PART 11

18K 1.3K 29
                                    

WARNING!
Ada mature content-nya dikit

***

PART 11

Ini kedua kalinya Keira terbangun di tengah malam dan mendapati tangannya Jeandra yang sedang melingkar di atas perutnya. Lebih parahnya lagi, ia sedang memakai baju crop top yang sedikit memperlihatkan bagian perutnya, sehingga kulit perutnya pun jadi bisa langsung bersetuhan dengan tangannya Jeandra. Karena selimutnya sudah melorot ke bawah, sedangkan guling pembatas sudah raib entah ke mana.

Keira lantas bergerak pelan sembari menarik selimutnya ke bagian atas, ia sudah kembali memunggungi Jeandra, tapi belitan tangan pria itu sama sekali tidak terlepas. Karena saat ia bergerak memunggungi Jeandra, pria itu malah ikut bergerak dan semakin merapatkan tubuh ke arah dirinya.

Keira tampak kembali bergerak, kali ini berusaha untuk melepaskan belitan tangan pria itu dari tubuhnya. Tetapi, tidak bisa. Hingga ia pun mulai berdecak samar. “Mas!“

“Apa sih?!“
Dari nada suaranya, Jeandra terdengar ikut jengkel karena Keira yang tidak bisa diam.

“Lepas ih! Gak mau dipeluk.” Keira masih berusaha untuk melepaskan belitan tangan pria itu.

Namun, yang terjadi sebaliknya. Jeandra malah semakin merapat dan mengeratkan pelukan.

“Mas!” tegur Keira yang nyaris saja mengerang frustrasi karena kelakuannya Jeandra. Padahal ia ingat betul kalau pria itu tadi sempat mendiamkan dirinya setelah kejadian tadi sore, saat mereka berdua sedang berada di teras rumah.

“Sssttt... masih malem lho ini. Mending tidur lagi.”

Keira benar-benar merasa jengkel, tapi akhirnya ia mulai pasrah dan membiarkan Jeandra tetap memeluk tubuhnya dari dalam selimut seperti sekarang.

Keira hanya berharap, semoga saja tangannya Jeandra tidak melipir ke mana-mana. Karena saat ini ia sedang datang bulan, dan bagian dadanya jadi lebih sensitif terhadap gesekan. Ia hanya tidak mau kalau Jeandra sampai menyadari—atau mungkin memergoki—bagaimana puncak dadanya akan lebih gampang menegang, lalu tercetak jelas dari arah luar pakaian. Apa lagi saat ini ia hanya memakai baju crop top tanpa bra, dan baju itu pun agak ketat di tubuhnya.

Tak lama kemudian, Keira pun mulai kembali memejamkan mata. Sekarang ia sadar kalau pelukan Jeandra di malam kemarin, bukan terjadi karena tidak sengaja. Tetapi, karena pria itu memang sengaja ingin memeluk dirinya.

Keira sempat menyikut pelan perutnya Jeandra sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran. Karena ia masih merasa jengkel dengan perbuatan pria itu yang memeluknya tanpa persetujuan.

***

“Kayaknya kita harus pisah kamar deh, Mas,” usul Keira pagi itu saat Jeandra baru tiba di meja makan.

Hal itu tentu saja langsung memancing Jeandra dan membuat tatapan matanya berubah menjadi lebih tajam. “Sehariii aja, bisa gak sih kamu gak ngusulin hal yang aneh-aneh sama saya?”

Keira langsung merengut dan mulai terlihat kesal. “Aneh dari mananya sih, Mas?”

Jeandra yang sudah duduk di kursi makan, tampak menatap Keira dengan sebelah alis yang terangkat. Wanita itu masih bertanya di mana letak keanehan dari usulnya barusan?

Tetapi, sepertinya Keira sama sekali tidak menyadari tatapan mata dari pria itu, dan kembali sibuk berbicara.

“Ini juga gara-gara kamu yang semalem meluk-meluk aku, aku jadi enggak nyaman, dan enggak suka dipeluk.” Keira mengatakan kalimat itu dengan wajahnya yang tertekuk. Padahal ini masih pagi, tapi ia sudah merasa bad mood.

Saturday Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang