Edeline menggeliat dalam tidurnya, ketika ia merasakan sesuatu yang berat di bagian perutnya. Pun Edeline berusaha membuka matanya yang terasa berat. Sampai pandangannya jatuh pada dada bidang seseorang. Tunggu dulu, apa yang sebenarnya terjadi semalam.
Edeline berusaha mengingat kejadian semalam. Hingga satu ingatan masuk ke dalam kepalanya.
"Shit!" ia telah melakukan hal itu, bersama pria yang ada di sampingnya ini.
Edeline berusaha tenang meskipun pikirannya teramat kacau saat ini. Melihat penampilannya yang hanya tertutupi selimut, itu menandakan semalam benar-benar terjadi hal besar.
Di tengah lamunannya, Edeline merasakan pergerakan Alexio sampingnya. Di saat Edeline ingin menghindar, Alexio semakin menarik tubuh perempuan itu ke arahnya.
"Dee," panggil Alexio dengan suara khas bangun tidurnya.
Edeline yang mendengar itu pura-pura menutup matanya kembali. Ia tak mau menatap bajingan di hadapannya ini.
Alexio yang melihat itu tersenyum miring. "I know you already awake honey." Bisiknya seraya mengecup cuping telinga Edeline.
Setelah itu Edeline mendorong kuat dada Alexio. Pun di saat ia ingin lari dari Alexio, dengan cepat pria itu menangkapnya kembali.
"Diam dan jangan bergerak." Desis Alexio seraya merengkuh pinggang Edeline kembali.
"Bastard!" geram Edeline, ketika pria itu bertindak seolah tidak terjadi apapun.
Edeline yang marah pun menggigit bahu Alexio. Di saat itu pula Edeline berhasil meloloskan diri dari Alexio.
"Shit!" Alexio menatap Edeline yang berusaha turun dari ranjang. Namun tak lama, pria itu menyeringai melihat kejadian selanjutnya.
Edeline terduduk di atas lantai, ketika dirinya tak mampu untuk sekedar berdiri. Rasa sakit luar biasa ia rasakan di sekitar selangkangannya. Sial. Seberapa banyak Alexio melakukan hal itu padanya. Ia pun tertunduk di atas lantai dengan amarah memuncak.
"Kau tidak akan bisa pergi, meski kau mencobanya sekalipun." Bisik Alexio seraya mengecup bahu Edeline.
Edeline semakin mengeratkan selimutnya, di saat Alexio berusaha menurunkannya. Dengan amarah yang memuncak perempuan itu menampar Alexio dengan kencang. Dengan napas tersengal-sengal ia menatap nyalang pria di hadapannya.
"You're such fucking jerk! Apa yang sebenarnya kau pikirkan huh?! Kau sudah mengambil hidupku, bahkan kau telah mengambil milikku yang berharga!" jerit Edeline dengan genangan air matanya.
"It's enough," bisik Alexio dengan tatapan tajamnya.
"What?" tanya Edeline dengan pandangan tidak percaya. Edeline ingin bangkit dari duduknya, namun dengan cepat Alexio memindahkannya ke atas ranjang.
Alexio membuat Edeline duduk di pangkuannya. Ia merengkuh pinggang perempuan itu begitu intens, hingga Edeline dapat merasakan hembusan napasnya.
"Aku melakukan ini karena kau memiliki kesalahan. Tidakkah kau ingat apa yang kau lakukan sebelumnya?" desis Aexio seraya mengecup pundak Edeline.
"It's not my fault," sangkal Edeline dengan rahang mengetat. "Sekalipun aku melakukan kesalahan. Tidak seharusnya kau berbuat seperti ini!"
Alexio tertawa kecil. "Aku sedikit berbaik hati padamu. Kau tahu, aku tidak mengeluarkannya di dalam semalam."
Edeline terdiam mendengar ucapan pria itu. Meski begitu, ia tetap marah akan apa yang dilakuan Alexio padanya.
"Tapi, jika kau mengulangi hal yang sama." Alexio menurunkan selimut Edeline sedikit. "Aku akan membuatmu mengandung anakku." Bisiknya sarat akan obsesi yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXIO [END]
RomanceSEQUEL "THE DEVIL WANTS ME" Bisa di baca terpisah [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 17+ Awal dari bencana ini di mulai ketika Edeline harus tinggal satu atap bersama keluarga Stolen, dan lebih parahnya ia harus menetap dengan pria...