Melankolis

192 31 0
                                    

"hidupnya terlalu berliku akan perhatian yang begitu kaku,dia hanya punya aku kala hati dan pikirannya berjibaku"

"Paman bisa meninggalkan nya bukan,paman mampu menjadi seperti ayahnya jika paman fokus pada apa yang paman punya "

"meninggalkan nya tidak sulit,tapi membiarkan nya hidup tanpa aku itu yang tidak mudah"

"apa hidupnya se nelangsa itu"

"aku pernah ada niatan untuk mengembalikan dia pada ayahnya,namun apa kau tau sehari setelah aku berpikiran seperti itu hal tak terduga kunjung dalam hidupnya"

"tak terduga?"

"saat kelas dua di sekolah menengah pertama ia sempat hampir kehilangan nyawanya,tapi itu bukan tujuannya"

"dia sempat akan kehilangan nyawa karena ulahnya sendiri tapi mati bukan tujuan sebenarnya?" hanya dijawab anggukan

"dia hampir meneguk dua botol everclear" tatapan ia lontarkan ke arah depan dengan perasaan sedikit terdayu kala memutar kembali memori masa dulu

"satu tetes saja membuat hilang kesadaran, bagaimana bisa ia meneguk sebanyak itu"

"tapi percayalah dia tidak pernah berpikir sedikitpun jika hal yang dia lakukan dapat membuatnya kehilangan nyawa,niatnya hanya ingin menarik atensi ayahnya ia pikir thanawat akan datang merengkuh nya tapi sayang lagi-lagi ia di hianati realita "

"Paman thanawat tidak datang menemuinya?"

"tidak.dia bahkan mengadakan pesta besar-besaran di Thailand untuk pembukaan perusahaan barunya, sementara anak malang itu dia keracunan karena terlalu banyak kandungan alkohol yang masuk ke tubuhnya bahkan ia berada di ICU selama tiga hari dan sialnya lagi aku berpikiran kenapa tuhan tidak membawanya saja sekalian saat ia meneguk racun itu"

"Tuhan terlalu baik padanya"

"benar tuhan terlalu baik hingga membuatnya selalu menangis,tapi apa harus dia diberi mara saat dari kecil? Tuhan itu sayang atau benci sebenarnya?"

"bukankah kisah paling sempurna adalah penderitaan di awal dan diakhiri dengan kebahagiaan?"

"tapi dimana aku bisa membantu nya menemukan akhir dari ceritanya"

"kenapa paman membawanya kembali ke sini bukankah itu hanya akan membuka kembali lukanya yang telah kering"

"dia sudah dewasa dia harus mulai menghadapinya tanpa terus menghindari nya, saat di US bahkan tidurku tidak jarang terganggu karena irama isakan di malam hari,dia sudah berusah menerima dan melupakan kenyataan hidupnya namun bagaimana lagi saat melihat temannya yang diperlukan dengan baik oleh keluarga saja sudah membuat jiwanya lolos untuk kembali menangis "

"Paman lelah dengan nya?"

"sempat,aku sempat ingin menyerah untuk terus berada di sisinya tapi melihatnya terbaring selama tiga hari di ICU membuatku berpikir ulang untuk menyerahkan dia pada ayahnya"

Redupnya cakrawala membawa sang keheningan menyelimuti dingin,angin begitu lunglai menari berlawanan manggata terpantul dengan sempurna dalam damainya air dingin.Percakapan kedua pria begitu serius akan topik pembahasan,keduanya duduk tenang dengan dua kayu penyangga tubuh,hening malam menjadi melodi pengiring wacana antar kedua pria.
.
.
.
.
Hendak turun untuk mencari sesuatu yang ia butuh,namun tiba-tiba ia terhenti di pertengahan anak tangga kala melihat sang ayah yang serius akan perbincangannya dengan sang lawan bicara,ia mengurungkan niatnya dengan kembali ke kamarnya.

Menunggu sang ayah selesai dengan lawan bicaranya ia mencoba melampiaskan kebosanannya dengan memainkan sebuah simulation game yang terpampang rapi di kamarnya.

Menunggu sang ayah selesai dengan lawan bicaranya ia mencoba melampiaskan kebosanannya dengan memainkan sebuah simulation game yang terpampang rapi di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dengar suara mobil meninggalkan pekarangan rumah Gulf sesegera mungkin turun dari kamarnya.

Sebuah amplop coklat besar yang tergeletak di atas meja ruang tamu begitu menarik atensi Gulf hingga akhirnya ia mendekat dan memberanikan diri untuk membuka nya,ia tidak tau sejak kapan ia peduli dengan urusan sang ayah tapi biarlah dia merasa ingin tau untuk kali ini saja.

"Tuan Louis Alton Phimcanok? bukankah itu nama ayahnya Baifern?" Gulf tertegun kala melihat isi dari bungkusan kertas coklat ia mulai melihat dan mencoba memahami satu persatu akan hal yang begitu mengejutkan nya

"kenapa ada pada ayah,apa ayah juga terlibat?" rasa penasaran semakin tinggi namun ia tak mau ambil resiko jika ayahnya mengetahui ia yang sudah lancang membuka barang milik ayahnya,ia mengurungkan niat awalnya dengan kembali ke kamarnya.

Entah apa yang ia lihat sampai-sampai membuat pikiran nya terbawa arus akan sang ayah,ia mencoba mengingat akan kejadian belakangan ini yang kiranya ada sangkut paut dengan hal yang baru ia lihat.
.
.
.
.
"Gulf kau sudah selesai berlatih?"

"iya Aye,lalu apa yang kau lakukan disini ini loker lelaki"

"aku dari lokernya thanat untuk memberikan sesuatu"

"thanat?kau mulai dekat dengannya,kau bilang tidak mau mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi milik teman mu?"Gulf meledek Aye,tentu saja membuat Aye gelagapan

"bukan begitu maksudku tapi__"

"sudahlah Aye aku tau apa yang terjadi antara kalian berdua"

"aku saja tidak tau bagaimana bisa kau tau"

"aku?aku tau tapi aku juga tidak tau tapi masalahnya aku tau kalo__"

"bicaramu saja tidak jelas,aku kembali ke kelas saja"

"tunggu Aye" Aye hendak meninggalkan Gulf yang begitu usil terhadapnya namun pergelangan tangannya ditahan saat akan pergi

"kenapa lagi Gulf"

"ada hal yang ingin aku bicarakan dengan mu"

"di kelas saja Bai sudah menunggu dari tadi"

"tidak bisa,ini antara kita berdua"

"astaga Gulf"Aye menutup mulut dengan kedua tangannya

"apa kau mau menyatakan perasaan mu padaku? kau diam-diam menyukai ku?kenapa tidak katakan dari dulu"

"Aye apa yang kau katakan,sudah ikut aku sekarang" Gulf menarik aye upayanya menghindari seseorang mendengar pembicaraan mereka berdua

"apa se intim itu pembicaraan kita Gulf hingga harus jauh dari orang"

"dengarkan aku dengan baik Aye!"

"hmm cepat katakan sebentar lagi Bai akan mencari kita karena terlalu lama pergi dari kelas"

"Bisa kau jaga jarak dengan Baifern mulai sekarang!?"

TBC
.
.
.
.
Ada yang salah dengan pikiran mu

selenophile [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang