Haiii, sori ya baru bisa update lagi 🙏
***
PART 24
“Gemes banget,“ gumam Jeandra sembari memeluk tubuhnya Keira sekaligus memberikan kecupan kilat di atas pundak wanita itu yang tertutupi oleh pakaian. Lantaran saat ini Keira terlihat sedang di ambang kesadaran antara ingin menuruti rasa kantuk yang sudah ada di depan mata, atau tetap terjaga untuk menunggu dirinya sampai ia selesai bekerja.
Well, ia baru saja bergabung ke atas tempat tidur setelah menyelesaikan sisa pekerjaannya yang memang sengaja ia bawa pulang ke rumah, karena ia malas jika harus lembur di kantor dan menghabiskan lebih banyak waktu di sana serta melewatkan jam makan malamnya bersama sang istri di rumah.
“Baru selesai, Mas?” Keira bertanya sembari membalas pelukannya Jeandra dan semakin merapatkan tubuh mereka berdua di atas ranjang.
Jeandra tampak mengangguk sekilas, lalu menyatukan bibirnya ke atas bibir istrinya. Awalnya ia hanya ingin memberikan kecupan singkat sebelum tidur—seperti biasa. Karena hal ini rutin mereka lakukan sejak hubungan keduanya jadi semakin membaik dan mereka bertingkah selayaknya suami-istri yang sangat harmonis.
Namun, niat awal itu langsung berubah. Sehingga ia pun segera membenarkan posisi tubuhnya saat Keira mulai membalas ciuman darinya serta memberikan akses supaya ia bisa memainkan lidahnya dengan lebih leluasa.
Untuk sesaat, keduanya terlihat sibuk bertukar saliva sambil sesekali terkekeh dan menggoda anggota tubuh yang dapat dijamah.
Kejadian spontan itu tentu saja berhasil memancing sesuatu dari tubuhnya Jeandra. Ia ingin lebih dari sekadar ciuman serta cumbuan. Ia menginginkan Keira. Sekarang juga. Di bawah tubuhnya.
Jeandra lantas menggumamkan kata ‘Kei’ sembari benar-benar memosisikan tubuhnya ke atas tubuh istrinya.
“Mau kamu,” ucap Jeandra tepat di depan bibir Keira.
Wanita itu hanya bergumam sambil mengerjap sayu di antara deru napasnya yang kacau akibat perbuatan suaminya yang baru saja menguasai bibirnya secara membabi buta. Kadang-kadang, ciuman Jeandra memang tidak mampu diimbangi dengan baik oleh Keira. Karena wanita itu masih cukup sering kewalahan setiap kali menghadapi suaminya yang kadang bertindak di luar dugaan.
“Boleh, ‘kan?” tanya Jeandra kemudian.
“Boleh.”
Jeandra tersenyum tipis mendengarnya. Ia lantas melucuti pakaiannya Keira yang sudah terlihat berantakan sambil sesekali memberikan usapan ataupun remasan lembut di beberapa tempat sebelum ikut melucuti pakaiannya sendiri dan membuangnya secara sembarangan.
“Mau nyoba pake pengaman gak?” tawar Jeandra di antara kecupan basah yang ia layangkan di atas perut istrinya. Karena ia baru teringat kalau beberapa hari yang lalu dirinya memang sempat iseng membeli pengaman saat Keira menyuruhnya untuk mampir ke mini market selepas ia pulang bekerja.
Keira yang sejak tadi berhasil dibuat menahan napas—sesekali—oleh semua perlakuan Jeandra di permukaan kulit tubuhnya, tampak menarik napas berat sebelum membalas. “Kenapa tiba-tiba mau pake pengaman?” tanyanya dengan nada heran. Karena seingatnya ... Jeandra tidak pernah menggunakan benda itu sebelumnya.
Kali ini Jeandra tidak langsung memberikan jawaban. Karena pria itu masih sibuk mengecupi tubuhnya Keira, bahkan mengangkat salah satu kaki wanita itu untuk diberikan kecupan di bagian pergelangan kaki sebelum membawa tungkai itu untuk melingkar di punggungnya.
“Enggak apa-apa,” ujar Jeandra, menggeleng sekilas. “Aku cuma kepikiran aja. Kita udah berapa kali making love, tapi enggak pernah pake pengaman.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Saturday Night
RomanceKeira tidak menduga kalau malam acara resepsi pernikahan sang kakak malah akan membawa malapetaka bagi dirinya. Ia terjebak dalam hubungan satu malam bersama seorang pria. Celakanya lagi, pria itu sudah memiliki seorang tunangan dan mungkin tak lama...