Entah mana kisah yang lebih menyakitkan. Apa kisah Romeo memperjuangkan Juliet atau Romeo yang melupakan Rosaline. Namun keduanya memiliki alasan
yang sama. 'CINTA'Tapi disini bukan tentang cinta pertama ataupun sebuah perjuangan cinta. Melainkan luka di balik cinta yang sesungguhnya.
......
Rerumputan hijau membentang seperti samudra. Berbagai bunga terlihat indah berdiri di setiap rerumputan hijau itu. Kumpulan kupu-kupu pun menghinggapi bunga, menghisap madu dari sarinya. Disinilah Viola berada. Hatinya merasa tenang ketika menghirup udara disana.
Namun ini aneh, dimanakah ia berada? Adakah tempat seindah ini di tempatnya. Tapi sepertinya Viola tidak memperdulikan itu, ia hanya tersenyum berseri seraya menyusuri berbagai bunga itu. Hingga seorang wanita bergaun putih menghampirinya.
"Viola..." Panggil wanita tersebut. Senyumnya mampu menghipnotis Viola. Setelah mendekat, wanita itu langsung memeluk Viola kedalam dekapannya.
"Putri ku."
Deg
"M-Mama?" Ragu Viola dengan suara bergetar.
"Iya sayang, ini Mama."
"Mama..." Viola memeluk wanita yang telah melahirkannya namun seumur hidupnya tidak pernah merasakan kasihnya dan juga tidak pernah melihat sosok nyata sang Mama.
"Mama Ola kangen Mama." Ucap Viola yang mulai terisak.
Laras melepas pelukannya dan mengelus sayang kepala Viola. "Mama juga." Ucapnya seraya tersenyum lembut.
"Kenapa Mama harus tinggalin Ola? Ola mau sama Mama."
Laras tersenyum mendengar ucapan Viola.
"Sayang, perjalanan kamu masih panjang. Mama selalu tunggu kamu disini, tapi ini belum saatnya."
"Kenapa? Ola mau sama Mama aja." Viola kembali memeluk Laras.
"Apa ini diakhirat Ma?"
"Sayang, kamu harus kembali."
Viola menggeleng cepat. "Nggak mau! Ola mau sama Mama. Ola lelah disana."
"Kamu gak dengar itu sayang?"
Viola menajamkan pendengarannya.
"Ola!! Hiks bangun sayang... Ola!!"
"Ola, Mami mohon bangun nak."
"Ola jangan tinggalkan aku! Kalo kau pergi siapa yang akan menata rambut ku, mengantar ku berkencan dan memasak untukku? Hiks."
"Ola..."
"Kak Ello, Mami, Emma, Papi?" Viola menutup mulutnya dengan air mata yang mengalir ketika mendengar orang-orang yang di sayangnya menangis tersedu-sedu memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ello Untuk Ola {END}
Teen Fiction(TAHAP REVISI) . . "Kak Ello, kapan kita nikah?" -Viola Larasati Rahardian. "Nanti saat kita besar." -Rasello Adrian Castelo. Beberapa tahun kemudian... "Kak Ello, kapan kita nikah? Kita kan sekarang udah besar." -Viola Larasati Rahardian. "Ola, lup...