Disaat malam menjadi saksi dan bulan dengan tenangnya mendengarkan curahan hati seseorang memperhatikan kesedihannya di balik rindangnya pohon taman.tidak akan membiarkannya larut dalam kesedihannya sendirian lelaki yang sedari tadi berdiri dibalik pohon akhirnya menghampiri lelaki lain yang sedang mengadu nasib kepada sang rembulan.
"Jangan larut dalam kesedihan di tempat sepi seperti ini" dia berucap sebari menghampiri pria yang duduk
Gulf terkejut dengan suara yang tiba-tiba datang dari arah belakangnya "kau__"
"Kenapa sendirian disini?"
"Tidak ada hanya mencari angin segar"
"dalam dunia fiksi jika berbohong katanya hidungnya akan memanjang tapi kenapa hidungmu tidak?"
"apa maksudmu"
"tidak apa jika kau marah tapi maaf aku mendengar semuanya sejak kau duduk di taman ini"
"Kau sendiri sedang apa disini,dan apa yang kau dengar sebenarnya " tanya Gulf penuh hawatir tentang apa yang sebenarnya pria ini dengar
"Kau tau tidak semua orang menginginkan cinta takdir mereka hanya memerlukan teman hidup untuk berbagi sesi kesedihan"
"Kau ini bicara apa" Gulf hanya menjawab dengan ketus
"Tidak apa jika mulai sekarang kau menjadikan aku sebagai tempat mengadu kesedihan,aku tau tidak mudah untukmu memperlihatkan sisi lemah mu kepada orang lain tapi setidaknya kau tidak perlu pura pura didepanku karna aku sudah mengetahui nya"
Gulf merasa perkataan pria ini perlu dipertimbangkan hanya saja baru kali ini ada orang seperti ini pada nya.selama ini tidak ada orang yang dengan suka rela atau bahkan menanyakan apa Gulf membutuhkan seseorang untuk bersandar atau meluapkan rasa sedihnya?hanya Mew orang pertama yang melakukannya.Apa Gulf harus percaya pada Mew? kenapa harus berpikir begitu disaat Gulf saja tidak dekat dengan Mew.
Malam memang saat yang tepat untuk menikmati halusnya angin yang berkeliaran kesana kemari,dua pria yang tadi duduk di taman kini mereka berjalan menyusuri taman dibawah pohon yang terlihat begitu indah tersusun dengan rapinya,daun kering berjatuhan lampu taman bertengger disepanjang jalan taman,Meraka berdua nampaknya sudah mulai merasa terbuka satu sama lain,anggap saja Gulf terbuka hanya karena menganggap mereka sebagai teman sesama lelaki.
"Kenapa kau tidak mau membantuku mendorong motorku saja"
"lihat lah ini momen yang pas untuk menikmati malam di taman,apa harus kita melewatkan nya dengan mendorong motor mogok mu"
Gulf menitipkan motornya disalah satu gerai yang ada dekat taman,tentu saja Gulf tidak akan menitipkan motornya di sembarang orang, Gulf selalu berkunjung ke gerai tersebut saat ia datang ke taman.
Tidak banyak suara yang keluar dari mulut Gulf,beberapa keheningan terjadi dia tidak tau bagaimana bisa kini mereka berjalan dibawah temaram malam berdua,dia lebih memilih menikmati apa yang nampak depan mata,bumantara terlihat begitu terang seakan mendukung suasana,mangata begitu indah terpantul cahayanya yang sedikit bias berpadu dengan pantulan lampu taman.
"Mew"
"kenapa"
"kau dan baifern ada hubungan apa" sungguh apa harus dia menanyakan ini tapi sejak tadi pertanyaan itu terus mengganggu isi hatinya, walaupun sedikit canggung ia memberanikan diri bertanya
"tidak ada" jawabnya lurus tanpa ekspresi
"lalu kenapa semua siswa mengira kau mau menemui Baifern saat datang ke kelas tempo hari"
"tidak tau"
"ayolah aku tau kau mengetahuinya kenapa orang-orang berpikiran seperti itu"
mew tertawa kecil "apa kau mulai penasaran tentangku"
"tidak." jawabnya telak
"hmm baiklah aku beritahu,kata orang Baifern menyukaiku"
"kenapa kata orang?"
"karna dia tidak pernah bilang sendiri padaku kalau dia menyukai ku"
"Yang benar saja apa kau menunggu wanita duluan yang mengutarakan isi hati" Tidak tau kenapa dia mengatakan itu dengan lantang tapi sedikit kekecewaan dalam dirinya kala Mew bilang baifern tidak pernah bilang langsung kepada Mew "apa Mew akan menerima Baifern kalau dia mengutarakan isi hatinya kepada Mew?"batin Gulf
Rumor baifern menyukai Mew bukanlah rumor belaka,kenyataanya baifern pernah mengatakannya saat ia melihat Mew bertanding basket.Tentu saja semua orang beranggapan bahwa Mew dan Baifern adalah cocokologi yang pas karna sama-sama bintang sekolah, walaupun mereka tau jika di antara Baifern dan Mew tidak ada hubungan apapun.
"semua siswa mengira ngira tentang kau dan baifern ada hubungan itu artinya diantara kalian pernah__"
"aku tidak pernah menganggap nya serius karna aku tidak bisa melakukan apa yang baifern lakukan" potong mew sebelum Gulf menyelesaikan perkataannya
"maksudmu"
"aku tidak menyukainya"
sedikit rasa tenang dalam hatinya tapi tidak tau kenapa sungguh dia tidak mengharapkan jawaban itu dari Mew.
Malam yang dingin seditaknya menjadi sedikit hangat karena kini ia tidak sendiri,ia memiliki teman yang setidaknya bersedia untuk mendengarkan keluh kesah nya secara sukarela.Entah kenapa suasana malam menjadi lebih tenang saat dilalui bersama teman.Tidak banyak lalu lalang orang yang berada di taman sehingga membuat kesan kebersamaan mereka menjadi tenang.Tidak tau apa dan kenapa sepertinya Gulf bisa mempercayai manusia disampingnya ini untuk dijadikan tempat bercurah isi hati.
"bulan apa kau akan marah jika suatu hari aku tidak lagi mengadu padamu" batin Gulf seraya menatap binar bulan yang kini masih berjalan beriringan dengan Mew.
"aku antar kau pulang"
"dengan apa?".
"apa kau melihat aku membawa mobil?tentu saja jalan kaki"
"Aku akan kelelahan jika harus berjalan kaki sampai rumah"
"tidak apa aku bisa menggendong mu"
"hh,lebih baik aku lelah berjalan kaki"
Mew hanya mengidikan bahu "terserah"
'apa dia benar-benar babu dimasa lalu ku' batin Gulf menerka nerka
TBC
.
.
.
.
next part
Aku seperti mengenalnya,tapi siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
selenophile [End]
Teen Fiction🌻: Aku Gulf bukan Gap 🌞 : Aku juga Mew bukan Miu Apa harus menyalahkan Tuhan jika adil tak turut aku rasakan,kenapa Tuhan melimpahkan kebencian padaku setidaknya aku membutuhkan nuraga kiranya hidupku sukar dilalui nyatanya lara ku lewati sendiri.