Bab 41 (END)

5.5K 79 2
                                    

Dengan wajah yang pucat dan tersiksa, Viola terus memuntahkan isi perutnya. Rasello yang prihatin mulai mendekatinya dengan penuh perhatian, lalu mulai memijat lembut tengkuk Viola dalam upaya untuk meredakan ketidaknyamanannya yang selama dua hari ini terus memuntahkan isi perutnya.

"Kak Ello bau... Jauh-jauh!" Ucapnya menutup hidungnya seraya mendorong Rasello agar ia menjauh darinya.

Rasello yang dikatai bau, reflek mencium badannya sendiri. Tapi tidak seperti yang dikatakan Viola.

Tubuhnya harum, tidak mengeluarkan sedikitpun bau. Violanya benar-benar aneh. Sudah dua hari ini selalu mengeluh bau jika berdekatan dengannya, lalu setiap makan pasti muntah-muntah.

"Kak Ello mending pake ini." Viola menyemprotkan minyak wangi strawberry nya di tubuh Rasello. Minyak wangi yang entah kapan menjadi favorit nya.

"Nah, gini kan wangi." Ucapnya seraya mengendus-endus.

"Ya ampun sayang, aku kan mau berangkat kerja. Masa baunya strawberry." Cemberut Rasello.

"Jangan protes! Sana pergi kerja!" Ketus Viola.

"Kamu lagi datang bulan?"

Viola menggeleng. "Nggak, kenapa?"

"Kamu dua hari ini marah-marah terus. Apalagi ditambah sama mual-mual kamu dan perilaku kamu yang aneh."

"Kak Ello ngatain Ola aneh?!" Viola berkacak pinggang menatap garang Rasello.

"Bukan gitu... Tapi kamu gak biasanya seperti ini."

Viola menurunkan tangannya dan mulai berpikir, "Iya juga. Ola sekarang-sekarang ini bawaannya pengen marah terus sama kak Ello. Terus, setiap Ola masukin makanan ke mulut pasti mual. Dan bau minyak wangi kak Ello pun bikin Ola mual. Padahal itu pilihan Ola."

"Kenapa ya kak?"

Bukan hanya Viola yang berfikir, Rasello pun ikut berfikir juga.

"Tunggu." Rasello memegang pundak Viola.

"Kamu telat datang bulan gak?"

Awalnya Viola terdiam. Mengingat hitungan datang bulannya. Lalu ia menjentikkan jarinya. Ia baru ingat, sudah dua bulan ia telat datang bulan.

Sekarang ia mulai terpikir, sama halnya dengan yang dipikirkan Rasello. Viola mengangguk setelah mengingatnya. Rasello tersenyum senang dan memeluknya erat. "Aku harap apa yang aku pikirkan benar."

"Ola juga."

"Kita ke dokter sekarang."

"Tapi, gimana sama pekerjaan kak Ello? Bukannya hari ini ada rapat?"

"Aku batalkan." Jawabnya dengan semangat menggebu-gebu.

...........

Dengan tatapan cemas, Rasello dan Viola menunggu jawaban dari dokter yang telah memeriksa kondisi Viola. detak jantung keduanya berdetak cepat, menanti dengan harapan dan kekhawatiran yang bercampur aduk.

"Bagaimana dok?" Tanya Rasello dengan nada gugup.

Dokter tersebut tersenyum hangat melihat kekhawatiran pasangan muda itu, "Selamat, kalian akan menjadi orang tua." Ucap dokter tersebut, memberikan berita yang penuh sukacita.

Rasello dan Viola sama-sama terkejut dan bahagia mendengar berita itu, "Sayang, baby kita hadir." Haru Rasello seraya mengelus perut Viola lalu menciumnya.

"Terima kasih sudah hadir baby." Lanjut Rasello yang tak henti-hentinya mengulas senyum.

Viola pun ikut tersenyum bahagia. Bahkan kedua sudut matanya sudah berair. Ia sangat senang. Penantiannya kini telah tiba.

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang