Bab 7 {REVISI}

7.2K 449 4
                                    

......

"El, udah siap?"

"Udah Pi."

Malam ini, Rasello serta Papi Hans pergi ke acara pertemuan wali kota di perusahaan pusat keluarga Castelo. Mereka tidak hanya berdua. Mami Vee, Rasella dan Viola pun ikut.

"Kenapa pakai gaun pendek? Ganti!" titah Rasello ketika melihat Viola memakai gaun diatas lutut dengan dipadukan atasan sabrina sehingga mengekspos bahu mulusnya dan juga kakinya.

Viola melirik kearah gaunnya. "Ini gak pendek banget kok."

"Ganti Ola!"

"Ck, cerewet lo!" Rasella menggerutu, muak dengan keposesifan kembarannya setelah itu melangkah pergi menuju mobil yang sudah disediakan di depan mansion.

"Ola, ganti aja kita tunggu di sini." lerai Mami Vee.

Akan menjadi urusan panjang jika Viola tidak menuruti keinginan Rasello. Bisa-bisa mereka terlambat karena hal itu.

Viola memanyunkan bibirnya. Padahal gaun itu yang ingin sekali ia pakai hari ini. Tapi Rasello mengacaukannya.

"Iya." ucapnya lesu, seraya berbalik mengganti kembali gaun dengan pakaian yang cukup tertutup. Sebelum itu, ia menoleh kearah Rasello dan menatapnya kesal. Namun, Rasello memberinya tatapan tajam.

Rasello melarang Viola memakai gaun yang cukup terbuka, karena ia tidak ingin Viola menjadi pusat perhatian pria-pria hidung belang. Apalagi dengan kondisi penyakitnya, Viola akan cepat jatuh sakit jika berlama-lama di udara dingin.

Barulah mereka bisa pergi setelah perdebatan kecil tadi.

"Lo harus disamping gue terus selama di sana." Rasello membisik di telinga Viola ketika mereka sudah sampai tujuan.

"Siap!" semangat Viola memperlihatkan senyum lebarnya.

Moodnya kembali baik ketika Rasello berkata demikian. Ia senang Rasello bersikap perhatian padanya.

Dengan gemas, Rasello mencubit kecil hidung Viola. "Jangan kebanyakan senyum di sana." Ia menggandeng tangan Viola ke dalam gedung. Sedangkan kedua orang tuanya dan Rasella sudah lebih dulu ke dalam.

"Emangnya kenapa?" Viola menatap bingung Rasello.

"Senyum lo jelek!" selorohnya tanpa melihat Viola.

"Jelek? Tapi Cici dan temen-temen cowok Ola selalu muji senyum Ola. Katanya senyum Ola bikin mereka diabetes karena terlalu manis."

Mendengar penuturan itu Rasello baru menoleh pada Viola. "Makanya lo jangan senyum! Mereka ngomong gitu karena senyum lo bikin orang penyakitan!" ucap Rasello yang entah mengapa ia merasa kesal.

"Masa iya?" Viola tampak berfikir.

"Iya! Awas aja lo kalau senyum."

Viola menolehkan pandangannya ke arah Rasello, mencoba menelisik wajahnya.

"Kenapa lo liatin muka gue kayak gitu?"

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang