Solipsistic

168 23 0
                                    

"dasar anak sialan,kau tau apa yang aku dapat setelah pernyataan mu kemarin?"

"aku mohon maafkan aku"

"maaf kau bilang? kemarin kau dengan lantangnya menyuarakan tentang siapa sebenarnya kau dan siapa sebenarnya ayahmu,kau begitu hebat memperlihatkan keburukan kedua orang tuamu di depan semua teman-teman mu,hingga aku saja tidak percaya putri sebaik kau melakukannya"

"apa kau tidak mau ambil pelajaran dari apa yang kau alami sekarang karena perkataan ku?hatimu tidak tergerak setelah apa yang aku katakan?"

"tergerak?"wajah sangar nya mulai terpancar seakan mengalahkan kegelapan yang menyelimuti ruangan

"tentu saja aku tergerak, tergerak untuk menghukum mu,kemari kau"Louis menyeret paksa Baifern yang masih merunduk dihadapannya

"ayah aku mohon jangan lakukan hal yang sama padaku"lagi-lagi Baifern harus berhadapan dengan ruangan yang menjadi musuhnya, gelapnya ruangan yang minus akan pencahayaan dari sebuah lampu gantung yang menyatu dengan platpom dinding atas menambah kesan sendu yang ada.

"kau pikir aku akan berubah kepribadian setelah pernyataan nelangsa mu disekolah?kau hanya membuatku berpikir tentang apa yang harus aku lakukan hingga kau tidak lagi-lagi melakukan hal memalukan seperti itu"

"aku hanya menginginkan hak ku sebagai anak seperti anak pada biasanya,apa sulit bagimu?"

"tidak sulit aku bahkan menunjukkan jalan yang benar untuk masa depan mu"

"jalan penuh ranjau apa bisa dibilang jalan yang benar?,kau terlalu dibutakan oleh ego hingga lupa aku anakmu"

"hentikan ocehan mu dasar anak sialan,kau mau yang lebih dari ini?katakan?"nyaring teramat nyaring,tidak tau lukanya akan seperti apa akibat lecutan yang teramat gagah menyentuh tubuh,pekikan sakit keluar dari mulut anak perempuannya, memohon untuk berhenti tapi ayahnya seolah tuli

"ayah ini sakit aku mohon"tangisannya begitu berderai,menahan darah yang keluar akibat kulit daging yang tersayat akibat kerasnya sebuah cambukan,ringisan hanya membuang tenaga yang tersisa nyatanya ayahnya tidak akan berhenti sebelum merasa cukup.

"jika kau tau akan merasa sakit karena siksaan seharusnya kau berpikir ulang sebelum lantang memproklamasikan kejahatan orang tua mu" ditariknya helaian rambut sang anak dengan kemudian menampar kulit wajah mulus hingga menyebabkan memar yang teramat luas.

"ayah aku mohon itu sakit sekali... Bright tolong aku"berharap sang kaka ada celah untuk menolongnya dari amukan sang ayah,tanpa ampun ayahnya terus menerus mencerca tubuh sang anak dengan cambukan, punggungnya sudah teramat nyeri menahan gesekan cambuk yang begitu tebal, badannya seakan remuk tidak mampu menopang diri hingga akhirnya ia ambruk hingga akhirnya ia tidak sadarkan diri dengan isakan yang masih beriringan.

Baifern hanya menyuarakan apa yang selama ini ia alami karena ulah kedua orang tuanya,ia hanya ingin dengan semua yang ia katakan takdir bisa berputar namun nyatanya ia mendapat kesakitan yang lagi-lagi karena ayahnya.

Setelah terlengar untuk waktu yang cukup lama kini Baifern kembali membuka mata,namun apa yang ia lihat membuat nya kembali meringis,sakit dan luka yang alami ternyata tidak sedikit pun ada pengobatan dari sang ayah, dipikirnya sang ayah akan terenyuh hatinya saat melihatnya pingsan namun ternyata salah kenyataan ia malah ditinggalkan didalam ruangan gelap dengan luka yang masih basah dan tentu saja teramat perih, terlebih kakinya yang diikat tali tambang yang begitu tebal, ayahnya menjadikan Baifern seolah seorang pasien kejiwaan.

Pekikan sakit dan tangis menggema mengisi keheningan ruangan gelap gulita,ia terus menerus memanggil nama sang kakak namun apa daya bukan Bright tidak mau membantu adiknya nyatanya ayahnya juga mengancam Bright jika ia berani membantu sang adik.

"ayah setidaknya ijinkan aku menemaninya untuk menjalani hukumannya"

"kau mau jadi pahlawan untuk adikmu?lebih baik kau belajar dengan benar agar tidak mempermalukan ku seperti anak sialan itu"

"anak sialan?apa yang selama ini Baifern lakukan tidak cukup untuk ayah?ayah tidak sadar jika ayah hanya menjadikan anak-anak sebagi boneka,ayah menganggap kita hanya perlu menurut dengan semua keingginan ayah,tapi apa ayah pernah berpikir untuk menuruti keinginan kita sekali saja,jika ayah tidak pernah menganggap kita sebagai seorang anak bukankan sebaiknya kita tidak terus ada disini?"

"kau mau aku usir atau aku pertemukan dengan tuhanmu"

"pilih mana saja yang kau suka,aku lebih suka jika memang harus bertemu dengan Tuhan ketimbang hidup dengan manusia serakah seperti ayah"

Hidup ini tentang pengulangan masa namun manusia saja yang kadang tak merasa,bahwa hari ini adalah tentang apa yang kita lakukan dimasa lalu.

Bright mulai menerka bagaimana kehidupannya di masa selanjutnya,jika memang lebih baik dari hidupnya yang sekarang maka ia ingin sesegera mungkin untuk tuhan mempertemukan nya dengan masa selanjutnya.

Keesokan harinya ayahnya membiarkan Bright membawa Baifern dari ruangan hukuman,begitu nestapa melihat sang adik yang penuh dengan luka,wajah cantiknya tertutup noda merah, Baifern benar-benar terlihat seperti seorang pasien kejiwaan.

Dengan penuh hati dan tertati Bright mengangkat Baifern yang tengah terlelap tidur,menahan tangis takut isakannya membangunkan sang adik,hatinya teramat sakit melihat saudara satu-satunya harus mengalami hal tak sewajarnya,ia sempat berpikir kenapa tuhan mempertahankan manusia semacam ayahnya.

"Bright"

"Bai kau bangun?,aku akan membawamu ke kamar untuk mengobati luka mu" tentu saja mereka tidak akan pergi ke rumah sakit,karena ayahnya menghalangi takut jika perbuatannya terekspos pihak lain,namun tidak untuk kali ini luka Baifern terlalu serius hingga akhirnya ayahnya memberikan ijin untuk menelepon dokter keluarga dan memanggilnya ke kediaman mereka.

Rintihan kala luka diobati membuat Bright ikut meringis, lukanya terlalu banyak hingga kini tangan kaki dan wajahnya harus berbalut kain kasa, Baifern kembali meringis saat punggungnya terkena suatu cairan obat,ia tidak mau berpura-pura kuat tangisannya ia keluarkan hingga membuat Bright ikut menenangkan sang adik.

"Bright sakit sekali"

"tahan naa..aku tau kau kuat"

"tapi ini sakit Bright aku tidak tahan"dada sudah sesak menahan kesenduan akan luka sang adik

"kenapa tidak sekalian saja aku dibuat lenyap olehnya"

"beri tahu aku apa ada cara agar kita bisa berbagi luka?jika ada aku akan mengambil semua lukamu dan menaruhnya padaku"Bright tanpa henti mengelus surai sang adik sembari memeluknya pelan karena takut mengenai luka yang ada.

Siapa yang terima jika melihat mereka yang kita anggap berarti dalam hidup menderita karena ego yang tiada ujung.

TBC
.
.
.
.
.
Kau juga terlibat?

selenophile [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang