Bab 21

9.2K 515 37
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Hujan dan suara petir begitu mendominasi malam ini. Begitu juga dengan suasana malam ini yang sangat kacau perihal hilangnya Viola. Tak peduli seberapa berharganya barang-barang di mansion, Rasello menghancurkan semuanya. Para maid dan beberapa penjaga di mansion pun tak luput dari kemarahan Rasello.

"ELLO TENANG!" Teriakan Rasella begitu menggema menghentikan Rasello yang tengah menghajar para penjaga.

"GIMANA BISA GUE TENANG HAH? OLA HILANG! OLA HILANG RASELLA!" Tak bisa di deskripsikan bagaimana kacaunya diri Rasello saat ini.

"Gue tau! Lo tenang dulu, pikirkan dengan kepala dingin."

"Gue gak bisa Sella... Gue gak bisa!" Rasello mengusap kasar wajahnya.

Setitik air matanya mulai mendarat di kedua pipinya. Rasello tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Viola yang beberapa saat menghilang. Dirinya sangat takut. Sangat takut Viola terjadi apa-apa.

Beberapa jam lalu, setelah dirinya merayakan ulang tahun bersama Liana, ia pulang ke mansion dan mencari-cari keberadaan Viola. Ia begitu panik ketika Viola tidak ada dimana-mana. Sampai-sampai ia menghubungi Cici dan juga Liam.

Tapi keduanya pun sama halnya, tidak tahu keberadaan Viola. Bahkan Rasella yang sedari tadi di dalam kamarnya tidak tahu menahu keberadaan Viola. Rasella melihat terakhir kali keberadaannya di dapur. Kepanikan Rasello bertambah ketika melihat lemari pakaian Viola kosong.

"Lo udah telpon Mami Papi?" Tanya Rasello.

"Udah, tapi mereka gak mau kasih tau keberadaan Ola. Mereka mau kita jangan cari-cari Ola." Jelas Rasella. Dirinya sedikit tenang karena kemungkinan kedua orang tuanya tahu keberadaan Viola.

"Sialan!" Rasello menendang meja di depannya dengan kesal.

"Ola... Kenapa lo tinggalin gue!" Lirih Rasello seraya mendudukkan dirinya di sofa dengan lemas.

"Huft, dia pergi karna lo!" Hela Rasella mendudukkan dirinya di samping Rasello.

"Gue?"

"Hm, dia capek sama sikap lo. Dan ya... Gue dukung dia pergi dari sini."

Rasello terdiam mendengar itu. Lalu Rasella melempar ponselnya dan menunjukkannya pada Rasello foto dirinya bersama Liana beberapa jam lalu.

"Pasti Ola liat itu. Lo tau? Sebelum lo pulang ke mansion, dia bikin kue buat lo. Gue gak tau sekarang kue nya kemana. Mungkin aja di makan sendiri sama Ola setelah liat itu."

Rasello meremas ponsel Rasella. Ia pun tidak mengetahui jika Liana memposting fotonya di sosial media. Bukankah dirinya sudah melarangnya untuk memposting foto itu, tapi kenapa malah ia posting.

"Liana..." Rasello menggeram kesal lalu membanting ponsel ditangannya.

"Ck, kenapa lo harus banting juga ponsel gue!" Gerutu Rasella.

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang