedua sisi kantong celananya.

"Bukan urusan lo!" Jawab Rasello, masih menggenggam lengan Viola.

Liam menarik ujung bibirnya. Sepertinya ia mulai tahu situasinya. "Viola, ayo ke kelas. Sebentar lagi bel masuk." ajak Liam yang hendak menarik lengan Viola, namun langsung ditepis oleh Rasello.

"Ola bareng gue! Minggir!"

"El ..." lirih Liana yang menggenggam sebelah tangan Rasello.

"Kita antar Ola ke kelasnya dulu."

"Wait bro, kenapa harus repot-repot sih. Gue sama Viola satu kelas, jadi Viola bareng gue aja." Liam menghadang Rasello yang hendak melangkah, menarik kembali lengan Viola.

"El udahlah biar Ola sama cowok ini. Mereka 'kan satu kelas. Sebentar lagi bel masuk loh ..." rayu Liana.

"See? Cewek lo benar, mending Ola bareng gue dan lo bareng cewek lo. Ayo Ola ..." Liam pun menarik Viola hingga terlepas dari genggaman Rasello.

Viola sedari tadi hanya bisa diam, menyaksikan interaksi mereka. Hatinya terasa tersentak ketika Liam menyebutkan Liana 'Cewek Ello'. Apalagi tangan itu, melepasnya begitu saja.

Apa mungkin Rasello memiliki hubungan lebih dengan Liana? Jika benar apa yang dipikirkan oleh Viola, maka ia belum siap untuk menerima kenyataan yang pahit itu.

Disepanjang pelajaran pun Viola terus termenung. Ia saat ini tidak bisa fokus, memikirkan teka-teki yang berseliweran di otaknya yang minim.

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang