HAPPY READING
...
"Stop ngatur aku kak!" Sentak Naya sambil berdiri,"KANAAYA! Kamu jadi ngelawab terus sekarang! Aku udah bilang jangan pergi sama Rafkha apa lagi Alvero. Tapi ini? Kamu malah mau pergi sama dia ke club. Kamu kira club tempat apaan?!"
Naya menatap Gava tajam, air matanya sudah terbendung sejak tadi akhirnya menetes. Dia pergi ke dalam kamarnya, menutup pintu dengan keras membuat Gava menghembuskan nafasnya.
Gava membuka pintu kamar Naya, perenpuan itu sedang menangis menyembunyikan wajahnya diatas bantal. Gava perlahan duduk di sebelahnya mengusap rambutnya.
"Bukan ngatur, aku peduli sama kamu. Aku gamau kamu kenapa-napa. Bukan sekali duakali Rafkha nyoba buat jahatin kamu, tapi kamu terlalu berfikir positif sama orang-orang. Gimana kalo ada niat lain setelah disana dan gaada aku? Kamu gak bakal bisa hadapinnya. Aku tau kamu bisa jaga diri, tapi beda kalo lawan kamu cowo. Aku bisa percaya kamu menang lawan 5 orang gengnya Natalie, tapi kamu gak bisa menang lawan 1 cowo."
"Maaf kalo cara aku salah dan kasar." Gava memeluk Naya dari belakang, mengecup leher belakang Naya.
"Aku cuma butuh keluar, aku cape nangisin kamu terus berhari-hari sementara kamu biasa aja disana. Itu gak adil, yang putus kita berdua masa yang kehilangan aku sendiri? Aku juga mau kaya kamu biasa aja dalam hal apapun!"
"Kata siapa? Kata siapa aku gak ngerasa kehilangan? Aku berusaha biasa aja biar kamu cepet move on." Elak Gava, dia membalikan tubuh Naya menghadapnya.
"Jangan nangisin aku, gak guna. Bisa kok, nanti pasti bisa lupain aku dan dapat yang lebih lagi." Ucap Gava menatap dalam manik milik Naya.
Naya menggeleng, "Kamu udah?" Tanya Naya,
"Gak semudah itu, semua butuh proses. Kalo kamu sama aku terus kapan move on nya. Harus bisa!"
"Gak bisa! Aku gak bisa kalo gak sama kamu kak, aku udah ketergantungan sama kamu, segalanya udah sama kamu. Aku gak bisa sendiri, aku butuh kamu." Naya kembali menangis.
"Bisa, kamu belum nyoba aja."
"Emang kamu bisa?" Tanya Naya mendongkakan wajahnya,
"Gak segampang itu Kaanaya."
"Aku gak suka kamu nyebut nama aku kaya gitu, kamu cuma boleh nyebut nama aku kalo lagi marah aja!"
"Iya maaf. Ganti baju ya?" Naya menggelengkan kepalanya,
"Aku sama Alya ke club nya ya? Please aku gak pernah." Mohon Naya, puppy eyes nya membesar, bibir yang selama ini menjadi candu Gava mengerucut memohon ijin. Gava memejamkan matanya, dia tidak boleh tergoda!!
"Pwisss, boleh yaa??" Mohonya lagi, Gava menghembuskan nafanya kalah,
"Oke boleh, tapi jangan pake gini."
"Terus apa? Kan mau ke club jadi bajunya gini."
"Yang bener aja? Otak jangan di taro mulu, pake sekali-kali. Gak, ganti baju gak!" Gava berjalan ke arah lemari Naya, melemparkan baju yang lebih tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT || END✔
Teen FictionSeorang lelaki menggunakan jas hujan menutupi dirinya bahkan wajahnya, dia menatap seorang perempuan dari kejauhan yang sedang menangis dibawah derasnya hujan. Sakit, hatinya ikut sakit menatap perempuan yang setiap hari dia ukir senyuman di bibir n...