Bab 22

9K 484 37
                                    

'Mimpi terburuk ku adalah kehilangan mu di sisiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Mimpi terburuk ku adalah kehilangan mu di sisiku. Kembali, dan hancurkan mimpi buruk ini.' -Rasello

....


"Gimana?"

"Maaf tuan, kami belum menemukannya."

Gebrakan meja yang dilayangkan Rasello membuat para bodyguard itu terkejut. "Gak berguna! Kenapa bisa sampai saat ini kalian belum juga menemukan Ola!" Teriaknya penuh emosi.

Ya, sebenarnya tanpa sepengetahuan keluarganya ia diam-diam mencari keberadaan Viola semenjak Viola menghilang. Namun, hasilnya nihil hingga sekarang. Ia sudah hampir putus asa karena tidak menemukan hasil yang memuaskan. Keberadaan Viola seakan ditelan bumi. Seolah bumi pun tidak merestuinya untuk menemukan keberadaan Viola.

"Lo kemana sih Ola." Lirihnya mengusap kasar wajahnya.

"Gue gak mungkin minta bantuan ke Jeff, gue takut dia bakal kasih tau hal ini sama Sella." Lirihnya kembali.

"Sayang..." Panggilan Liana membuyarkan lamunannya.

Rasello melambai tangannya guna mengusir para bodyguard-nya. Setelah kepergian bodyguard-nya, Liana pun datang dan langsung bergelayut di lengan Rasello.

"Sayang, sebentar lagi perayaan kelulusan kita... Dan sebentar lagi pertunangan kita tiba. Ayo antar aku ke butik dan juga membeli cincin." Ucap Liana yang tak lepas dari senyumannya.

"Kamu bisa sama Mami. Aku sibuk." Balas Rasello lalu bangkit dari duduknya.

"Tapi aku kan maunya sama kamu sayang..."

"Aku sibuk Liana! Kali ini aja, biarin aku sendiri. Aku lagi pusing!" Ucapnya.

"Karna Ola kan? Ello please... Ola udah pergi. Biarkan dia bahagia sama pilihannya."

Rasello tersenyum kecut. "Bahagia ya..." Ujarnya melirih.

"Gue gak yakin dia bahagia disana." Setelah mengucapkan itu, Rasello pergi meninggalkan Liana yang tengah menahan kesalnya.

Bahkan ia sampai mengepalkan kedua tangannya. Keberadaan Viola saja sudah mengancam hubungannya, dan sekarang menghilang pun Viola masih saja menjadi ancaman hubungannya. Liana membenci itu. Membenci dimana Rasello hanya memikirkan Viola dan Viola. Seolah dirinya bukanlah siapa-siapa.

........

"Belakangan ini, kenapa gue ngerasa ada yang merhatiin gue ya?" Gumam Rasella seraya menoleh kesana-kemari.

"Apa mungkin..." Rasella menyunggingkan senyumnya.

Ia tahu sekarang, siapa yang memantaunya. Dengan sengaja, ia menelpon seseorang. Mungkin saja Rasella sedang merencanakan sesuatu untuk memberi pelajaran pada orang yang telah memata-matainya.

Setelah ia menelpon seseorang itu, ia pun bersiap dengan memakai jaket kulit berwarna hitam dan jeans hitam yang senada. Ia berjalan santai menuju motor sport hitamnya. Sebelum dirinya memakai helm, ia terlebih dahulu menyunggingkan senyumnya melihat dari ekor matanya para penguntit itu.

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang