Bab 35

8.9K 441 64
                                    

Warning!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!

Part yang bisa membatalkan puasa!
Jadi baca ini di malam atau pas sahur aja ya kalo kalian gak kuat baca😌

Typo Tandain aja^^

............

"Kak Ello udah dong jangan diemin Ola terus. Ola mau pergi nih." Ucap Viola berusaha membujuk Rasello yang tengah merajuk.

Hal itu karena Viola akan kembali tinggal di apartemen bersama Emma. Ini semua atas permintaan Mami Vee dan Papi Hans yang menyuruhnya pergi sementara waktu sampai hari pernikahan mereka. Tentu saja hal itu tidak di setuju oleh Rasello.

Ia ingin Viola tetap berada di mansion sampai hari pernikahan mereka tiba. Dirinya menolak keras tradisi yang mengharuskan mereka berpisah sementara waktu. Berkali-kali Rasello menghalangi Viola pergi, tapi Viola tetap memilih ucapan Mami Vee dan Papi Hans.

"Kak Ello ini kan cuman sementara doang, nanti juga Ola bakal balik lagi kesini."

"Gak, lo harus tetap disini!" Kekeh Rasello melipatkan kedua tangannya di dada.

Viola menghela nafasnya dengan kasar. Sulit juga membuat Rasello tidak merajuk lagi dan menyetujuinya pergi. Dan akhirnya sebuah ide terlintas di otak kecilnya.

"Kak Ello..." Viola memasang wajah melasnya dan mengalungkan tangannya di leher Rasello.

Rasello seketika mematung tanpa berkedip menatap wajah yang sialnya sangat imut milik Viola.

"Boleh ya Ola pergi? Lagian kan kita bisa video call." Ucapnya seraya menunjukkan puppy eyes nya.

'Sial kenapa Ola imut banget.' Batin Rasello menelan salivanya dengan susah payah.

"G-gak!" Tolak Rasello memalingkan wajahnya. Ia tidak ingin bentengnya hancur melihat ke imutan Viola.

Kedua mata Rasello membola ketika sebuah kecupan mendarat di pipi kirinya. Siapa lagi kalo bukan ulah Viola.

"Kak Ello... Boleh ya?"

"Gak!"

Lumayan susah juga ia merayu Rasello agar dirinya bisa mengijinkannya. Lalu satu ide terlintas dibenaknya. Ia mendekatkan dirinya lalu kecupan beruntun ia daratnya di pipi Rasello hingga membuat kedua pipi Rasello memerah.

"Ah sial! Lo selalu berhasil buat gue ngeruntuhin larangan gue!" Gerutu Rasello menarik pinggang Viola ke dekapannya. Lalu ia memeluknya, menyusupkan wajahnya di ceruk leher Viola.

Akhirnya ia menyerah, ia pun mengijinkannya. Namun dengan syarat yang diberikannya. Viola diharuskan menelpon dan video call setiap waktu dan dimana pun Viola berada. Awalnya Viola menolak itu, gila saja jika setiap waktu. Dia juga kan butuh melakukan hal privasi.

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang