Bab 30

2.9K 66 0
                                    

"I love you."

'I love you too.' Batin Liam yang hanya bisa terucap dalam hatinya.

"I love you kak Ello. Tapi, Ola sekarang gak mau egois. Kak Ello berhak bahagia."

Liam terus memeluk Viola tanpa minat melepaskannya. Hatinya terasa sakit mendengar setiap penuturan dari Viola. Ia tahu jika ini hanya sebuah pelampiasan Viola saja. Tapi, bisakah ia berharap kata-katanya terucap untuknya.

Setelah pelampiasannya reda, Viola melerai pelukannya dan menghapus sisa air matanya. "Makasih Liam. Sekarang hati gue terasa lega." Ucap Viola tersenyum simpul menatap Liam.

Liam membalas senyuman itu dan menaruh kedua tangannya ke dalam saku celananya. Ia tidak ingin Viola melihat tangannya sedikit gemetar karena gugup. Jujur saja, Viola wanita pertama yang membuatnya gugup sekaligus mengacaukan hatinya.

"Gue juga lega liat lo bisa melepaskan semuanya."

"Makasih juga tadi udah bawa gue ke bukit."

Liam mengangguk dan menunduk sebentar sebelum menatap lekat Viola. "Ola, apa hati lo masih ada ruang?"

"Ruang?"

"Iya, ruang. Kalo ada, bisa gue masuk di ruang itu?"

Viola mengerutkan kedua alisnya terlihat bingung.

"Gue cinta sama lo."

Bravo!

Akhirnya Liam menyatakan isi hatinya yang sesungguhnya. Tidak ada salahnya bukan, Liam menyatakan isi hatinya sebelum ia terlambat. Dan tak ada salahnya juga ia berharap Viola bisa mengisi sedikit ruang hatinya untuknya singgah disana.

"Hahaha ... Becanda lo gak lucu Liam." Viola tertawa geli mendengar itu.

"Kali ini gue serius."

Suara tawa Viola terhenti.

Liam meletakkan tangan Viola di dadanya. "Lo gak ngerasain detak jantung gue?" Liam kini memeluk Viola kembali dan meletakan kepalanya di dadanya.

"Lo dengar suara detak jantung gue?"

Viola hanya diam saja seraya mendengar detakan Liam yang berpacu begitu cepat. Viola bingung ingin meresponnya seperti apa.

"Suara ini selalu seperti ini setiap gue dekat sama lo Viola."

"Jadi ..." Liam memegang wajah Viola dan menatapnya.

"Kasih gue kesempatan buat ada di hati lo?"

Viola memegang kedua tangan Liam yang ada di wajahnya. "Liam, untuk kesekian kalinya gue mengucapkan terima kasih. Terima kasih atas semua yang lo lakuin ke gue dan terima kasih lo udah cinta sama gue."

"Tapi maaf, untuk menempatkan cinta lo di hati gue, gue gak bisa."

Liam tersenyum getir. "gue ngerti. Nama Rasello pasti terlalu besar di hati lo."

Viola menunduk. "Maaf,"

"Gak apa-apa," Liam mengusap lembut kepala Viola.

"Gue lega udah mengungkapkan ini sama lo. Gue harap ucapan gue tadi gak bikin lo canggung sama gue."

Kedua mata Viola berkaca-kaca. Sial, dia begitu merasa terharu, "Liam, lo cowok yang baik dan lo pantas sama cewek yang lebih baik dari gue."

'Dan lo cewek itu Ola.' Batin Liam.

"Mau berteman untuk seterusnya?" Liam mengangkat kelingkingnya.

Viola mengangguk cepat dan membalas kelingkingnya Liam.

Ello Untuk Ola {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang