Yoshhh...langsung aja lah ya, biar gak lama-lama
****
Jungmin tertidur pulas disamping Jimin. Wanita cantik itu menatap wajah damai sang putra. Dan amarah langsung terlihat jelas. Tolong diingat, Jimin berusaha merubah dirinya demi Jungkook, pria yang dia cintai juga demi Jungmin. Malaikat kecil mereka.
Dan sifat asli Jimin akan kemali ke permukaan jika ada yang mengusik dirinya walau sedikit saja. Apalagi ketenangan Jungmin terusik besar, tak ada kata maaf darinya.
"Aku akan buat perhitungan dengan guru gak jelas itu.." ujar Jimin dengan suara yang berbisik. Tidak ingin Jungmin kembali terjaga.
"Jim...aku ikut ya, aku ingin bertanya padanya langsung" Jungkook
"Kau yakin, aku malah takut kau akan membelanya.." ujar Jimin
"Kenapa aku harus membela dia??" Tanya Jungkook heran
"Bagaimanapun, dia yang menjaga Jungmin disaat kau bekerja.." ujar Jimin.
Jungkook menatap Jimin lekat, lalu pria tampan itu mendekatkan tubuhnya.
"Sudah menjadi tugasnya, aku memberikan gaji padanya. Dan menjadi hak ku untuk bertanya prihal anak kita dibawah pengawasannya. Jika dia menyalahi tugas, kita sebagai orang tua punya hak untuk menegurnya" ujar Jungkook.
"Hah...tapi aku tidak menyangka dia bahkan menyebut dirinya okasan??? Apa dia terlalu menginginkan dirimu, dan mengabaikan kalau aku yang melahirkan Jungmin???" Jimin terlihat tidak terima.
Grep..
Jungkook memeluk Jimin dari samping, awalnya ragu namun Jungkook memilih nekat.
"Apapun yang dia katakan pada Jungmin, ataupan pada orang lain. Bagiku dan Jungmin, hanya Park Jimin yang menjadi tujuan kami pulang. Hanya Park Jimin yang menjadi rumah kami.." bisik Jungkook, membuat Jimin terkejut juga merasakan jantungnya berdetak menggila
"Ra-ralat...aku bu-bukan Park.." ujar Jimin gugup
"Emmm...Park anniya??? Oh..nde..Ny. Jeon" bisik Jungkook dengan suara yang berhasil membuat Jimin hanya bisa menutup matanya. Sensasi geli yang dirasakan Jimin membuat darahnya berdesir kencang. Ini kali pertama ia merasakan perasaan yang naik turun seperti sekarang ini.
Srek..
Jimin diam saja saat Jungmin di gendong oleh Jungkook dan di bawa ke kamar dilantai atas. Jimin mengira, pembicaraan mereka untuk malam ini selesai. Dan wanita mungil itu memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Cklek..
Blam..
"Mau kemana???" Baru saja pintu kamarnya terbuka, seketika tertututp dan nada berbisik mengganggu telinga Jimin. Kakinya seketika lemas seakan tak memiliki tenaga untuk berdiri
"Kook..ak-aku mau kekamar..bu-bukankah kau tadi"
"Aku hanya mengantarkan Jungmin kedalam kamar. Aku masih ingin berbicara banyak denganmu.." Jungkook masih setia berbicara dengan berbisik dengam bibirnya ada di telimga Jimin. Tangan besarnya memegang pinggang sempit Jimin, sebagai pegangan saat ia sedikit menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
can I ????
FanfictionJimin terpaksa menikah dengan Jungkook. Pria yang membuat dia harus mengandung anak yang tidak dia inginkan. Jimin si wanita angkuh di sandingkan dengan Jungkook, pria dengan kelembutan yang mengalahkan kelembutan seorang wanita. #1 kookmin 050224�...