"Edeline!" Edeline terkejut mendengar teriakan Alyssa dari atas tangga. Alyssa menuruni tangga dan menghampiri Edeline yang terlihat membawa sesuatu.
"Lin, apa yang kau bawa?" Alyssa menatap sebuah benda yang berada di tangan Edeline.
Tanpa kata Edeline mengulurkan sebuah lukisan yang terdapat di kamarnya tadi. Alyssa mengambil lukisan itu kemudian terdiam sejenak. Bukankah ini lukisan...
"Entah bagaimana lukisan itu tiba-tiba ada di kamarku. Seingat ku tidak pernah ada satupun orang yang mencoba melukis diriku, terlebih lagi lukisan itu terlihat sangat nyata." Cerita Edeline seraya melihat Alyssa yang terdiam mematung.
"Are you doing that?"
"Wait? What?! Are you kidding Lin? Kau tahu betul aku sangat buruk dalam menggambar." Sangkal Alyssa dengan raut tak percaya.
Edeline mengangguk. Benar, Alyssa sangat buruk dalam hal menggambar. Tidak mungkin gadis itu yang melakukannya.
Edeline menggigit ujung kukunya seraya berpikir siapa yang melakukan hal itu. Sampai pekikan Alyssa membuat Edeline tersentak.
"Cio!" teriak Alyssa.
Edeline berusaha bersikap seperti biasa, namun rupanya hal itu tak berhasil. Di saat ia merasakan kehadiran pria itu tepat di belakangnya. Sangat dekat, hingga ia bisa merasakan hembusan napas pria itu.
Alexio tak menanggapi ucapan Alyssa. Tatapannya jatuh pada Edeline, yang terdiam dengan tubuh mematung. Sampai netra birunya menatap hal yang tak disukainya. Gadis itu mengenakan sebuah crop top dengan memperlihatkan perut rampingnya.
Alexio menggeram tertahan. Tanpa basa-basi pria itu melepas hoodie nya dan mengenakannya di tubuh Edeline.
"Eh," Edeline sungguh terkejut dengan tindakan Alexio. Ia tidak berpikir pria itu akan melakukan hal ini.
"Jangan sekali-kali memperlihatkan tubuhmu," bisiknya pelan namun sarat akan perintah.
Selang beberapa detik Alexio berlalu dari hadapan Edeline tanpa mempedulikan Alyssa yang menatapnya tak percaya.
Edeline menatap hoodie yang berada di tubuhnya. Sampai tepukan di bahunya membuat gadis itu tersentak.
Edeline mengerutkan alisnya ketika Alyssa terdiam tanpa mengatakan apapun. Ia takut gadis itu kenapa-kenapa.
"Aly, are you okay?" tanya Edeline dengan pandangan khawatir.
"Ya, I'm okay," balas Alyssa masih dengan senyum tipisnya. "Kalau begitu aku pergi dulu, bye Linlin!"
Tepat setelah itu Alyssa pergi dari hadapan Edeline dan membiarkan gadis itu terdiam mematung.
"Mengapa dia memberikan ini padaku?" gumam Edeline sambil menatap hoodie milik Alexio di tubuhnya.
🦋🦋🦋
"Alexio!" teriak Dante kegirangan. Sedangkan sang empunya menggeram tertahan mendengar hal itu.
Alexio tak mempedulikan teriakan Dante. Pria itu justru berjalan berlawanan arah agar tak bertemu teman-temannya itu. Entah hal apa yang ia lakukan hingga ia memiliki teman seperti mereka.
"Ya! Alexio!" teriak Dante sekali lagi ketika pria itu berpura-pura tak mendengar teriakannya.
"Percuma saja kau lakukan hal itu, kau tahu betul bagaimana sikap Alexio." Timpal Gideon seraya membuang batang lolipop nya.
"Ya ya ya, kau memang benar." Ucap Dante seraya menatap beberapa mahasiswi yang menatap ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah mereka bertiga.
"Sepertinya ada yang membutuhkan perhatian ku pagi ini." Ucap Dante seraya tersenyum menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXIO [END]
RomanceSEQUEL "THE DEVIL WANTS ME" Bisa di baca terpisah [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 17+ Awal dari bencana ini di mulai ketika Edeline harus tinggal satu atap bersama keluarga Stolen, dan lebih parahnya ia harus menetap dengan pria...