13. deeptalk NayVa

49 7 2
                                    

HAIIIIIII APA KABAR? HARUS BAIK DONGG JAGA KESEHATAN TERUS YA, LAGI MUSIM SAKIT SOALNYA. MUSIM HTS JUGA SIH MWHEHEH

HAPPY READINGGGGGG
....


"Gw butuh lo, bisa ketemu sekarang?"

Naya, kini cewe itu sedang berada di dekat pantai bersama Gava. Gava tiba-tiba memintanya untuk bertemu padahal hari sudah larut.

"Gapapa?" Tanya Naya duduk di sebelah Gava, Gava menoleh menggelengkan kepalanya.

"Gapapa, gw cuma lagi butuh temen aja." Naya mengangguk mengerti.

"Udah lama jadi tukang batagor?" Tanya Gava, Naya menoleh mengernyitkan keningnya,

"Udah 5 tahun kebetulan" jawab Naya asal,

"Rame?" Tanya Gava menatap Naya, Naya menghembuskan nafasnya panjang,

"Kalo rame lanjut part 2" jawab Naya membuat tawa Gava pecah.

"Gw peluk lo boleh?" Ijin Gava, Naya menatap Gava cukup lama. Naya mengangguk sambil tersenyum, dia melihat kekosongan dan hampa dari sorot mata Gava.

"Gw kangen lo, gw butuh lo Nay. Gw gak tau kenapa lo bisa buat gw lebih tenang dan nyaman." Ucap Gava sambil memeluk Naya, Naya mengelus belakang punggung Gava mendengarkan apa yang lelaki itu ceritakan.

"Gw kangen lo Bi. Lo bener, lo gak akan pergi dari gw. Sagara belum ada kabar Bi, gw gak tau harus cari Sagara kemana lagi. Gw benci diri gw yang gak bisa nepatin janji, benci."

"Gw juga benci kenyataan bahwa keluarga gw hancur. Gw bertahan cuma karna Ella, kalo bukan dia mungkin gw udah pergi sejauh mungkin. Nyokap sama bokap emang gak pisah, tapi rasanya ini lebih dari perpisahan. Dunia gw gaada yang beres semenjak lo pergi Bi, gw kangen lo." Gava tak kuasa menahan air matanya, dia mengeratkan pelukannya.

"Kak, jangan nyalahin diri Kak Gava sendiri, ini semua kehendak tuhan." Ujar Naya pelan sambil menepuk-nepuk punggung Gava agar sedikit tenang.

"Sorry Nay gw gak bisa nahan rasa sedih gw ketika sama lo. Lo terlalu mirip sama seseorang dimasa lalu gw yang selalu ada buat gw." Ucap Gava sambil menghapus air matanya, Naya mengangguk sambil tersenyum. Tak bisa dipungkiri, Gava juga mengingatkannya pada seseorang yang dia rindukan.

"Gapapa kak, selagi nyaman cerita aja. Gw gak tau siapa yang sering lo panggil Bi, tapi lo boleh keluh kesah ke gw."

"Sorry" Gava menundukan kepalanya.

"Ada yang pernah bilang, kalo lo disuruh mati sama seluruh dunia, setidaknya lo harus punya satu orang yang nyuruh lo bertahan. Kalo misalkan gw mirip orang bisa buat Kak Gava bertahan, gw gak keberatan sama sekali." Gava mengangguk sambil tersenyum, tak lama handphone nya berdering menampilkan nama seseorang yang membuat Gava tersenyum,

"Hallo?"

"Gw liat orang mirip Bianca kemaren, dia pake seragam sekolah lo." Gava menoleh ke arah Naya. Gava yakin yang Alvero maksud adalah Naya.

"Bian balik?" Tanya Gava berpura-pura tidak tahu apa yang Alvero maksud,

"Gw pringatin jangan liatin wajah lo sedikitpun di depan dia, jangan pernah cari tahu tentang dia!!"

"Kalo gw liatin wajah gw gimana? Bian pasti bakal milih Murderous dibanding lo."

"ANJING!!!"

Gava menutup telfonnya. Dia berdiri menghampiri Naya yang kini berdiri tepat di bibir pantai sambil memejamkan matanya menikmati angin malam.

EVANESCENT || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang