PART 04

19.9K 1.3K 14
                                    

PART 04

Keira tampak mendorong pintu kamar kosnya dengan cara yang tak biasa. Ia sedikit mendobraknya, hingga menimbulkan bunyi gebrakan yang terdengar cukup keras. Ia merasa bodoh amat dengan tetangga kosnya yang mungkin saja merasa terkejut, atau apa. Karena hari ini tubuhnya sudah benar-benar terasa sangat lelah. Ia lembur sampai pukul 9 malam, dan baru sampai di kos-an saat jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul 10 malam.

Tulang-tulangnya terasa ingin rontok setelah bekerja sampai malam. Ia lantas berbaring di atas ranjang sembari mengira-ngira, apakah ini semua sepadan dengan gaji bulanan serta uang tip yang ia dapat?

Rasanya ... tidak. Sama sekali tidak sepadan. Karena tenaganya terkuras terlalu banyak, sampai ia merasa kalau dirinya harus segera menyerah. Mungkin pilihan untuk pulang ke rumah orang tua memang sebuah pilihan yang sangat tepat.

Keira tampak mulai mengeluarkan ponselnya dari dalam tas kerja. Ia sengaja memakai tas backpack wanita berukuran sedang untuk sekalian membawa baju seragam miliknya. Karena ia tidak mungkin langsung memakai baju seragam waitress-nya itu dari rumah. Apa lagi ia memakai jasa tukang ojek untuk mengantarnya pergi bekerja. Polusi ada di mana-mana, dan seragam kerjanya bisa apek duluan sebelum pekerjaannya dimulai.

Keira lantas menyalakan layar ponselnya. Ia cukup sering mengeluh kepada ibunya. Tetapi, ia selalu mengingatkan ibunya itu agar tidak mengatakan tentang apa pun kepada kakaknya. Karena ia sangat bersungguh-sungguh untuk berubah, dan tidak ingin lagi menjadi beban keluarga. Sudah cukup ia membuat ibu serta kakaknya jadi kesusahan. Ia sadar kalau tingkah lakunya di masa lalu memang buruk dan sering membuat ibunya mengelus dada. Tetapi, menjadi seorang waitress terasa sangat berat sekaligus melelahkan bagi dirinya.

Keira jadi menyesal kenapa dulu ia malah bertindak bodoh dan memilih untuk berhenti kuliah. Coba saja kalau ia lulusan sarjana, setidaknya ... mungkin ia bisa mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu berat seperti pekerjaannya sekarang.

Keira mulai menghela napas kasar. Ia terduduk di atas ranjang, lalu membuka beberapa chat dari kakaknya. Ternyata kakaknya itu sudah pulang.

Kak Mel:
Kei, besok kamu bisa libur gk?
Kakak kangen sama kamu,
Sekalian mau ngasih oleh2 spesial buat kamu
Tapi kmunya ke sini sendiri,
Atau mau dipesenin gocar?
Kakak ada di apartemen

Lusa aja kak, mana bisa aku libur dadakan begini


Keira lantas beranjak, dan menaruh ponsel. Meskipun ia sesungguhnya sedang malas untuk mandi, tapi ia tetap berusaha untuk menyiram sekujur tubuhnya dengan beberapa gayung air. Tak lupa, ia juga menggosok gigi, serta melakukan double cleansing. Ia harus tetap menjaga kondisi wajahnya, karena wajahnya ini termasuk sebuah aset.

Setelah berganti pakaian, dan akhirnya bisa memakai piama yang terasa lebih lega. Keira pun tampak kembali mengambil ponselnya. Ternyata lusa nanti kakaknya sudah akan kembali masuk kerja.

Ya udah deh kak, nanti aku usahain

Kebetulan sekali, sesungguhnya Keira juga sedang merasa jenuh untuk bekerja. Ia butuh sedikit refreshing untuk menyegarkan otak serta kedua bola matanya, agar yang dilihat olehnya tidak hanya seputar restoran tempat ia bekerja, maupun indekos tempat ia tinggal. Karena nyaris dua minggu ini hanya dua tempat itulah yang paling sering ia kunjungi dan ia lihat.

***

Akhirnya, Keira berhasil mendapatkan izin dari Keenan agar hari ini ia tidak perlu masuk kerja. Ia sengaja berterus terang kepada bosnya itu kalau kakaknya baru saja pulang dari honeymoon, dan ingin mengajaknya untuk bertemu. Lagi pula, di restoran tempatnya bekerja memang tidak ada hari libur. Karena restoran itu buka tiap hari, dan saat tanggal merah tempat itu akan jauh lebih ramai lagi.

Saturday Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang