PART 12

17.8K 1.1K 12
                                    

Sengaja update siang, soalnya isi kontennya masih aman 👍

.
.
.

PART 12

Setelah kejadian tadi malam, tentu saja Keira sadar kalau Jeandra menginginkan dirinya. Tetapi, masalahnya, ia belum siap untuk melakukan hal itu lagi dalam waktu dekat. Dan sesungguhnya ia ingin sekali berterus terang sekaligus meminta kepada Jeandra supaya pria itu mau bersabar—bersabar untuk menunggu dirinya yang masih perlu menyesuaikan diri dengan perubahan di dalam hidupnya. Karena pernikahan ini masih terlalu mendadak bagi dirinya. Hanya saja, Keira bingung harus memulai dari mana. Sehingga tadi malam pun ia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Lalu tertidur dengan sendirinya setelah ia menduga kalau sepertinya Jeandra juga sudah tidur, karena pria itu sudah tidak lagi bersuara.

Keira lantas mengetuk pintu kamar mandi untuk mengecek keberadaannya Jeandra di dalam sana. Karena tumben sekali sosok pria itu sudah tidak terlihat lagi di atas ranjang—di samping dirinya. Karena biasanya saat ia membuka mata, orang pertama yang ia lihat adalah sosok Jeandra yang masih berada di atas ranjang bersama dengan dirinya. Kadang pria itu masih tidur lelap, tapi kadang-kadang dia juga sudah terjaga dan sengaja belum beranjak ke mana-mana.

Namun, tidak ada sahutan dari arah dalam. Sehingga Keira pun nekat untuk memutar handle pintu dan melongokkan kepalanya. Kosong. Jeandra juga tidak terlihat di dalam sana. Keira jadi berpikir, apa Jeandra sengaja menghidari dirinya? Apa mungkin kejadian semalam membuat pria itu jadi merasa tersinggung dan marah?

Keira pun akhirnya bergegas keluar dari kamar. Ini bahkan belum pukul setengah 6. Tidak mungkin kan kalau Jeandra nekat pergi ke kantor saat masih pagi buta?

Dan kebetulan sekali, saat Keira sedang menuruni anak tangga, ia melihat keberadaannya Gia yang sedang membereskan cushion di sofa ruang tengah.

Gadis itu tampak mempercepat langkah kakinya dan langsung melesat ke arah Gia.

"Bik.“

Gia yang merasa agak kaget karena panggilan barusan, tampak langsung berbalik badan sebelum berujar, “Eh?! Non Keira?”

Gia benar-benar merasa heran begitu melihatnya, karena tidak biasanya majikannya itu sudah keluar dari kamar dalam keadaan baru bangun tidur seperti sekarang, dan tidak serapi biasanya. Bahkan tanpa memakai sendal di kedua kakinya.

“Ada apa, Non? Perlu sesuatu?” tanya Gia setelah itu.

Keira hanya menggeleng pelan, tapi ia pun segera bertanya, “Bibi lihat Mas Andra?”

“Soalnya dia tadi udah enggak ada di kamar,“ sambung Keira dengan nada suara yang jauh lebih pelan. 

Gia sempat tersenyum tipis sebelum memberikan jawaban. “Tadi Den Andra pergi lari pagi, Non. Mungkin sebentar lagi udah pulang, biasanya dia lari pagi enggak sampe satu jam-an. Apa lagi ini juga masih di hari kerja.“

Keira langsung merasa lega begitu mendengarnya. Ternyata Jeandra hanya lari pagi, bukan sengaja pergi ke kantor pagi-pagi buta hanya untuk menghindar dari dirinya.

***

Keira keluar dari kamar mandi pertepatan dengan Jeandra yang baru saja membuka pintu kamar tanpa memberikan ketukan. Keduanya sempat saling bertukar tatap sebelum Jeandra menarik diri sembari mengatakan kata ‘sorry’. Dan setelah itu, Jeandra pun langsung keluar lagi—menyisakan Keira yang menatap ke arah pintu kamar yang sudah tertutup kembali.

Keira langsung menghela napas pelan, dan segera berjalan ke arah lemari pakaian. Ia sudah menduganya sejak awal. Kejadian semalam pasti akan berdampak kepada hubungan ataupun interaksi mereka berdua. Karena biasanya, saat Jeandra lupa mengetuk pintu kamar dan masuk tanpa aba-aba, pria itu tidak pernah keluar lagi dan langsung masuk ke dalam setelah mengucapkan kata maaf.

Saturday Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang