'Pergi untuk melepaskan, datang untuk mengikhlaskan.'
........
Ditengah rintiknya hujan, Rasello tengah termenung. Pikirannya sedang berkecamuk. Hatinya gundah oleh rasa yang baru ia rasakan selama hidupnya.
Hingga kembarannya masuk pun Rasello tidak menyadarinya. Rasella menyadarkannya dari lamunannya. Ia menanyai mengapa Rasello menyerah begitu saja untuk memperjuangkan cintanya.
Padahal sebelum kejadian dimana Viola dijodohkan oleh Liam, dirinya begitu bersemangat. Tapi lihatlah, Rasello menyerah sebelum berperang. Ia malah mencabut pembatalan pernikahannya dan melanjutkannya.
"Gue kecewa sama dia. Malam itu, dia ngungkapin perasaannya sama cowok lain terus besoknya dia malah terima perjodohan."
"Baru segitu aja nyerah ... Lemah!" Ucap Rasella yang tak habis pikir dengan kembarannya ini.
Rasello menoyor kepala Rasella. "Gue gak lemah cuman kecewa!" Ucapnya tak terima.
"Ck, sama aja! Terus, kenapa lanjutin pernikahan lo?"
Rasello menghela nafasnya sebentar lalu berkata, "Gue terpaksa karna Liana ngancam."
"Ngancam?"
"Hmm," Angguknya.
"Dia ngancam kalo gue batalin pernikahan ini, dia akan nekad bunuh diri kayak kemarin malam..."
Rasello pun menceritakan kejadian dimana setelah ia mempergoki Viola dirinya melajukan motornya dan ternyata ia pergi menemui Liana.
Walaupun ia kecewa dengan ungkapan Viola, tapi di lubuk hatinya ia masih ingin bertekad untuk berjuang. Berjuang mendapatkan cinta Viola kembali. Ia tidak ingin menelan ludahnya sendiri.
Flash back on
Rasello berjalan menuju apartemen Liana. Ya, beberapa tahun belakangan ini Liana tidak tinggal bersama kedua orangtuanya melainkan tinggal seorang diri di apartemen pribadinya."Boleh masuk?" Tanya Rasello ketika Liana sudah membukakan pintunya.
"Boleh, ayo sayang." Ucapnya menggandeng Rasello.
Keduanya pun duduk di sofa.
"Ada apa?" Tanya Liana.
Rasello tidak langsung menjawab, melainkan menatapnya terlebih dahulu. Ia ingin memantapkan hatinya untuk berujar yang sejujurnya pada Liana.
Sejenak Rasello mengingat-ingat satu demi persatu memorinya bersama Liana. Tidak bisa dipungkiri olehnya, ternyata dari sekian momennya ia baru menyadari bahwa itu semua hanyalah rasa suka sebatas mengagumi.
Sedangkan cintanya ada bersama Viola. Rasello merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia begitu keliru sehingga baru sekarang menyadarinya.
"Liana, gimana kalo kita ... Kita batalkan pernikahan ini."
Degub jantungnya tersentak. Ini yang Liana takutkan. Ia takut Rasello berubah pikiran karena kedatangan Viola. Tanpa disadari oleh Rasello, ia mengepal kuat kedua tangannya. Ia berusaha tenang di depan Rasello padahal hatinya bergemuruh hebat.
"Jangan becanda sayang ... Ini gak lucu."
"Aku serius Liana. Selama ini, yang aku cintai bukan kamu. Tapi ..."
"Stop! Jangan dilanjutkan." Liana menghentikan Rasello. Ia tidak mampu mendengar ucapan lebih lanjut darinya. Ia tahu Rasello akan menyebutkan siapa.
"Aku pernah bilang bukan, kalo kamu batalkan pernikahan kita bukan aku aja yang menanggung sakit. Tapi juga kekecewaan keluarga kita! Pokoknya pernikahan kita gak boleh dibatalkan!" Liana beranjak bangun namun Rasello mencekal lengannya dan menuntunnya untuk duduk kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ello Untuk Ola {END}
Fiksi Remaja(TAHAP REVISI) . . "Kak Ello, kapan kita nikah?" -Viola Larasati Rahardian. "Nanti saat kita besar." -Rasello Adrian Castelo. Beberapa tahun kemudian... "Kak Ello, kapan kita nikah? Kita kan sekarang udah besar." -Viola Larasati Rahardian. "Ola, lup...