41. Ken 2

14 1 0
                                    

Happy reading
...

Setelah mengantarkan Ken, Gava memilih untuk ke apartment Naya. Di banding pulang dan mendapat berbagai omelan lebih baik dia menghindari saja.

"Abis dari mana?" Tanya Naya dengan mata tertutup. Sungguh ini sudah jam 3 shubuh mengapa Gava mengganggu tidur nyenyaknya.

"Kangen sayang." Gava memeluk Naya, menghirup leher Naya yang wangi vanila.

"Ganggu ih!" Naya bergumam sambil menepuk punggu Gava karna Gava tak mau diam.

"Kangen babe, kangen banget." Gava memeluk Naya lebih Erat.

"Bau, ganti baju sana ih." Suruh Naya sambil melepaskan pelukan Gava. Matanya masih setia tertutup karna rasanta berat sekali untuk membuka mata melihat wajah Gava.

"Hehe lupa." Gava langsung mengganti bajunya dan kembali memeluk Naya.

"Nyaman, seketika khawatir aku ilang semua kalo peluk kamu." Naya hanya tersenyum mendengar perkataan Gava.
Dia mengusap rambut Gava.

"Malem ini aja ya aku tidur bareng, janji gak ngapa-ngapain." Ijin Gava, Naya mengangguk. Lelah sekali untuk menanggapi Gava, dia hanya ingin tidur sampai adzan shubuh.

"I love u, good night sayang." Gava mencium pipi Naya,

"I love u too." Balas Naya.

Jam menunjukan jam 6 pagi. Dirinya sedang menyiapkan sarapan, sementara Gava sedang melamun sendirian di balkon. Entah apa yang sedang dipikirkan, namun Gava tampak sangat murung pagi ini.

"Ayy? Makan sini." Ajak Naya, Gava masuk dan ikut duduk di sebelah Naya.

"Kenap? Lagi banyak pikiran?" Tanya Naya, Gava menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Gapapa, aku bingung kenapa kamu cantik terus kasian orang insecure liat kamu." Puji Gava,

"Idih gembel!"

"Gombal sayangku."

Setelah Gava mengantarkan Naya ke kelasnya, dia masuk ke kelas. Dia hanya diam di kelas. Semua temannya tak ada yang mengajak ngobrol, mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Guys?" Panggil Gava, tapi tak ada yang menoleh seorangpun.

Xavier menundukan kepalanya, bergumam dalam hati "Sorry Va, gw masih kecewa sama lo." Batin Xavier bergumam.

"Gw tau kalian kecewa, tapi ada yang mau ge jelasin--"

"Jelasin kalo hari ini Ken gak sekolah dan masuk rumah sakit karna kaki nya patah? Ketua macam apa lo? Muak gw sama lo!" Reino keluar dengan langkah cepat. Gava menatap kepergian Reino yang masih membencinya.

"Kita butuh waktu." Ujar Farel sambil pergi, begitu pula dengan Xavier yang ikut pergi.

"Pada mau kemana?" Tanya Ezra, Reino hendak melewati Ezra namun segera ditahan.

"Masuk, ada yang mau kita jelasin." Suruh Ezra, Oliver hanya diam di belakang Ezra menatap teman-temannya yang menatapnya benci.

"Bahkan lo lebih bajingan dari Gava. Lo berani matahin kaki saahabat lo sendiri! Sahabat yang lo bilang keluarga! Gaada keluarga yang saling membunuh!" Reino menatap Oliver pebuh kebencian.

"CUKUP! LO BELUM TAU APA-APA! masuk ada yang mau gw jelasin!" Sentak Ezra. Reino dan yang lain masuk kelas sambil menahan emosi dan rasa kesalnya.

"Jadi gini, semalem itu..."

Flashback

"OKE INI LAH SAAT YANG DITUNGGU-TUNGGU OLEH SEMUA ORANG. Janji tetaplah janji. Karna anjing gila kalah, maka Montster akan memtahkan sebelah kakinya sesuai perjanjian!"

EVANESCENT || END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang