Bab 40

2.2K 42 0
                                    

Kau yang telah menorehkan banyak luka, namun kau juga yang menoreh banyaknya cinta di hidupku.

-Viola-

Waktu berlalu begitu cepat. Aku bersyukur Tuhan tidak mengijinkan waktu berputar kembali.

-Rasello-

...........

Viola terbangun ketika sorot matahari menerpa wajahnya. Pertama matanya memandang, sosok Rasello lah yang memenuhi Indera penglihatannya. Ia tersenyum melihat Rasello tertidur.

Cukup teduh dan — Tampan. Tanpa ingin membangunkan suaminya, Viola pelan-pelan sekali melepas pelukannya. Ia bersiap menyiapkan keperluan Rasello sebelum berangkat kerja.

Baru saja ia melangkah, dadanya terasa sakit. Ia melupakan obatnya semalam. Mungkin efek tidak meminum obat, jantungnya terasa sakit kembali.

Ia memukul pelan dadanya sebelum melanjutkan pekerjaannya. Dengan telaten ia menyiapkan keperluan Rasello, setelahnya ia membantu maid menyiapkan sarapan pagi.

"Kenapa kak Ello belum turun? Apa masih tidur?" Lirih Viola melihat kearah tangga, menunggu Rasello turun.

Karena Rasello tak kunjung turun juga, akhirnya ia menyusulnya kedalam kamar. Ia berdecak tak kala melihat Rasello masih asik dengan tidurnya.

"Kak Ello bangun ... Ini udah siang. Kak Ello harus berangkat kerja." Viola menggoyang pelan tubuh Rasello berusaha membangunkannya.

"Lima menit lagi." Gumamnya tanpa membuka matanya.

"Ini udah siang kak Ello!! Nanti kak Ello telat."

"Kak bangun..."

"Iya-iya..." Akhirnya Rasello bangun dengan wajah melasnya. Tapi ia malah menidurkan kembali tubuhnya.

"Ih kak Ello..." Viola menarik lengan Rasello. Setelah Rasello terduduk sempurna, Viola dengan gemasnya membuka paksa kedua kelopak matanya.

"Bangun kak Ello..." Panggilnya lagi seraya melototkan mata Rasello.

Rasello memegang kedua tangan Viola dan menatapnya tajam. Viola tersenyum canggung. Ia lupa jika Rasello masih merajuk.

"Kak Ello masih marah sama Ola?"

Rasello diam tidak menjawab pertanyaan Viola.

"Kalo kak Ello masih marah perihal kemarin, Ola minta maaf. Ola janji akan turuti semua kemauan kak Ello. Tapi kak Ello jangan diemin Ola lagi."

"Janji?"

Viola mengangguk cepat. "Janji."

Sedikit demi sedikit senyum Rasello mengembang. Ia mengecup singkat Viola. Sebenarnya ia tadi hanya memancing Viola saja agar mengungkapkan kalimat semalam.

"Ayo kita sarapan. Ola udah siapin semuanya di meja makan. Ini udah siang, takutnya nanti kak Ello telat." Ajaknya hendak turun dari ranjang, namun Rasello malah menariknya kedalam pangkuannya.

"Habis sarapan kita langsung berangkat ke tempat honeymoon yang udah aku pilih."

"H-honeymoon?" Beonya dengan gugup.

"Ya. Kita udah melewatkan itu terlalu lama. Dan sekarang waktunya."

Viola hanya bisa mengedipkan kedua matanya. Rasello gemas melihat tingkah lucu Viola. Lalu tanpa aba-aba ia menggendong Viola ala koala menuju meja makan. "Kak Ello turunin Ola..."

"Ola malu." Viola memukul pundak Rasello.

"Malu sama siapa? Disini cuman ada maid."

"Ya itu, Ola malu diliatin maid."

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang