PROLOG

52.1K 1.7K 27
                                    

Hai, guys!

Selamat datang di cerita baru aku.

.
.
.

PROLOG

Keira yang baru saja kembali memasuki ballroom hotel tempat acara resepsi pernikahan kakaknya, tampak segera mengambil tempat duduk terdekat dan mulai memandangi keadaan di sekitar. Tempat ini benar-benar luas dan terlihat sangat mewah, indah, serta elegan dengan pemilihan warna yang terasa sangat pas. Rangkaian bunga serta pernak-perniknya ada di mana-mana, bahkan nyaris menghiasi seluruh penjuru ruangan. Sedangkan lampu-lampu kristal tampak turut meramaikan suasana sekaligus menambahkan kesan mewah.

Meskipun dream wedding-nya tidak semewah ini, tapi kalau Keira ditawari acara pernikahan semacam ini untuk acara pernikahannya suatu hari nanti, maka ia tidak akan menolaknya sama sekali. Lagi pula, siapa yang tidak menginginkan pernikahan semewah ini? Apa lagi jika untuk dipamerkan di sosmed.

Keira lantas memejamkan matanya sekilas dan mulai menggeleng samar. Tidak seharusnya ia kembali memikirkan tentang sosial media. Karena tidak segala hal harus dipamerkan di sana. Apa lagi sengaja membuat acara mewah hanya untuk memamerkan harta sekaligus mementingkan gengsi semata.

Ingat, gara-gara barang mewah serta mengedepankan gengsinya dan banyak gaya, dulu ia pernah nyaris terlilit utang hampir 100 juta rupiah. Untung saja masih ada kakaknya yang mau membantu dirinya. Sehingga utang-utang itu pun jadi berpindah kepada kakaknya. Coba kalau tidak, Keira yakin kalau salah satu bodyguard yang dipekerjakan oleh ayahnya Hanifah pasti sudah semakin berani untuk berbuat macam-macam terhadap dirinya.

Well, dulu ia nekat kabur ke Jakarta karena salah satu dari bodyguard itu ada yang hampir berbuat kurang ajar kepada dirinya. Untung saja hal itu baru terjadi melalui pesan WA. Tetapi, ia tidak menceritakannya kepada siapa-siapa, dan memilih untuk kabur saja.

Puncaknya, saat ia sudah berada di indekos kakaknya yang ada di Jakarta, kakaknya itu malah ingin mengantarnya untuk kembali pulang ke rumah. Saat itu Keira terpaksa kembali kabur karena tidak mau dibawa pulang ke rumah mereka. Ia takut kalau bodyguard-nya Hanifah akan benar-benar berbuat macam-macam terhadap dirinya.

Baru membayangkannya saja sudah mampu membuat Keira jadi merasa ngeri dan nyaris mual. Ia tidak sudi disentuh oleh pria jelek berbadan kekar. Tapi bukan berarti ia juga mau disentuh-sentuh secara kurang ajar oleh pria berwajah good looking dan menawan. Kecuali kalau orang itu adalah kekasihnya.

Di tengah keramaian pesta, Keira mendadak muram karena mengingat kembali tentang nasib percintaannya yang telah kandas di tengah jalan. Terakhir kali ia diputuskan secara sepihak oleh Sam, dan hal itu terjadi berkat campur tangannya Hanifah. Bahkan sampai hari ini kadang-kadang ia masih merasa tidak terima.

Namun, apa mau dikata? Hubungan mereka sudah berakhir begitu saja, dan ia juga sudah resmi pindah ke Jakarta. Karena di sinilah ia bekerja. Selain itu, ia juga sedang tidak ingin kembali ke rumah. Bukan karena ia tidak sayang dengan ibunya, tapi karena ia takut kalau ia berada di sana terlalu lama, maka salah satu bodyguard-nya Hanifah akan kembali mengejar-ngejar serta meneror dirinya.

Tak lama berselang, Keira sudah kembali ditarik oleh ibunya untuk kembali ikut berfoto bersama. Kali ini benar-benar satu keluarga besar. Baik dari sebelah mempelai wanita, maupun sebelah mempelai pria. Karena seluruh anggota keluarga besar tampak sudah lengkap semua.

Keira langsung mengembuskan napas lega saat sesi foto itu sudah benar-benar selesai. Ia yakin kalau foto itu nanti sudah selesai dicetak, maka wajahnya tidak akan terlalu terlihat. Karena orang yang berfoto kali ini benar-benar sangat ramai. Dan ia berada di bagian belakang dengan menggunakan heels yang tingginya tidak seberapa.

Ketika sudah turun dari pelaminan, Keira pun mulai menikmati koktail yang tersedia di tempat itu. Sebagai pembukaan, mungkin koktail ini terdengar sangat cocok untuk dicoba. Tetapi, nanti, saat di after party yang akan dilaksanakan di bar hotel ini, Keira sudah berencana untuk mencoba wine yang paling mahal yang disediakan di tempat ini. Kapan lagi ia bisa menikmati minuman secara gratis?

Keira tampak mengumbar senyum tipis. Ia sudah sangat siap untuk ikut menyelinap ke acara after party. Kalau tidak salah, acara itu memang sengaja disiapkan oleh beberapa sepupunya Pram untuk kedua belah mempelai.

Pram sendiri adalah suami dari kakaknya Keira yang bernama Melisa, dan baru tadi pagi mereka berdua menggelar acara akad nikah.

Keira jadi semakin tidak sabar untuk segera ikut menyelinap. Ibunya pasti tidak akan mencari dirinya. Karena wanita itu pasti sudah merasa terlalu lelah setelah menyalami semua tamu undangan yang saat ini sedang hadir di pesta.

***

Keira yakin kalau semua orang yang datang ke acara after party ini pasti tidak jauh-jauh dari sepupunya Pram, rekan kerja, serta para teman-teman dari kedua belah pihak mempelai.

Tanpa memedulikan lagi keadaan di sekitar, Keira yang telah mengetahui kalau semua minuman yang mereka pesan akan dibayar oleh yang punya acara, tampak segera mendekat ke arah meja bar dan langsung memesan minuman kepada seorang bartender yang tengah menjalankan tugas.

Keira benar-benar memesan wine paling mahal yang ada di sini dan meminta kepada bartender itu agar segera menyiapkannya untuk dirinya.

Namun, sebelum cairan itu benar-benar meluncur ke dalam mulutnya, seseorang malah sudah lebih dulu menyapa dirinya. Kepalanya Keira lantas berpaling ke arah samping, dan melihat salah satu sepupunya Pram yang sedang tersenyum ke arah dirinya saat ini.

“Anak kecil enggak boleh ikut main ke sini,” ucapnya setelah Keira menoleh begitu mendengar sapaan dari dirinya beberapa detik tadi.

Keira langsung pura-pura celingukan sekilas. “Siapa yang kamu maksud anak kecil? Enggak ada anak-anak di sini.“

Kali ini lelaki itu tampak menyengir. “Boleh juga,” gumamnya sebelum ikut duduk di atas kursi tinggi tepat di samping Keira. “Udah berapa gelas?” tanyanya kemudian, yang merujuk ke arah gelas minuman yang ada di tangannya Keira sekarang.

Keira tampak menggoyangkan gelasnya dengan gerakan samar. “Baru satu ini aja.”

Kemudian, Keira pun mulai sibuk dengan minumannya. Tak butuh waktu lama, ia juga sudah kembali meminta kepada bartender agar segera mengisi gelasnya lagi dengan jenis alkohol yang sama. Sedangkan pria di samping Keira, tampak terus memerhatikan gadis itu sambil sesekali menyesap minuman miliknya.

Sepertinya pria itu memang sengaja meminum alkoholnya dengan sangat perlahan, dan begitu Keira sudah mulai mabuk berat—bahkan nyaris kehilangan kesadaran, ia pun segera membantu gadis itu dengan sigap. Tentu saja bantuan itu tidak dilakukannya tanpa alasan. Apa lagi kedua mempelai sama sekali tidak menampakkan wajah mereka di sana, pria itu jadi semakin merasa leluasa untuk memberikan ‘bantuan’ kepada gadis yang ada di dalam pelukannya.

******

Thanks for reading, jangan lupa beri dukungan berupa vote, komen, & share :)

Senin, 13 Maret 2023

Saturday Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang