Bab 9 {REVISI}

6.5K 423 14
                                    

Kalo ada typo tandai aja!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo ada typo tandai aja!

....

"Lo kenapa diem terus dari tadi?" tanya Rasello pada Viola.

Setelah mengantar Mami Vee dan Papi Hans ke bandara hendak kembali ke luar negeri, kini Viola, Rasello dan Rasella tengah berkumpul di ruang keluarga menyaksikan televisi bersama.

Namun, ada yang berbeda. Viola yang biasanya cerewet terlihat lebih banyak diam. Sebenarnya ia masih merasa kesal pada Rasello karena kejadian tadi pagi dan kemarin malam.

'Bukannya minta maaf atau beliin es krim kek, ini malah nanya kayak gitu!' gerutu Viola yang tentunya hanya berani menggerutu di dalam hati.

"Ngomong Ola!"

"Lagi sariawan atau sakit flu lo yang bikin diem? Kalau gitu gue ambilin obat." Rasello melanjutkan ucapannya, hendak beranjak dari duduknya tapi ditahan oleh Viola.

Viola memberikan tatapan sinis. Apakah Rasello begitu sangat tidak peka?

"Ola gak sakit!" ketusnya.

"Terus?"

"Ngambek sama lo!"

Bukan! Bukan Viola yang membalas pertanyaan Rasello, melainkan Rasella. Ia jadi ikut kesal juga pada Rasello yang tingkat kepekaannya setipis tisu.

"Sama gue?" tunjuk Rasello pada dirinya sendiri. Sedangkan Viola mengacungkan jempolnya pada Rasella karena telah membantunya.

Viola mengangguk mengiyakan ucapan Rasello.

"Kenapa?" tanya heran Rasello.

"Ya ampun kak Ello! Gak peka banget sih!" niat hati ingin mendiami, sayangnya tidak bisa jika menyangkut Rasello. Bawaannya ingin selalu mengomel dan terus bicara.

"Kak Ello tuh seharusnya minta maaf atau gimana kek sama Ola!"

Mendengar celotehan Viola, ia mengerutkan keningnya. "Kenapa harus minta maaf?"

Demi apapun, Viola frustasi dibuatnya. Viola sampai menepuk keningnya sedangkan Rasella memutar bola matanya malas.

"Oke, Ola jelasin kenapa kak Ello harus minta maaf ke Ola. Yang pertama, kak Ello udah bentak Ola waktu di rooftop, dan yang ke dua kak Ello udah bikin kesel Ola waktu pagi!"

"Karna itu?" Tanya Rasello dan dibalas anggukan Viola.

"Lo mau tau jawaban gue apa?" Tanya Rasello kembali dan lagi-lagi Viola hanya mengangguk.

"Lo bodoh!" ucap Rasello mendorong kening Viola dengan telunjuknya. Lalu duduk di samping Rasella dan membuka iPadnya, siap untuk memainkan game favoritnya.

"Bodoh?" beo Viola tampak berfikir.

Tunggu, bukan jawaban ini yang ia harapkan. Melainkan permintaan maaf. Terus, mengapa Rasello mengatainya bodoh? Bukankah seharusnya dia yang berucap seperti itu pada Rasello?

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang