Bab 12 {REVISI}

7.1K 483 30
                                    

'Serpihan kaca tak bisa kembali utuh, setangkai bunga layu pun tak bisa kembali segar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Serpihan kaca tak bisa kembali utuh, setangkai bunga layu pun tak bisa kembali segar. Apa kalian memandangku seperti mereka?'

-Viola-

.........


Tercium aroma manis menguar di udara, melambai dengan lembut sebagai godaan yang menghiasi keheningan. Viola menawarkan cemilan manis ditangannya pada Rasella, yang tengah larut dalam dunianya sendiri, terhanyut pada layar televisinya.

Namun, tawaran itu ditolaknya dengan wajah datarnya tanpa melepaskan pandangannya pada televisi.

"Kak Sell." panggil Viola, mengundang respon dari Rasella dengan memalingkan wajahnya sebentar memberikan isyarat bahwa ia mendengar.

"Kak Sella pernah cinta sama seseorang?" tanya Viola, seakan membangun rasa penasaran dalam diri Rasella yang mungkin selama ini terpendam.

Rasella menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Viola yang menurutnya konyol. Bagaimana tidak konyol, selama ini Rasella yang super duper manusia kulkas itu tidak pernah dekat dengan seorang laki-laki kecuali kembarannya dan sahabatnya, Deo dan Ben.

Dalam kamus hidupnya tidak ada kata cinta. Bahkan ia mendefinisikan bahwa cinta itu suatu hal yang sia-sia dan bodoh. Ia sangat muak dengan kata cinta.

Mengapa bisa orang-orang disekitarnya dengan mudah jatuh cinta sedangkan menurutnya cinta itu tidak berguna.

Semuanya yang berkaitan tentang cinta sangat buruk.

Sepertinya Rasella memiliki kenangan yang buruk tentang cinta.

"Kenapa kak Sella gak buka hati aja ke seseorang? Biar kakak ngerasain rasanya jatuh cinta. Jatuh cinta itu menyenangkan." ujar Viola.

Rasella menarik sebelah sudut bibirnya "menyenangkan? Menyenangkan seperti apa yang lo maksud? Cinta yang terus ditolak itu menyenangkan?" Rasella kini menatap Viola yang tengah memakan cemilannya.

"Ish! Kak Sella nyindir Ola?" cemberutnya yang merasa tersindir. Seolah Rasella sedang menertawakan kisahnya.

"Siapa lagi? Setan?"

Viola semakin memanyunkan bibirnya. "Ya emang nggak enak sih terus ditolak. Tapi dari semua itu, cukup menyenangkan bisa merasakan cinta."

Lagi-lagi Rasella tersenyum miring. "Gak ada cinta yang se-menyenangkan itu. Cinta semuanya penuh muslihat."

"Maksud kak Sella?"

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang