PART 25

16.5K 1K 30
                                    

Happy reading!

.
.
.

Sebelumnya Jeandra memang sudah sempat menjelaskan kenapa tiba-tiba saja pria itu memikirkan serta membeli pengaman, bahkan sudah pernah mencoba untuk memakainya—meski berakhir dengan sebuah kegagalan. Karena saat itu dia berpikir kalau Keira masih terlalu muda dan mungkin belum siap untuk punya anak dalam waktu dekat.

Ingat, pernikahan mereka terbilang sangat mendadak. Juga jarak umur mereka cukup berjauhan.

Namun, di sisi lain Jeandra juga sadar, kalau hal itu sepertinya sudah terlambat. Apa lagi Keira juga masih belum datang bulan hingga sekarang. Terhitung sudah hampir 2 bulanan sejak mereka aktif berhubungan. Meski tidak terlalu rutin—karena saat itu Jeandra sempat tidak memiliki waktu untuk bermesraan terlalu lama bersama sang istri, tapi tetap saja ... mereka sudah pernah melakukannya berkali-kali. Dan akhir-akhir ini nafsu makannya Keira juga jadi sedikit tidak wajar. Dia jadi sangat sering ngemil—apa lagi saat malam hari. Padahal setahu Jeandra, istrinya itu cukup membatasi diri untuk tidak memakan apa pun lagi jika hari sudah terlalu malam, apa lagi jika dia sudah sikat gigi sebelum naik ke atas ranjang. Oh ya, satu lagi. Biasanya wanita itu juga nyaris tidak pernah berpesan untuk dibawakan camilan ataupun makanan tertentu saat Jeandra akan pulang bekerja. Tetapi, sudah hampir 2 minggu belakangan ini dia selalu rutin meminta dibelikan ini dan itu. Bahkan pesanannya pun terbilang sangat spesifik. Sampai-sampai tukang martabak manis yang melayani pesanannya sempat menceletuk dan beranggapan kalau saat itu ia sedang memenuhi ngidam sang istri. Karena permintaan wanita itu banyak sekali. Pinggiran martabaknya harus garing, gula pasir dan kacangnya jangan terlalu banyak, tapi meses cokelatnya harus lebih banyak, dan ditabur dengan sangat merata.

Untung saja waktu itu Keira sempat mengingatkannya lagi di chat. Juga menuliskan pesanannya secara rinci. Coba kalau tidak, Jeandra yakin kalau ia pasti akan bingung dan lupa. Mungkin juga akan bolak-balik karena hasil pesanannya yang salah.

Lalu, weekend kemarin, Keira juga sempat memaksa Jeandra untuk menemaninya makan dan membeli sarapan di warung buburnya Pak Jajang. Warung bubur itu terletak tak jauh dari indekosnya Keira yang dulu, indekosnya Dahlia. Dan kebetulan sekali, mereka juga sempat bertemu dengan si ibu pemilik kos itu di sana.

Pulang-pulang, Kiera bad mood parah. Bahkan mengatakan kalau dia tidak akan pernah kembali lagi ke warung buburnya Pak Jajang. Hanya karena saat itu Dahlia sempat berkata, “Tuh, kan! Benerrr. Kalian pasti punya hubungan. Waktu itu aja ... sok-sok-an bilang gak kenal.”

Saat Dahlia mengatakan hal itu, Keira memang hanya menampilkan raut wajah masam. Hanya sekilas dan tidak terlalu kentara, tapi Jeandra yang sedang memandang ke arahnya, tentu dapat menangkap ekspresi itu dengan jelas.

Namun, ia tidak menduga kalau ternyata Keira sedang sangat kesal. Dan kekesalan itu baru bisa dikeluarkannya saat mereka berdua sudah berada di dalam mobil, bersiap untuk pulang.

“Kei.”

Keira yang pagi itu sedang menikmati mie tek tek kuah buatan Gia, tampak bergumam sekilas dan tetap sibuk pada menu sarapannya di atas meja. Oh, iya, mie tek tek kuah ini juga request-an khusus dari Keira. Gia bilang kalau kemarin sore Keira memang sempat berpesan kalau pagi ini dia ingin dibuatkan mie tek tek kuah yang enak dan spesial dengan berbagai macam topping yang lengkap. Pantas saja saat Jeandra pulang kerja kemarin, ia tidak mendapati sosok Gia di rumah, dan Keira mengatakan kalau wanita paruh baya itu sedang pergi ke mini market dekat rumah mereka untuk membeli bahan makanan yang kurang.

“Kamu enggak mau nyoba buat periksa?” tanya Jeandra dengan suara pelan, supaya Keira tidak tersinggung dan berakhir bad mood, hingga marah-marah.

Pertanyaan itu sontak saja membuat Keira jadi menatap ke arah Jeandra dan menghentikan pergerakan sendok di sebelah tangannya, sehingga sendok itu pun jadi terhenti di udara. “Maksudnya?”

Saturday Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang