Lipimenos

167 23 0
                                    

"Baifern hentikan ocehanmu, sebaiknya kau diam dan pergi dari sini!"

"ayolah Bright kau terus saja mengatakan kebenaran tentangku lalu apa tidak boleh aku mengatakan kebenaran tentangmu"

"katakan kebenaran apa yang mau kau ungap tentang kakak mu" Gulf menyadari sesuatu yang baru akan terungkap.

"Sebelum Mew memberi tau jika Gulf adalah pacarnya, Bright sempat menyimpan perasaan pada Gulf,setelah tau Gulf milik sahabatnya seharusnya dia melupakan mu Gulf,tapi tidak semudah itu, Bright terlalu bodoh hingga tidak bisa merelakan perasaannya begitu saja" Kebenaran apa lagi yang harus Gulf terima,semuanya terlalu tabu untuk dia yang tidak tau apa kesalahan yang sebenarnya.

"saat kau bilang Gulf hanya teman masa kecil mu aku merasa sedikit aneh dengan perkataan mu,dan ternyata benar apa yang aku pikir,selain dalam hal pendidikan aku juga harus mengalah padamu dalam hal perasaan"

"kenapa kalian mengatakan semuanya sekarang,kalian pikir aku akan kasihan dengan cerita nelangsa adik Kaka ini?"

"Bright tidak jauh berbeda denganku,kita sama-sama harus menerima perilaku tidak menyenangkan dari ayahku hanya karena kalah dalam hal prestasi,kita juga sama-sama mengalami cinta bertepuk sebelah tangan,Gulf merebut Mew dariku dan Mew merebut Gulf dari Bright, menurut kalian apa salah kita melakukan semua ini pada kalian"

"tetap salah Bai,kau tidak seharusnya seperti ini"

"lalu aku harus bagaimana,apa kau mau meninggalkan Gulf untukku?"

"sudah cukup,drama adik kakak makin melantur, sekarang terserah padamu Bright,jika kau pikir dengan memberitahukan polisi tentang ayahku akan membuatku menderita maka lakukan saja aku tidak peduli" bukan Gulf mengalah dalam hal ini hanya saja ia berpikir jalan terbaik sekarang adalah meninggalkan adik kakak yang sedang kalap akan kesalahan.

Jika hidup penuh rintangan,siapa yang mau ada disini,jika kenyataan dan realita bertentangan untuk apa terus berharap.

Memberi warna pada sebuah kanvas tidak semudah yang terlihat, membuat gambar menjadi lebih baik atau lebih buruk adalah dua pilihan yang harus terpikir saat menyatukan warna pada sebuah kanvas.

Amaraloka bukan tidak mudah didapat melainkan mara yang sudah melekat dengan takdir hidup sejak dulu hingga terasa sulit untuk mangkir sesaat saja.

Gulf pikir tuhan telah memberi seseorang dalam hidup untuk menetralkan nya saat terdayu,namun kehadiran Mew dalam hidupnya ternyata menjadi luka untuk beberapa orang.

Dengan pasti hatinya menyatakan jika apa yang dimaksud kebahagiaan adalah saat dia dan Mew bersama,namun pengakuan nya ternyata salah,tidak semudah itu tuhan berbaik hati padanya.

Setelah apa yang terjadi Gulf memutuskan untuk pulang,merasa perasaannya sudah tidak karuan untuk dikendalikan,ia tidak tau harus marah pada situasi atau kecewa pada tuhan yang lagi-lagi tidak mau berpihak padanya.

"tuan muda baru sampai, sekarang mau pergi kemana lagi?"

"aku akan keluar sebentar,jika ayah bertanya tentang aku katakan saja aku keluar untuk bertemu dengan teman ku"

"baik tuan muda"

Gulf pergi ke sebuah taman yang dulu sering ia kunjungi bersama ibunya,masih berusaha menetralkan pikiran perihal masalah yang terjadi secara tiba-tiba,kendaraan roda dua yang ia tumpangi melaju dengan kecepatan diluar batas seakan pelampiasan dari apa yang dirasa.

Kala duduk di sebuah taman kepalanya terpaksa mengulang kembali ingatan dulu tentang Gulf kecil dan wanita cantik bak malaikat, setitik memori tentang uraian kata cinta dan kasih yang telah diucapkan sang ibu kini semuanya menghilang dan mengurai.

Kesunyian bisa membuat jiwanya menjadi lebih mudah diajak kompromi dengan situasi,hatinya seakan menjadi lebih ringan walau megendap banyak keluhan.

Tentang senandika yang gulana dengan asmaraloka,hanya dengan diamlah menjadi jalan terbaik untuk menghindari meluapnya emosi yang berlebih dalam diri takut jika perlakuannya lebih menyakiti yang lain.

"Banyak yang aku pelajari dari kisahku sendiri.. menangis karna kehilangan,kecewa karna tak dihargai,terluka karena dikhianati,dan semua itu cukup memberi pandangan dimana aku bisa melihat bahwa tidak semua orang yang terlihat baik akan berbuat baik" runtuh akan kepercayaan dalam pertemenan adalah bagian kecil dari hidupnya,jauh sebelum ini Gulf sudah lebih dulu merasakan perihnya menginjak duri yang tidak bisa dihindari.

"ibu jika kau pikir aku akan bersedih karena hal ini maka kau salah,jika badai saja sudah biasa aku lalui lantas mengapa harus menggigil karena gerimis"berusaha mengadu dengan rasa baik-baik saja seakan dia yang dimaksud ibu akan mendengar nya dari atas sana.

"tidak seharusnya menaruh kepercayaan pada orang dengan begitu mudah,kenapa aku tidak belajar dari masa lalu saja jika orang terdekat akan menjadi ancaman terbesar saat dia merasa kehadiran kita adalah sebuah gangguan"

Ia hanya manusia biasa punya batas rasa, mungkin hari ini ia diam namun siapa yang tau esok lusa bisa saja jiwanya murka.

Seseorang yang banyak diam adalah dia yang banyak menyimpan keluh kesah,yang terlalu sering bertegur sapa dengan realita mengerikan namun tidak ada yang memahaminya selain hati dan pikiran yang menjadi saksi.Berpikir jika ia membagi bebannya maka hanya akan membuat yang lain ikut hanyut dengan kehidupan sendu nya maka lebih baik ia menyimpan nya untuk sendiri meski kepala sudah menolak karena terlalu banyak yang disimpan.

"aku masih berusaha mengikuti alur tuhan,tapi semakin di dalami kurasa ini melenceng dari apa yang aku mau, skenario tuhan terlalu buruk untuk ku,bagaimana jika aku keluar dari cerita ini dan pergi padamu saja ibu?" gelapnya cakrawala tetap ia pandang dengan anggapan sang ibu yang diajak bicara berada disana melihatnya.untuk sesaat ia menunduk mengingat lelahnya sedari kecil ia harus berusaha menahan bendung pertahanan yang tuhan buat dalam kisah nya.

Setidaknya pikirannya sedikit tentram usai berbagi cerita tentang hari yang dilalui pada sebuah tempat yang bahkan tidak bisa mendengar dan menanggapinya,tapi setidaknya ia merasakan kehadiran dari sang ibu,terangnya rembulan menambah durasinya untuk tetap berdiam diri di taman hingga akhirnya sebuah dering telepon mengusik lamunannya...

"iya kenapa bi?"

"......."

"apa ayah sudah pulang?"

"......."

"aku pulang sekarang,jika bisa tahan mereka dulu sebelum aku sampai!" dengan sesegera Gulf menaiki motornya untuk pulang ke kediamannya setelah mendapat telepon dari asisten rumahnya.

TBC
.
.
.
.
.
Kau sudah diluar batas

selenophile [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang