PART 35
Keira langsung terpana. Kemudian mengerjap-ngerjap singkat. “Maksudnya ... dari lama ....”
“Iya, udah dari lama,” balas Jeandra, supaya bisa lebih jelas. “Kamu inget gak pas pertama kali kita ketemu dan kenalan?”
Keira menggangguk singkat. Tentu saja ia ingat. Waktu itu mereka pertama kali bertemu dan berkenalan saat di pesta ulang tahunnya Lala. Lala adalah adiknya Pram, dan Jeandra ini bisa dibilang masih berkerabat dengan mereka berdua. Karena tantenya Pram menikah dengan Om-nya Jeandra.
“Di situ aku udah ngerasa ada yang beda, tapi waktu itu aku mikir mungkin aku cuma kagum biasa, nanti juga hilang. Tapi, enggak. Aku malah tambah kepikiran.“
Keira yang mendengarnya, sontak ketawa. Ia sadar jika pesonanya memang sangat mengagumkan. Ia cantik, pintar merawat diri, dan sejak dulu memang banyak orang yang naksir. Jadi, ia tidak perlu merasa heran lagi saat Jeandra mengatakan kalimat seperti tadi.
“Terus habis itu kita pernah ketemu lagi, ‘kan? Ada kali dua atau tiga kali-an. Di situ aku ngerasa kalau kamu jadi kelihatan makin cantik. Dan jujur, aku beneran tertarik. Cuma aku enggak berani buat ngedeketin.”
“Kenapa gak berani?”
“Aku punya Nara,“ jawab Jeandra dengan suara pelan. “Kalaupun posisinya aku udah enggak sama dia ... belum tentu juga kan kamu mau dideketin sama aku?“
Keira mengangguk, tampak membenarkan. “Iya sih, apa lagi kamu juga udah tua.”
Raut wajah Jeandra langsung berubah. Tetapi, Keira tetap melanjutkan.
“Aku enggak doyan sama cowok yang terlalu dewasa, biasanya pacarku yang seumuran semua. Paling mentok tiga tahun lebih tua.”
“Terus sekarang udah doyan?”
“Enggak juga. Ini cuma kebetulan aja. Aku lagi kena apes kayaknya.”
Jeandra kontan mendengkus samar, sedangkan Keira langsung tertawa.
“Jangan asem gitu dong, mukanya. Aku kan cuma bercanda.”
Sejurus kemudian, Keira pun mulai teringat akan satu hal. Ia lantas menatap Jeandra dengan mata menyipit penuh rasa curiga.“Apa?“ tanya Jeandra, karena ia mulai merasa ada yang tidak beres dengan tatapan mata yang saat ini dilayangkan oleh Keira.
“Jangan bilang kalau kamu memang sengaja ngejebak aku di hotel waktu itu? Supaya aku bisa nikah sama kamu.“
“Enggak,“ ucap Jeandra yang langsung mengelak. Dari tatapan matanya sih, terlihat sangat meyakinkan. Hingga Keira pun jadi membatin, mungkin benar Jeandra memang tidak menjebaknya.
“Mana mungkin aku sengaja ngejebak kamu?” sambung Jeandra setelah itu.
“Terus kenapa aku bisa tidur sama kamu? Aku inget banget kalau malem itu aku minumnya sama sepupu kamu, bukan sama kamu.”
Sepupu yang dimaksud oleh Keira itu adalah Martin. Anak sulung dari Om-nya Jeandra serta Tante-nya Pram.
“Soalnya waktu itu aku ngelihat kamu yang mau dimacem-macemin sama dia. Aku enggak mungkin diem aja, makanya kamu bisa sama aku—”
“Terus kamu yang macem-macemin aku?”
Jeandra langsung menatap Keira lurus-lurus, kemudian mengerjap singkat, lalu berujar dengan suara pelan. “Sebenernya bukan aku, tapi kamu.”
“Kenapa jadi aku?”
“Soalnya kamu duluan yang macem-macem sama aku,”
Keira langsung melotot, sudah siap untuk menyanggah ucapan pria itu, tapi kalah cepat dari Jeandra. Karena dia sudah lebih dulu menyambung cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saturday Night
RomanceKeira tidak menduga kalau malam acara resepsi pernikahan sang kakak malah akan membawa malapetaka bagi dirinya. Ia terjebak dalam hubungan satu malam bersama seorang pria. Celakanya lagi, pria itu sudah memiliki seorang tunangan dan mungkin tak lama...