55. together

17 2 0
                                    

HAPPY READING
....

Di jam istirahat kali ini Naya tidak duduk di kantin dan makan siang bersama yang lain. Melainkan dia sedang membujuk Gava di kelas.

"Ya ay? Boleh dong, sekali aja." Rengek Naya,

"Nggak ah nggak, ada aku ngapain jalan sendiri?" Tolak Gava melepaskan tangsn Naya dari lengannya.

"Kan tiap hari sama kamu, sekarang pengen jalan-jalan sendiri. Ya boleh ya? Janji besok-besok kalo mau kemana-mana sama kamu." Bujuk Naya, Gava masih mengalihkan pandangannya. Jika terus menatap Naya bisa-bisa dia iya kan dengan cepat.

"Alasannya apa? Kenapa mau jalan sendiri? Kamu lagi ada problem? Aku ada salah sama kamu?" Tanya Gava beruntun,

Naya menggelengkan kepalanya, "Nggak ada, kamu gak salah apa-apa. Aku juga gaada problem, aku lagi pengen aja." Cicit Naya.

"Sebulan terakhir kan kamu kemana-mana sendiri, sekarang udah ada aku, libatin aku dalam hal apapun." Gava menatap Naya serius. "Apa aku telat? Kamu udah biasa mandiri tanpa aku, jadi sekarang kamu milih buat sendiri?" Tanya Gava pelan, Naya menggelengkan kepalanya,

"Gak gitu kak, aku lagi pengen sendiri aja. Please ya? Sekaliiii aja, nanti pulangnya kamu jemput, Boleh?" Bujuk Naya lagi, Gava menatap Naya lama lalu menghembuskan nafasnya.

"Oke, sebelum maghrib aku jemput. Harus terus ngabarin, shareloc juga." Naya mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Makasih sayang." Naya memeluk lengan Gava, Gava mengusap kepala Naya sayang.

"Tadi nya mau marah tapi gak bisa, kamu lucu banget jadi aku gampang luluh." Ujar Gava, Naya mendongkakan wajahnya sambil tersenyum.

"Cantik." Puji Gava lalu mengecup bibir Naya.

"Guna kita berdua disini apa sih?" Tanya Reino menatap dua orang di depannya yang sedang bermesraan.

"Gini amat ya gw, udah mah jomblo di suruh kemana-mana sama mereka." Tambah Xavier ngenes.

"Ciuman enak gak sih?" Tanya Reino penasaran,

"Lo gak pernah?" Tanya balik Xavier, Reino menggelengkan kepalanya. Xavier tertawa melihat itu.

"Lo pacaran sama si Selly ngapain aja?" Tanya Xavier,

"Emang lo sama Syapira ngapain aja? Ciuman lo?" Tanya balik Reino,

"Iya, cuma sekali sih itu pun cuma ciuman doang gak lebih. Gw langsung pulang karna malu, besoknya gw minta maaf tapi ternyata gak lama dia ciuman sama cowo lain." Jelas Xavier menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kasian amat." Reino tertawa mendengar cerita Xavier.

"Bener ya karakter manusia tu gak bisa di tebak. Kemaren baik bisa jadi besok malah jadi pembunuh. Kemaren kaya orang tulus bisa jadi besok jadi orang paling brengsek. Kemaren seolah mau bisa jadi besok malah pergi seolah gak pernah nyimpen apa-apa smaa orang yang di tinggal." Ujar Xavier menatap lurus ke arah depan, Reino mengangguk setuju.

"Berharap sama manusia emang sesakit itu. Mau orang yang udah kita percaya penuh, udah kita kasih semuanya buat dia, semua sayang udah dikasih semua tapi tanpa mikir apa-apa dia pergi gitu aja. Dikira gak sakit kali ya?" Reino terkekeh pelan dengan penuturannya.

"Dia yang pergi, dia juga yang ngerasa tersakiti. Dia gatau disini gw mati-matian hilangin rasa ke dia, tapi dengan gak tau diri dia balik lagi seolah mau memperbaiki." Tambah Xavier,

"Kirain balik karna sama-sama mau membahagiakan, ternyata cuma kesepian."

Mereka sibuk dengan monolog nya sendiri sampai tak sadar bahwa Gava dan Naya sudah pergi keluar kelas terlebih dahulu.

EVANESCENT || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang