Di kala senja melebur dan mengelabu
Di kala matahari kemudian sangat lelah dan tak mau lagi duduk berbincang
Kelebatan malam kemudian tidak lagi memberikan ultimatum dan ketakutan
Hingga jendela pun menjadi tertutup tak membuatnya turut masuk
Kursi yang ada di teras kemudian teramat nyaman jika kau disebelahnya
Rasa sakit menjadi teramat berat hingga saat matahari tiba masih ingin ia terduduk
Ia telah beranjak
Mencoba mengeringkan luka serta berusaha merajut kembali
Tidak ada dia(ibu) dan matahari
Ia masih berlama di sana
Berteriak di dalam kerinduan kepada jiwa-jiwa yang telah pergiHaruskah menukar nyawa untuk nya agar kembali ke pelukan? Kerinduan akan sang ibu tak pernah padam sekalipun, namanya saja selalu terukir dengan rapih perlakuannya tertanam dengan baik dalam memori yang melebur menyatu dengan keheningan.
"ibu kau tau?aku selalu menjadi yang terbaik dari yang terbaik, semua hanya lah sebuah pencapaian yang tak berniat aku kenang dengan kekal seperti menggenang mu,sudah terbiasa hidupku tanpa kau tapi maklumi jika hatiku yang selalu iri akan orang lain.jika tuhan sedikit berbaik hati padaku bolehkah aku meminta agar semua memori tentang mu lenyap? aku lelah mengenang kebahagiaan dalam keterpurukan,aku lelah membandingkan diri dengan yang lain, harus kah aku menerima keadaan ku saat ini atau sibuk menyalah kan tuhan"
Tak pernah sedikitpun niatan untuk melupa sang manusia yang kini telah usai masanya,namun melihat diri yang terus meringis kala mengingat momen dengan dirinya yang sudah tiada ingin rasanya ingatannya di murnikan kala semula.
"tuan muda"
"Paman tua kau sudah kembali" Mario datang menghampiri Gulf yang tau jika orang yang sudah ia anggap seperti anak sendiri sedang merenung akan hal yang selalu membayangi pikiran nya
"aku datang tapi kau seperti tidak senang,di telpon kau menyuruh ku cepat pulang tapi apa ini? kau malah asik mengadu nasib disini"
"kau baru datang tapi sudah mengoceh apa kau tidak lelah"
"aku tidak lelah tapi apa kau yang lelah?"
"aku?lelah kenapa?"
"maksudku kau tidak lelah menyalahkan hidupmu yang seperti sekarang?"
"tidak tau,tapi aku selalu bertanya apa kehadiran ku memang benar-benar tidak di inginkan sama sekali atau aku salah tempat" derana sudah biasa ia lalui namun tetap membuat nya runtuh kala terdayuh
"mereka yang salah.hidup mereka terlalu dikuasai oleh ego sehingga lupa akan poin penting dalam kehidupan"
"setidaknya jika memang aku tidak diinginkan kenapa mereka tidak berniat mengembalikan ku pada Tuhan alih-alih merenggut hak ku sebagai seorang anak, sekarang sudah terlanjur untuk mengembalikan ku pada Tuhan jiwaku terlalu bersemangat untuk melihat sampai mana ego dan eksistensi nya bertahan"
"jangan jadikan kebahagiaan sebagai tolak ukur keberhasilan dari hidupmu, yakinlah dari sekian banyak mendung akan ada titik bahagia yang tak mampu kau bendung" percakapan hangat terjadi dibawah indahnya lukisan abstrak swastamita.
.
.
.
."Bright lepas jaket mu atau Mrs.jane akan memarahi mu saat ia masuk"
"kau sakit bright?"
"apa tidak boleh aku pakai saja jaket ku?"
"aku tau jaketmu mahal dan ber-merk tapi apa harus memamerkan nya di sekolah" thanat salah paham rupanya
"baiklah" bright melepas sebuah kulit berwujud jaket dari badannya
"bright kenapa dengan tanganmu,kau baik-baik saja?" Mew hawatir luka apa yang didapat di lengan temannya
"ini alasan ku tetap memaki jaket"
"kau bertengkar dengan siapa Bright?"
"kau gila thanat?aku tidak mungkin bertengkar dengan orang hingga seperti ini"
"lalu kenapa katakan!"
"aku terjatuh dari motor saat sedang mengajari baifern"
"kau membawa baifern denganmu saat jatuh?" bright mengangguk menjawab pertanyaan thanat
"kau benar-benar Bright,lalu bagaimana keadaannya sekarang bisa-bisanya kau membuat dia jatuh dari motor" thanat beranjak dari duduknya dan menginterogasi seakan bright seorang pelaku kejahatan
"Kau pikir aku sengaja menjatuhkan motorku"
"sudah hentikan! bright kau sudah obati lukamu tapi kenapa masih merah perah seperti ini?"
"ahh ini memang perih sekali jadi kurasa wajar jika seperti ini"
"jatuh dari motor tapi kenapa lukanya seperti diukir? memanjang dan melingkar.tunggu! memanjang dan melingkar? apa maksudnya,ah sudahlah kenapa aku pikirkan" thanat bergulat kata dengan dirinya sendiri.
"Gulf kau dengar tentang class meeting?"
"iya aku melihatnya di Mading sekolah"
"Gulf aku memilihmu sebagai kapten tim kelas kita untuk bertanding futsal" cetus salah satu siswa yang datang tiba-tiba dari arah luar kelas
"futsal?" temannya hanya mengangguk
"kenapa aku yang jadi kapten?"
"tentu saja kau bintang kelas ini,kau akan jadi Dewi Fortuna ahh tidak maksudnya Dewa Fortuna kelas kita jadi aku dan yang lain sepakat memilih mu"
"tapi aku tidak bermain futsal"
"itu sebabnya sekolah mengumumkan nya sekarang supaya kita bisa berlatih lebih dulu,kau jangan coba-coba menolaknya Gulf,kami sudah menaruh harapan padamu" temannya memohon dengan wajah sedikit memelas
"baiklah,kapan kita akan mulai berlatih?"
"Sekarang, bagaimana jika sekarang saja?" temannya terlampau semangat
"Sekarang?"
"ayolah Gulf aku juga akan menaruh harapan kemenangan kelas kita padamu"Aye ikut membujuk Gulf rupanya
"tapi bagaimana dengan Jersey nya,aku tidak punya"
"kau pikir kita memilih mu hanya cuma-cuma?kita sudah mempersiapkan semuanya kau tak usah hawatir,kita kelapangan sekarang" harus menolak atau harus mematahkan harapan teman kelas? tidak tau apa yang akan terjadi yang terpenting ia tidak mengecewakan akan harapan dari teman-temannya.
TBC
.
.
.
.
itu sakit kenapa kau menahannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
selenophile [End]
Teen Fiction🌻: Aku Gulf bukan Gap 🌞 : Aku juga Mew bukan Miu Apa harus menyalahkan Tuhan jika adil tak turut aku rasakan,kenapa Tuhan melimpahkan kebencian padaku setidaknya aku membutuhkan nuraga kiranya hidupku sukar dilalui nyatanya lara ku lewati sendiri.